Artikel

Resep Ajaib! Peningkat Kesehatan Tanah dan Pengusir Layu Tanaman Cabai

Resep Ajaib! Peningkat Kesehatan Tanah dan Pengusir Layu Tanaman Cabai


Angga Syarief / Jumat,04 November 2022

Sebelumnya kami sudah membahas tentang kiat-kiat cara sederhana pencegahan layu dengan pengolahan lahan yang tepat. Artikel sebelumnya sudah kami buat bersama dengan salah satu narasumber bernama Pak Supi disini. Artikel kali ini adalah lanjutannya tepatnya membahas bagaimana perawatan tanaman cabai beliau. Mengulas kembali dari artikel sebelumnya, beliau menerangkan bahwa lahan yang digunakan beliau ini berada didaerah yang endemik dengan serangan penyakit layu dan virus kuning. Pernah mengalami kejadian juga, dilahan Pak Supi ini tergenang banjir. Terjadinya bencana ini membuat tanaman cabai beliau mengalami kematian. Tentu tingkat kemasam tanah meningkat drastis. Tetapi beliau menemukan titik terang dengan mengolah kembali lahan beliau. Menurut beliau, tanaman bisa tumbuh dengan baik ditempat ia tumbuh yang baik. Tetap menggunakan pupuk kimia sebagai dasaran meski dosisnya tidak banyak, lebih menekankan pemberian dolomite atau kapur pertanian yang mempunyai peran sebagai peningkat pH tanah. Pada akhirnya beliau berhasil membuktikan. Dan kesempatan kali ini akan sedikit membahas bagaimana perawatan tanaman cabai beliau setelah melakukan pengolahan lahan. Simak kiat-kiatnya dibawah ini.

Proses penanaman

Lahan yang sudah beliau siapkan awal mula membuat bedengan dan sudah menyertakan pupuk dasaran berupa unsur phospat, pupuk kandang, dan dolomite. Setelah itu melakukan pendiaman selama 20 hari, baru beliau melakukan penanaman. Mencoba menanam 4 varietas langsung, salah satunya adalah varietas cabai Absolut 69. Total populasi tanaman beliau adalah 6.500 tanaman.

Pupuk susulan

Sudah kami singgung diawal tadi, bahwa pupuk dasaran yang beliau gunakan hanya pupuk unsur phospat “Ferthipos”, pupuk kandang, dan dolomite. Merasa ada yang kurang, Pak Supi menambahkan pupuk susulan dengan memanfaatkan agensi hayati berupa Mikoriza. Agensi hayati mikoriza ini adalah sebuah jamur yang baik mempunyai peran sebagai simbiot mutualisme tanaman terutama bagian akar. Dari total populasi 6.500 tanaman beliau sudah menghabiskan mikoriza “MyCovir” sebanyak 12 kg. Pengaplikasian mikoriza ini beliau berikan sehari sebelum penanaman tepat dilubang tanam. Kemudian beliau melengkapinya menggunakan pupuk “HSP Astiva” dari tawon sebagai pendamping mikoriza. Peran dari mikoriza sebagai perangsang tumbuh akar dan sebagai simbiosis mutualisme, dilengkapi peran pupuk “HSP Astiva” untuk mempertahankan keseimbangan unsur hara dalam tanah. Perpaduan dua bahan yang sangat efektif dalam meningkatkan laju pertumbuhan tanaman karena mengingat pupuk dasaran yang beliau hanya sedikit lebih dominan ke dolomitnya. Mulai dari pH tanah yang optimal efek pemberian dolomite ditambah peran mikoriza dan pupuk “HSP Astiva” ini membuat laju pertumbuhan tanaman beliau sangat pesat terlihat dari tunas anakan yang tumbuh banyak dan corak warna daun hijau segar serta ketinggian tanaman.

Tidak cukup hanya itu, beliau juga memberikan kembali pupuk susulan dengan bahan yang sama diawal tadi yaitu pupuk “Fertiphos”, pupuk kandang, dolomite dan ditambahkan sekam. Ke empat bahan ini kemudian beliau campur menjadi satu dan diberikan tepat dilubang susulan yang berada ditengah-tengah antara lubang tanam. Dosis per lubang tanaman kurang lebih 1 sendok makan. Kemudian setelah memberikan pupuk susulan tersebut beliau menyemprotkan kembali dekomposer di lubang susulan yang sudah terdapat pupuk susulan tersebut.

Pengkocoran

Umur tanaman cabai milik beliau ini sekarang sudah berumur 55 hari dan baru dilakukan pengkocoran sebanyak 2 kali. Kocor yang pertama dibulan pertama beliau menggunakan “ULTRADAP” dari Pak Tani sebanyak 4 kg dan asam humat “POWERSOIL” sebanyak 1 kg. Kedua bahan ini kemudia beliau larutkan didalam drum air yang berkapasitas 800 liter air. Debit air sebanyak 800 liter air tersebut bisa mencukupi untuk mengkocor semua populasi 6.500 tanaman. Pengkocoran kedua beliau lakukan selang sebulan kemudian dengan menggunakan bahan yang sama, cuman dosis nya yang dirubah. Dosis yang beliau gunakan dikocoran kedua ini “ULTRADAP” sebanyak 6 kg dan “POWERSOIL” tetap 1 kg. Sedangkan dosis yang diberikan per tanaman kurang lebih 250ml/lubang tanam.

Pemilihan bibit unggul

Lahan beliau endemik dengan serangan penyakit layu, karena dibuat penasaran dan belajar dari pengalaman sebelumnya, beliau pada akhirnya beliau memilih bibit unggul yang toleran terhadap layu. Didalam lahan beliau ini terdapat 4 varietas sekaligus,  menanam lebih dari satu varietas sebagai ajang pembuktian bibit unggul itu sendiri. keputusan yang bijak menurut kami karena dengan pemilihan bibit unggul ini juga salah satu faktor pendukung dalam berbudidaya tanaman. Lebih memudahkan petani dalam hal perawatan karena dengan keunggulan bibit itu sudah menghemat dari segi tenaga. Berbicara layu beliau sudah membuktikan dengan pemilihan bibit unggul yang toleran layu baik itu layu bakteri maupun layu fusarium, pemilihan varietas “Absolut 69” yang ditanam di lahan yang endemik dengan serangan layu hasilnya belum ada satu pun tanaman beliau yang terkena layu.

Tidak cukup hanya itu, merasa penasaran dengan keunggulan lain dari varietas “Absolut 69” beliau sengaja menempatkan posisi tanaman didekat tanaman tetangga yang beda lahan dimana tanaman itu sudah panen pertama tetapi terkena virus kuning. Terbukti nyata, di umur 55 hari tanaman cabai varietas “Absolut 69” beliau belum ada yang terkena virus kuning. Keunggulan dari varietas “Absolut 69” ini adalah tahan terhadap virus dan toleran layu. Perbandingan dengan 3 varietas lain yang ditanam Pak Supi yang ditanam jauh dari lahan tetangga, hasilnya cukup bagus meski beberapa tanaman ada yang terserang virus kuning diumur 55 hari. Tetapi kondisi tanaman 3 varietas tersebut sudah pulih dengan cepat, ini juga karena peran dari pemberian agensi hayati mikoriza tadi sebagai simbiosis mutualisme pada akar. Sehingga pertumbuhan akar optimal, nutrisi didalam tanah dapat diserap secara maksimal. Ajang pembuktian yang dilakukan Pak Supi ini sudah terbukti nyata bahwa pemilihan bibit unggul seperti “Absolut 69” ini memang benar adanya.

Pengalaman beliau sudah beberapa kali mencoba budidaya tanaman cabai mengalami kegagalan, karena lahan yang ditanami beliau ini berada didaerah yang endemik dengan serangan penyakit layu maupun virus kuning. Tidak pernah putus asa berhenti ditengah jalan selalu penasaran seperti apa dan bagaimana menghasilkan tanaman yang bagus. Pada akhirnya menemukan titik terangnya yaitu dengan olah lahan yang tepat serta memanfaatkan unsur yang dibutuhkan tanaman agar tepat sasaran dan juga pemilihan bibit unggul.

Pengalaman saya sebelumnya gagal berkali-kali, jangan sampai ditiru. Usahakan tanah kita sehat dahulu dengan penambahan dolomite dan mikroba yang baik untuk tanah hasilnya sekarang alhamdulillah lebih baik dan enak merawatnya” sekelumit pesan Pak Supi kepada kita semua.

Demikian artikel ini kami buat, artikel sebelumnya bisa dibaca disini dan kami juga menyajikan dalam bentuk video disini.


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL