Artikel

Potret Bangga Seorang Petani Muda, Sukses Budidaya Tanaman Pare

Potret Bangga Seorang Petani Muda, Sukses Budidaya Tanaman Pare


Angga Syarief / Rabu,19 April 2023

Jenjang dunia pertanian era sekarang ini sangatlah minim peran dari anak muda. Jarang anak-anak muda sekarang yang mencoba untuk bertani. Mereka sudah termindset atau berpikiran bahwa bertani itu berat dan susah. Padahal kenyataannya bertani tidak semenyeramkan atau seberat dibayangan kita. Hal ini sudah dirasakan oleh Mas Ahmad Mustaqim, pemuda berusia 21 tahun masih tergolong sangat muda yang beralamat tinggal di Desa Tanggulangin, Kecamatan Kliron, Kabupaten Kebumen.

Diusia beliau ini kebanyakan pemuda atau rekan sebaya beliau yang masih menikmati masa-masa mudanya. Tapi Mas Ahmad sendiri justru memutuskan untuk bergelut menikmati didunia pertanian. Alasan utama Mas Ahmad memilih terjun ke dunia pertanian adalah sudah ada modal didepan mata berupa lahan kosong, sayang jika tidak dimanfaatkan. Terhitung sejak lama beliau bertani, jadi sudah beberapa komoditas yang sudah beliau coba tanam baik itu cabai rawit, pare, jambu kristal, kacang tanah dan masih banyak lagi. Secara pengalaman bisa terbilang beliau sudah terasah meski usianya masih muda. Musim tanam sekarang, Mas Ahmad mencoba menanam komoditas pare dengan alasan waktu panennya relatif cepat. Beliau menegaskan dengan jarak panen yang relatif cepat akan dengan cepat juga pemutaran modalnya. Cukup membutuhkan waktu sekitar 45 hari dari waktu pertama penanaman, tanaman parenya sudah bisa dipanen. Perlu digaris bawahi, bahwa dengan jarak panen yang cepat itu juga tergantung dari pertumbuhan tanaman itu sendiri. “kalau tanaman normal tumbuhnya bahkan optimal ya sekitar 45 hari itu Mas Zaki, kalau enggak normal ya bisa lebih”  Ujar Mas Ahmad sambil senyum ketawa.

Tidak menjadi permasalahan akan hal itu, disini yang menggiyurkan mata adalah hasil budidaya tanaman beliau.Nyatanya, yang kita lihat dilahan tanaman pare beliau ini bisa tumbuh dengan baik dan optimal. Anehnya, yang kita lihat dilapangan langsung ada beberapa buah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Ternyata, dalam satu lahan ini Mas Ahmada sengaja menanam 3 varietas langsung. Hal ini beliau terapkan guna sebagai perbandingan. Benar sekali, menurut kami sesuatu yang bisa dibandingkan itu jika kita menanam beberapa varietas dalam satu lahan karena waktu penanaman serta perawatannya pasti sama. Beda halnya, jika kita mencoba membandingkan dengan tanaman milik petani lain. Secara perawatan serta waktu tanamnya sudah berbeda. Tentang varietas dan perawatan beliau akan kita bahas bersama dibawah ini.

Tentang varietas

Pada lahan Mas Ahmad ini terdapat 3 varietas pare sekaligus diantaranya yaitu varietas pare Oktan F1 dari Cap Panah Merah, varietas pare Hokian F1 dari Bintang Asia, dan KAPTEN 40 dari MMT Seed. Alasan utama beliau melakukan penanaman 3 varietas sekaligus adalah sebagai perbandingan hasil. Beliau memang mempunyai rasa ingin tahu dan mencoba eksekusi langsung. Tidak cukup hanya mendengar rumor yang bilang “katanya” lebih baik varietas itu sendiri. Jadi Mas Ahmad memang sengaja membuktikan sendiri dengan menanam 3 varietas langsung. Kesimpulannya bisa beliau dapatkan ketika sudah mencapai hasil akhirnya. Mas Ahmad berkata “pengalaman langsung lebih nyata karena kita mengalami dan melihat langsung mas dibandingan mendengar rumor orang lain”.

Pengolahan lahan

Pupuk dasaran yang beliau gunakan cukup dengan pupuk kandang ayam petelur tanpa ada tambahan pupuk kimia. Beliau mempunyai alasan tersendiri mengapa hanya cukup dengan pupuk kandang ayam petelur sebagai pupuk dasaran, yang pertama karena mengingat harga pupuk kimia kurang bersahabat. Harga pupuk kimia sekarang ini sudah makin hari semakin melejit. Maka dari itu, cara menekan biaya operasional beliau cukup menggunakan pupuk kandang ayam petelur saja. Alasan yang kedua karena lahan beliau ini berada dilahan pesisir, dimana tipe tanahnya adalah berpasir. Justru itu beliau lebih menekankan pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang karena tipe tanah berpasir akan optimal menjadi media yang baik untuk tanaman jika pemberian pupuk kandangnya dimaksimalkan. Sebab, tipe tanah berpasir ini suhu didalam tanahnya fluktuatif selain itu daya penyerapan airnya akan cepat larut. Maka dari itu, peran pupuk kandang selain sebagai nutrisi juga sebagai pembenah tanah.

Pupuk susulan

Meski diawal beliau tidak mengaplikasikan pupuk kimia sebagai pupuk dasaran, disini beliau menggantinya dengan aplikasi pupuk kimia sebagai pupuk susulan. Pupuk yang beliau gunakan yaitu pupuk NPK Booster dan SP-36. Penggunaan dosisnya pun tidak banyak, untuk sekitar 450 tanaman beliau cukup menggunakan masing-masing pupuknya 5 kg. Pemberian pupuknya pun tidak bebarengan, beliau lakukan secara bergantian jadi semisal hari ini NPK Booster, selanjutnya ganti dengan SP-36. Interval pemupukan susulannya setiap 7 hari sekali.

Jarak tanam

Menerapkan pola tanam satu bedengan satu lajur dengan jarak tanam 50 – 60 cm. Yang menarik dilahan Mas Ahmad adalah luasan paritnya yang berbeda-beda ada yang berjarak 45 cm dan ada yang berjarak 1,5 meter. Tujuan beliau merekayasa begitu adalah memberikan ruang renggang agar tanaman leluasa tumbuh. Pare termasuk tanaman sulur dimana membutuhkan intesitas cahaya matahari yang maksimal. Sehingga dengan pola tanam Mas Ahmad disini akan memberikan ruang untuk parenya tumbuh.

Perempelan

Cara lain pengoptimalan produktivitas buah selain dengan cara genjot nutrisi maupun pemupukan adalah dengan cara teknik rempel. Cara ini beliau lakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas buah dicabang utama. Kalau tunas air tidak dirempel dan banyak dipelihara justru yang lebat adalah daun bukan buahnya. Selain cara rempel ini juga bermanfaat untuk menghindari persaingan nutrisi. Semakin banyak tunas air yang dipelihara akan semakin banyak juga nutrisi yang dibutuhkan. Jika sampai nutrisi yang kita berikan kurang maksimal, maka tanaman akan berebutan nutrisi. Beliau cukup merempel tunas air bagian bawah sekitar 8-9 tunas air.

Pembeda dari lahan petani umumnya, lahan milik Mas Ahmad terdapat jarring-jaring ikan yang dipasangkan di area tanaman. Jaring-jaring ini berguna sebagai tempat merambat tunas-tunas air. Meski sebenarnya tanaman mampu merambat dengan sendirinya, tetap perlu bantuan manusia untuk merambatkan supaya lebih tertata rapi.

Penyepraian

Spray untuk  buah beliau menggunakan pupuk kalium KALINET dengan dosis 10ml/16 liter air dan pupuk MKP dengan dosis 3 SDM/16 liter air yang dicampur menjadi satu. Perpaduan dua bahan ini memberikan efek nyata pada tanaman pare beliau. Pertumbuhan bunga dan buah sangatlah produktif.

Selain spray buah, beliau juga berfokus untuk spray daun dengan pupuk Gandasil D dengan dosis 2 SDM/16 liter air dan pupuk mikro VITARONSL dengan dosis 20 ml/16 liter air. Selain untuk nutrisi daun, penggunaan pupuk mikro juga bermanfaat untuk pengimbangan unsur hara makro dan juga menjaga tanaman dari tingkatan stress berlebih karena cekaman abiotik. Cuaca yang ekstrim akan dengan mudah juga membuat tanaman mudah stress.

Insektisida dan Fungisida

Aplikasi fungisida dan insektisida tetap beliau lakukan. Tidak terlalu rutin aplikasi, karena beliau lebih melihat kondisi tanamannya terlebih dahulu. Menariknya dilahan Mas Ahmad, cara aplikasi insektisidanya. Terdapat botol mineral bekas yang digantungkan diarea tanaman. Ternyata didalam botol bekas ini terdapat air yang sudah tercampur insektisida. Cara ini beliau terapkan untuk mencegah adanya lalat buah, sehingga dari bau insektisida yang dipasangkan dibotol akan mengusir lalat buah. Hama ini, memang cenderung tidak menyukai bau-bau yang menyengat.

Demikian artikel ini kami buat, sebelum kami tutup ada secuil pesan dari Mas Ahmad kepada kita semua

“Tetap mau berusaha apapun itu terlebih modal yang sudah ada didepan mata, pinter-pinter mencari peluang dan selalu percaya diri”

Selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
VITARON