Artikel

Pola Tanam Cabai : Jarak Tanam Nekat Berdekatan Hasil Malah Menguntungkan

Pola Tanam Cabai : Jarak Tanam Nekat Berdekatan Hasil Malah Menguntungkan


Angga Syarief / Rabu,24 Mei 2023

Faktor keberhasilan budidaya tanaman tidak terlepas dari pola tanam. Pola tanam membawa dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Beragam manfaat dapat kita rasakan dengan memperhatikan pola tanam seperti pengaturan jarak tanam. Cara meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cabai salah satu caranya bisa dengan memperhatikan jarak tanam. Jarak tanam yang tepat ini juga dapat mengurangi resiko serangan hama dan penyakit. Jarak tanam yang tepat memungkinkan setiap tanaman cabai mendapatkan akses yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari. Dalam jarak tanam yang memadai antara tanaman cabai, sistem akar dapat berkembang dengan baik tanpa ada persaingan nutrisi. Maka dari itu, jarak tanam termasuk hal yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman cabai.

Jika kita sampai menyepelekan akan hal ini, akan berdampak cukup fatal terhadap pertumbuhan tanaman. Jarak tanam yang terlalu dekat bisa memperburuk daya tumbuh tanaman. Kepadatan populasi yang tinggi, akan memberi kesempatan serangan hama dan penyakit lebih cepat menyebar. Jangkauan infeksi yang ditimbulkan akan lebih luas karena kepadatan populasi dapat menimbulkan area tanaman budidaya menjadi lembap. Dimulai tingginya tingkat kelembapan ini akan memicu pertumbuhan patogen penyakit. Padahal yang kita ketahui, karakteristik tanaman cabai ini akan riskan terhadap tingkat kelembapan yang terlalu tinggi. Secara tidak langsung, kita akan membuat tanaman kita mulai terserang penyakit.

Artikel ini akan membahas tentang pola tanam budidaya tanaman cabai yang cukup nekat dengan jarak tanam yang terlalu rapat. Bersama dengan Mas Asmadi, salah satu petani yang tinggal di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Memiliki lahan yang ditanami cabai, bahkan didaerah endemik virus dan penyakit sekalipun. Menariknya, beliau termasuk salah satu petani yang cukup nekat. Bagaimana tidak? Tanaman cabainya dibudidayakan dengan menerapkan pola jarak tanam yang terlalu rapat atau padat. Herannya, disini justru tanaman masih bisa tumbuh dengan baik dan bisa dikatakan beliau berhasil. Pastinya terdapat sebuah pola perawatan tepat yang beliau lakukan. Mas Asmadi menerangkan bahwa pola perawatan yang beliau lakukan ada beberapa langkahnya, ada dibawah ini.

Tentang varietas

Pemilihan varietas pastinya memegang peranan penting pula. Produksi tanaman jenis hortikultura seperti tanaman cabai peran varietas sangat penting sebab sekitar 60% keberhasilan budidaya tanaman ditentukan oleh pemilihan varietas. Musim tanam saat ini, Mas Asmadi memilih varietas Cabai MARUYUNG PLUS sebagai pilihannya. Pernah menanam cabai yang satu merek juga yaitu MARUYUNG di musim tanam sebelumnya, merasakan sendiri bahwa MARUYUNG PLUS ada perbedaan dengan cabai MARUYUNG. Varietas MARUYUNG PLUS adalah perkembang dari varietas MARUYUNG. Segi diameter buah lebih besar dan kulit buahnya lebih tebal. Secara produktivitas buahnya, setiap tangkainya dapat menghasilkan 2-3 buah.

Pupuk dasar

Mas Asmadi memilih pupuk kandang dan dolomite sebagai pupuk dasarannya. Cukup dua bahan itu saja tanpa pemberian pupuk kimia. Beliau lebih menekan pemberian pupuk kimia sebagai pupuk dasaran. Mas Asmadi berupaya sejak awal untuk mencoba memperbaiki struktur tanahnya. Menyadari bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan membuat ketergantungan tanaman. Selain itu pupuk kimia yang berlebihan mampu membuat perubahan fisik, kimia, maupun biologis tanah itu sendiri. Sehingga Mas Asmadi berfikiran sejauh itu untuk selalu membuat tanahnya kembali sehat.

Pengocoran tanaman

Pengocoran yang Mas Asmadi lakukan hanya melakukan satu kali pengaplikasian saja. Beliau menggunakan CAL-HA via kocor ketika tanaman berumur 7 HST. Dosis yang beliau gunakan 5 SDM/20 liter air. Kandungan kombinasi antara kalsium dan asam humat pada CAL-HA inilah yang membuat pilihan bahan yang harus dikocorkan Mas Asmadi. Alasan utama beliau menggunakan CAL-HA karena beliau berniat untuk memperkuat sistem jaringan tanaman. Kandungan kalsium efektif menjaga immune tanaman sehingga ketika sistem jaringannya kuat, akan memperkuat antibodi tanaman juga. Selain itu, kandungan asam humat yang dapat membantu memperbaiki unsur fisik, kimia, maupun biologis tanah sehingga akan dengan sendirinya unsur hara didalam tanah akan tersedia. Dengan begitu, tanaman akan dengan mudah menyerapnya dan membiasakan pertumbuhan akar agar optimal.

Spray fase vegetatif

Dalam rangka mencukupi nutrisi bagian atas, Mas Asmadi melakukan via spray dengan VITARONSL dan selingan MORDENFOL. Fokus pemberian pupuk unsur mikro yang ada pada VITARONSL diimbangi unsur magnesium phospat pada MORDENFOL membawa pertumbuhan diawal tanamannya dengan optimal dan baik. Ketika kita berupaya untuk melakukan pemupukan berimbang antara aplikasi pupuk makro dan mikro, akan membantu laju pertumbuhan tanaman.

Dengan dosis VITARONSL 15ml/16 liter air dan dosis MORDENFOL 10ml/16 liter air. Spray mulai diaplikasikan saat tanaman menginjak 7 HST dengan interval 6-7 hari sekali.

Spray fase generatif

Yang membuat daya tarik mata kami adalah kondisi buah tanaman cabai milik beliau. Dengan buah yang lebat, sampai-sampai tanaman mendoyong bahkan sampai merunduk. Memang disini yang membuat kami bertanya-tanya mengapa beliau tidak menggunakan ajir yang memadai. Beliau sendiri menegaskan bahwa “Saya sudah menggunakan ajir pada umumnya Mas Zaki, tapi memang kondisi buahnya yang lebat begini ya mau bagaimana?” kata beliau sambil tertawa. Meski begitu, posisi tanaman tidak sampai patah atau roboh.

Efek pemberian kalium, phospat, dan boron KALINET menjadi jawaban dibalik ini semua. Dosis awalnya cukup dengan 10 ml/ 16 liter air mulai beliau aplikasikan ketika tanaman berumur 40 HST. Dengan aplikasi rutin KALINET, justru membuat tanaman cabai beliau mampu berbuah lebat. Setiap tunas anakan ditumbuhi buah berbondong-bondong.

Perempelan

Tanpa melakukan perempelan sama sekali. Inilah yang membuat tanaman beliau terlihat rimbun dan penuh dengan buah. Beliau membantu menjawab bahwa salah satu faktor lagi yang membuat tanaman beliau sampai doyong atau merunduk ini karena tidak merempel tunas anakannya. Sehingga dengan begitu, tanaman bisa tumbuh rimbun dan membuat tanaman seakan-akan terlalu berat. Meski begitu, tanaman masih terlihat aman-aman saja. Tidak menjadi sebuah kendala bagi beliau.

Jarak tanam

Pola tanam dengan menggunakan dua lajur dan jarak tanam yang cukup berdekatan. Ditambah lagi beliau juga menumpangsarikan CRM dengan CMB. Jadi jarak tanam yang dimaksud berdekatan adalah jarak tanam antara dua lajurnya. Jarak lajur kanan dan kiri beliau menggunakan jarak 15 cm, sedangkan jarak antar lubang tanam yang bersebelahan beliau menggunakan 50 cm. Dan jarak tanam antara CRM dengan CMB beliau menggunakan jarak 50 cm.

Dengan jarak tanam yang menurut kami nekat, meski begitu tanaman justru masih terlihat aman. Seharusnya dengan jarak tanam yang terlalu rapat inilah yang membuat tanaman akan riskan serangan penyakit seperti bercak daun, patek, dan layu. Sejauh mata kami memandang tanaman masih sehat dan menunjukan pertumbuhan secara normal.

Aplikasi fungisida & Insektisida

Tidak menutup kemungkinan juga, ternyata menjadi salah satu cara antisapi beliau dari serangan jamur dengan kombinasi fungisida kontak dan sistemik. Spray fungisidanya pun selalu beliau lakukan perollingan bahan aktif. Jadi spray pertama beliau spray dengan fungisida sistemik bahan aktif Azoksistrobin+ Difenokonazol dan fungisida kontak bahan aktif Klorotalonil, untuk spray berikutnya beliau rolling fungisida kontaknya dengan bahan aktif Mankozeb. Cara perollingan ini efektif dalam menekan jamur, karena beliau berpendapat bahwa bahan aktif yang selalu sama diaplikasikan secara terus menerus dapat membuat jamur resisten.

Sedangkan aplikasi insektisidanya beliau lebih melihat kondisi gejala serangannya terlebih dahulu. Tidak terlalu beliau aplikasikan secara rutin, sebab beliau lebih berupaya aplikasi ketika tanaman mulai timbul gejala awal. Beliau berfokus agar bahan yang digunakan tepat sasaran dan menghemat penggunaan insektisida.

Dengan pola tanam menerapkan jarak tanam yang tidak sewajarnya disini beliau berhasil membuktikan bahwa tanaman cabainya masih bisa tumbuh dengan optimal. Akan tetapi, ini tidak menjadi patokan yang bisa kita aplikasikan pula. Dibalik itu semua, pola perawatan dengan aplikasi nutrisi yang tepat dan berimbang menjadi jawaban satu-satunya. Ketika tanaman terpenuhi akan nutrisinya, akan dengan sendirinya daya tahan atau antibodi tanaman menjadi kuat. Perollingan bahan aktif fungisida juga efektif dalam menekan pertumbuhan jamur. Demikian artikel ini kami cukupkan, selengkapnya dapat ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
KALINET
VITARON
MORDENFOL