Artikel

Sulap Lahan Rusak Menjadi Media Layak Budidaya Tanaman ! 1 x Olah untuk 8 x Tanam

Sulap Lahan Rusak Menjadi Media Layak Budidaya Tanaman ! 1 x Olah untuk 8 x Tanam


Angga Syarief / Sabtu,11 Maret 2023

Harapan semua petani adalah mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Kenyataan dilapangan harapan ini menjadi sebuah angan-angan saja. Menurunnya kualitas hasil panen kebanyakan disebabkan karena serangan hama dan penyakit. Salah satu cara solusi untuk permasalahan tersebut adalah memutus rantai perkembangan penyakit tersebut. Langkah memutus rantai perkembang penyakit ini salah satunya adalah dengan melakukan penggiliran tanaman. Cara ini cukup dibilang efektif dari segi waktu untuk menghambat pertumbuhan endemik penyakit patogen. Pengertian dari rotasi tanam ini adalah penggiliran dengan jenis tanaman yang ditanam. Tanaman pertama yang ditanam benar-benar dihabiskan secara keseluruhan kemudian diganti dengan tanaman lainnya.

Kebanyakan para petani kurang memperhatikan akan cara rotasi tanam ini. Mereka lebih sering menanam dengan jenis tanaman yang sama dengan tanaman sebelumnya. Padahal jika masih melakukan pola tanam ini justru bukan memutus siklus perkembangan patogen penyakit malah menambah parah tingkat serangan hama dan penyakit.  Dengan menanam tanaman yang sama dari tanaman yang sebelumnya akan membuat inang dari patogen penyakit itu betah hidup didalam tanah dan malah semakin berkembang. Semisal, ketika kita usai menanam tanaman cabai dan kembali menanam tanaman cabai kembali, spora jamur seperti spora dari penyakit layu fusarium masih membekas. Sehingga ketika kita hendak menanam cabai kembali, inang dari fusarium tersebut akan melekat.

Efek dari tanpa melakukan rotasi tanam ini akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Maka dari itu, kita akan membahas bagaimana cara budidaya tanaman dengan tanam jenis tanaman yang sama tanpa mempengaruhi kualitas dan pertumbuhan tanaman itu sendiri. Kali ini, kita akan membahas yang begitu menarik bersama dengan Pak Sofar yang beralamat di Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Mengapa harus dengan beliau? Yap, pada lahan beliau ini sudah selama kurang lebih 11 tahun selalu ditanami tanaman jenis hortikultura. Berarti, selama 11 tahun ini beliau tidak melakukan rotasi tanaman. Tentu cara pola tanam seperti yang beliau terapkan disini akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Beliau menyadari tanah pada lahan beliau sudah termasuk lahan dengan tanah yang rusak. Tetapi yang terlihat dilahan beliau ini justru tanaman tumbuh dengan baik dan begitu optimal. Seperti apa dan caranya bagaimana, mari kita bahas satu persatu dibawah ini.

Tentang lahan

Singkat cerita, jadi lahan beliau dengan luasan kurang lebih 7.000 m2 selama kurang lebih 11 tahun lamanya selalu beliau tanami jenis tanaman hortikultura. Seperti yang sempat kami bahas diawal tadi bahwa cara budidaya tanaman yang baik itu juga memperhatikan penggiliran tanaman. Biasanya, petani pada umumnya setelah melakukan penanaman komoditas cabai lalu ditanami tanaman padi. Sifat dari tanaman padi ini adalah sebagai pembersih atau pencuci dimana manfaatnya lahan sesudah penanaman padi ini mikroorganisme yang tidak mendukung untuk tanaman akan terurai selayaknya seperti sterilisasi lahan. Akan tetapi yang beliau ceritakan kepada kami, lahan beliau ini tidak ditanami jenis tanaman lain selain tanaman cabai.

Cara sterilisasi lahan

Dengan ditanami komoditas yang selalu sama dari tanaman sebelumnya tentu akan membawa pengaruh terkait kesuburan tanah. Tanah yang baik semestinya dipenuhi mikroba yang mendukung untuk pertumbuhan tanaman dimana perannya sebagai bahan asupan makan tanaman itu sendiri. Tetapi beda halnya jika kita selalu menanam dengan komoditas yang sama dari tanaman sebelumnya, seperti contohnya tanaman cabai. Perlu kita ketahui, bahwa penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai adalah layu fusarium. Penyakit ini disebabkan oleh jamur patogen yang bisa menular didalam tanah. Ketika kita usai menanam cabai, tentu masih ada sumber inukulum penyakit apabila lahan tidak dilakukan perlakuan yang tepat. Dan saat kita mencoba menanam kembali komoditas cabai, maka akan secara otomatis tanaman cabai baru tanam itu akan menjadi inangnya fusarium.

Maka dari itu berhubung beliau tidak melakukan penggiliran tanam, cara sterilisasi lahan beliau adalah dengan aplikasi H2O2 yang dispray ke bedengan. Aplikasi ini beliau lakukan setelah 1 kali penggantian plastik mulsa. Padahal beliau mengganti plastik mulsanya setelah 4 kali penanaman. Peran H2O2 sendiri seperti disinfektan dimana sebagai pembersih atau melemahkan segala macam mikroorganisme. Jadi saat aplikasi H2O2 beliau menyadari betul mikroba negatif maupun positif didalam tanah juga akan turut terbasmi sehingga tanah benar-benar dalam kondisi steril. Beliau juga menyadari bahwa langkah beliau disini termasuk menyalahi aturan karena secara bagaimana pun mikroba positif yang dibutuhkan tanaman juga turut mati. Padahal mikroba positif ini bermanfaat sebagai asupan makanan untuk tanaman. Karena mengingat beliau tanpa penggiliran tanaman dan selalu menanam tanaman jenis hortikultura tentu beliau cemas dengan kondisi lahannya sendiri. Beliau sudah siap dengan segala resikonya.

Pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar yang beliau lakukan ini juga diberikan setiap 1 kali penggantian plastik mulsa. Jadi, selang beberapa hari aplikasi H2O2 beliau mencangkul kembali bedengannya. Awalnya, beliau mencangkul dan membuat lubang tengah memanjang pada bedengan bagian tengah setelah itu beliau memberikan pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang kambing dan asam humat “POWERSOIL” setelah itu ditutup kembali dengan tanah, baru beliau tabur dolomite pada permukaan atas bedengan. Sahabat petani masih ingatkan bahwa lahan milik Pak Sofar ini sudah termasuk lahan rusak seperti yang beliau katakan diawal tadi. Sebab itulah, beliau menyertakan kembali pupuk organik berupa pupuk kandang kambing serta asam humat yang berperan sebagai unsur pembenah tanah. Pak Sofar sendiri merasakan hal yang sangat signifikan setelah aplikasi asam humat.

Tanah pada lahan beliau yang rusak ini perlu dibenah kembali. Setelah aplikasi asam humat disinilah mulai terasa perbedaannya. Beliau begitu terkejut, seolah-olah tanah pada lahan beliau disini seperti tanah baru layaknya setelah dirombak. Asam humat sebagai unsur pembenah tanah baik secara fisik, kimia dan biologis juga mempunyai manfaat sebagai pembebas unsur N, P, dan K didalam tanah agar mudah diserap tanaman, pengikat air didalam tanah, dan mengurangi residu pupuk kimia.

Alasan petani

Alasan beliau selalu menanam tanaman jenis hortikultura karena tanaman jenis hortikultura mempunyai harga jual yang tinggi. Jika dengan luasan lahan beliau sekitar 7.000 m2 menanam selain tanaman hortikultura seperti tanaman padi, secara biaya perawatan dan modal yang dikeluarkan bahkan sering tidak menjumpai keuntungan atau tidak tutup modal. Maka dari itu, alasan utama beliau selalu menanam jenis tanaman hortikultura karena memiliki nilai jual yang tinggi jadi jika modal yang dikeluarkan banyak pun keuntungannya juga banyak.

Kesimpulan artikel kali ini adalah pengolahan lahan yang tepat dan dapat digunakan sampai berkali-kali penanaman memang sangat menguntungkan. Akan tetapi, perlu pemupukan yang tepat. Perpaduan antara pupuk kandang kambing, asam humat, dolomite ini lah yang membuat perubahan siginifikan di lahan beliau. Menyadari sejak awal lahan yang beliau gunakan tekstur tanahnya sudah rusak maka dari itu beliau menyertakan unsur pembenah tanah berupa asam humat. Ditambah lagi penyedia unsur hara untuk asupan makan tanaman berupa pupuk kandang kambing dan pengkondisian pH tanah dengan dolomite. Ketiga bahan ini memang mujarab membawa perubahan drastis pada tanaman Pak Sofar meski lahan beliau rusak.

Demikian artikel ini kami buat, pada sesi pertama ini sengaja kami banyak membahas bagaimana cara olah lahan menurut versi beliau. Untuk pembahasan perawatan tanaman beliau akan kami sambung di artikel selanjutnya. Selengkapnya dapat ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL