Untung Besar! Raih Omset Puluhan Juta dari Hasil Panen Cabai Sampai Petikan 48 Kali.
Angga Syarief / Selasa,15 November 2022
Sengaja kami berjalan-jalan ke daerah Temanggung. Kami berniat berkunjung kembali ke lahan Bapak Sulis, sang murid dari professor cabai. Bermaksud temu kangen bersama beliau sekaligus melihat tanaman cabai beliau yang pernah kami review sebelumnya. Kami dibawa Pak Sulis ke lahan beliau, sampai dilahan kami benar-benar dibuat geleng-geleng kepala. Melihat kondisi tanaman cabai yang sekarang ini, kami kira melihat warna kuning dilahan itu karena warna kuning daun, ternyata yang ada warna kuning itu adalah buah. Sangat lebat sekali, padahal yang lahan yang digunakan beliau ini adalah lahan bekas. Menanam dari bulan Januari sampai dibulan Oktober ini pun tanaman cabai beliau masih terlihat segar bugar.
Usia tanaman sekarang 10 bulan kurang 12 hari dihitung dari awal tanam. Sudah 48x petikan. Padahal lahan yang beliau gunakan ini adalah lahan bekas, tanpa olah lahan kembali hanya menambahkan Silica Carbon, Trichoderma, dan Asam humat. Sampai diumur 10 bulan kurang 12 hari ini kondisi tanaman masih sama seperti yang kita jumpai sebelumnya. Kondisi daun masih terlihat segar, dan yang membuat heran meski sudah berumur tua tetapi produktivitas tanaman masih terbilang tinggi. Meski dari total populasi tanaman sekitar 1.300 tanaman hanya beberapa tanaman yang kurang sehat karena kekeringan dimusim kemarau. Merasa sayang mengganti tanaman baru, melihat yang ada didepan mata Pak Sulis merasa tanaman sampai sekarang kondisinya masih sehat. “Menjaga yang sudah ada daripada mengganti yang baru Mas Zaki” tutur kata Pak Sulis.
Memang tidak heran, tim kami pun melihat didepan mata kondisi tanaman memang masih segar bugar. Kami pun melontarkan pertanyaan kepada Bapak Sulis terkait berapa tonase keseluruhan petikan yang didapatkan dari mulai petikan pertama sampai petikan ke 48 ini. Beliau pun menjawab sudah mendapatkan kurang lebih 1,5 ton. Terkejut kembali kami dibuat oleh jawaban Pak Sulis. Berarti bisa jadi, bahwa tanaman cabai Pak Sulis ini satu tanaman sekali petik bisa sekitar 1-1,5 kg. Padahal kalau dihitung keseluruhan populasi hanya berkisar 1.300 tanaman, itu pun ada beberapa tanaman yang kurang sehat karena kekeringan yang kami sebutkan diawal tadi dan juga pertumbuhan tanaman ada yang beberapa yang tidak seragam. Hal ini tidak membuat hasil panen Pak Sulis mengalami grafik penurunan, justru malah sebaliknya.
Selama kami berkunjung ke berbagai lahan dan meliput tanaman cabai, memang tanaman cabai Pak Sulis yang membuat kami geleng-geleng kepala. Jarang kami temukan tanaman cabai yang per tanaman bisa mencapai petikan sebanyak 1,2 kg/tanaman. Meskipun ada, itu juga dihitung dari tanaman yang masih sehat, tetapi punya Pak Sulis ini dihitung dari total keseluruhan populasi tanaman ada yang pertumbuhan kurang seragam dan kurang sehat. Pada umumnya, petani cabai yang sudah beberapa kali pemetikan kondisi buahnya mulai dari ukurannya akan menyusut atau kecil tetapi punya Pak Sulis ini beda. “Masih terlihat persis seperti kondisi buah dipetikan pertama Mas Zaki” tegas Pak Sulis. Setelah kami mengobrol dengan beliau, ada beberapa rahasia beliau agar menjaga produktivitas tanaman dalam jangka waktu panjang. Ini rahasianya :
Pupuk susulan
Beliau masih memegang teguh apa yang dikatakan oleh gurunya yaitu Mas Udin, bahwa setiap 5 kali pemetikan beliau memberikan kembali pupuk susulan. Kebanyakan petani terutama petani cabai, setiap setelah pemetikan tidak memberikan kembali pupuk. Pupuk susulan yang beliau berikan disini adalah pupuk NPK TE 16-16-16 yang diberikan tepat dilubang susulan. Pemetikan yang dilakukan Pak Sulis yaitu 5 hari sekali, berarti interval pemberian pupuk susulan ini sekitar 25 hari sekali. Untuk dosisnya beliau awalnya menghabiskan 25 kg, terus pemberian kedua dikurangi menjadi 20 kg. Tidak bisa menjadi patokan berapa banyak dosis pupuk yang diberikan, kembali melihat kondisi tanaman apabila tanaman masih terlihat masih mau tumbuh dengan baik beliau masih akan tetap memberikan pupuk susulan.
Semprot fungisida
Bulan Oktober ini tercatat intensitas hujan yang lumayan tinggi. Air hujan yang mengguyur lahan Pak Sulis tentu membuat statement/ pemikiran tanaman akan rawan terkena jamur. Tetapi kami menjumpai langsung dilahan, belum ada tanaman yang terkena jamur seperti antraknosa. Pak Sulis ini juga selalu mengecek kondisi tanamannya, tetapi memang dirasa beliau tanamannya belum ada yang terkena jamur. Tetangga atau orang-orang sebelah beliau selalu mengingatkan untuk mengaplikasikan fungisida, dan pada akhirnya hanya untuk berjaga-jaga beliau mengaplikasikan fungisida via spray itu pun hanya sebanyak 3 kali spray. Intervalnya pun juga cukup 15 hari sekali. Fungisida yang beliau aplikasikan disini menggunakan bahan aktif Mankozeb 82% “YooZeb” dengan dosis cukup 1 sendok makan/16 liter air. Setelah 3 kali spray fungisida, sampai sekarang ini beliau tidak kembali memberikan fungisida. Karena memang dirasa tanamannya baik-baik saja tidak perlu memberikan fungisida. Lebih kearah menghemat biaya dan tenaga.
Spray nutrisi
Ternyat kunci dibalik produktivitas tanaman yang masih tetap tinggi dalam jangka waktu lama ini rahasia beliau adalah tetap memberikan nutrisi. Nutrisi yang beliau gunakan disini adalah menggunakan unsur hara Kalium cair “KALINET” dengan dosis 3-4 tutup botol/16 liter air. Interval 5 hari sekali setelah beliau melakukan pemetikan langsung beliau spray nutrisi. Kami ingatkan kembali, semakin banyak nutrisi yang diberikan ke tanaman, akan semakin baik juga laju pertumbuhan tanaman. Pupuk nutrisi kalium cair “KALINET” ini dirasa Pak Sulis baik untuk pertumbuhan tanaman. Meski beliau menggunakan dengan dosis yang cukup banyak, pupuk “KALINET” ini tidak meninggalkan efek samping pada tanaman. Malah dirasa pertumbuhan tanaman semakin laju, terlihat dari produktivitas tanaman masih tinggi.
Hasil panen
Sekilas berbicara tonase petikan beliau, sekarang kami akan berbicara omset / pendapatan yang didapatkan Pak Sulis. Mulai dari petikan pertama sampai petikan ke 48 kali ini dengan tonase sekitar 1,5 ton beliau sudah mendapatkan omset sebesar sekitar 75 juta. Meraup untung yang sangat besar.
Kesimpulan
Menurut kami, setelah mengetahui kiat-kiat perawatan Pak Sulis kami bisa menyimpulkan bahwa dalam meningkatkan produktivitas tanaman serta laju pertumbuhan tanaman kuncinya adalah pemberian nutrisi seperti pemilihan unsur hara Kalium dan pemberian pupuk susulan yang diberikan. Langkah ini menurut kami tepat, karena tanaman yang sudah dipetik tentu akan kembali membutuhkan nutrisi. Kesimpulan yang kedua pengaplikasian fungisida juga jangan terlalu kerap diaplikasikan. Cukup beberapa kali saja untuk langkah pencegahan, itu pun melihat kembali kondisi tanaman. Bila dirasa tanaman baik-baik saja ya tidak perlu diberikan. Karena pengaplikasian fungisida yang terlalu sering ini pun juga berdampak kepada pertumbuhan bunga dan buah. Sifat dari bahan yang terkandung dalam fungisida ini termasuk panas, sehingga ada kemungkinan besar menutup titik tumbuh tanaman. Meski lahan yang digunakan Pak Sulis termasuk lahan bekas, tetapi yang menjadikan tanaman cabai beliau baik seperti sekarang ini karena dari awal sudah memperkuat pondasinya. Dari pemberian unsur yang diberikan sebelum tanam yang terbilang aman untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya. Proses awal benar, untung pasti besar. Bisa dilihat cara beliau mengkondisikan lahan pada artikel sebelumnya disini.
Pak Sulis ini adalah salah satu murid dari Mas Udin, yang biasa dikenal sebagai Profesor Cabai. Pak Sulis mencoba menerapkan metode yang diberikan oleh Mas Udin. Dan sekarang Pak Sulis merasakan hasilnya. Memang kami akui metode professor cabai ini ampuh dan benar adanya.
“Gunakanlah unsur yang tepat yang dibutuhkan tanaman, saya sudah menerapkan metode dari Mas Udin, semoga metode ini bisa menjadi inspirasi dan ditiru petani cabai lainnya” Pesan dari Pak Sulis.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |