Perawatan Tepat Menghasilkan Tanaman Sehat dan Produktivitas Meningkat Pesat
Angga Syarief / Jumat,30 Desember 2022
Media pijakan tumbuh tanaman adalah tanah, secara alami didalam tanah sudah terdapat berbagai macam unsur-unsur sebagai sumber makanan tanaman yang menopang pertumbuhan tanaman. Tetapi pada kenyataannya, tanaman contohnya tanaman cabai bisa tumbuh optimal juga perlu nutrisi tambahan dengan bantuan manusia baik itu melalui via kocor, spray, maupun pengolahan lahan. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dimana didalam tanah terdapat unsur-unsur atau mikroba baik. Tetapi bagaimana jika didalam tanah tersebut juga terdapat mikroorganisme jahat untuk tanaman? Meski perbandingannya lebih banyak mikroorganisme baik dibandingkan dengan mikroorganisme jahat, tetapi tidak menutup kemungkinan penyebaran mikroorganisme jahat secara cepat. Sehingga inilah yang menjadi faktor penyebab tanaman rentan terkena serangan patogen penyakit seperti busuk batang, layu maupun antraknosa/patek.
Masih ingatkah sahabat petani semua dengan Pak Supi? Salah satu narasumber kami yang sebelumnya sudah pernah kita wawancarai dan berbagi pengalaman kelam beliau dalam budidaya tanaman cabai. Selama budidaya tanaman cabai beliau sudah merasakan pahitnya, karena dari pengalaman sebelumnya tanaman cabai beliau hampir keseluruhan terkena layu dan antraknosa. Menyadari ada yang salah dalam hal perawatan, pada akhirnya beliau mendapatkan solusinya yaitu dengan memperhatikan pengolahan lahan. Sempat kami buatkan artikel kiat pengolahan lahan yang tepat menurut beliau, ada disini. Menurut Pak Supi, pengolahan lahan yang menjadi penentu nyawa tanaman hidup atau tidaknya. Pada artikel sebelumnya, kami lebih membahas tentang pengolahan lahan dan perawatan tanaman fase vegetatif. Untuk sekarang ini, kami akan membahas perawatan beliau di fase generatif. Serangan patogen penyakit yang menyerang pada tanaman cabai biasanya mulai fase generatif. Artikel ini akan membongkar kiat perawatan Pak Supi pada tanaman cabai beliau difase generatif, kita bongkar dibawah ini.
Uji varietas
Dalam lahan Pak Supi ini terdapat 4 varietas tanaman cabai salah satunya adalah varietas cabai Absolut 69. Saat awal pertumbuhan, tampaknya 4 varietas tersebut tumbuh dengan baik tetapi seiring berjalannya waktu ketika tanaman sudah menyentuh fase generatif tampak beberapa tanaman mengalami kendala. Ada beberapa tanaman yang terserang virus kuning dan serangan patogen penyakit. Akan tetapi untuk varietas Absolut 69 terasa baik-baik saja tanpa kendala. Sengaja beliau melakukan percobaan dengan menanam 4 varietas sekaligus guna melakukan perbandingan, sejauh ini kekuatan dari Absolut 69 lebih terbukti. Membuat Pak Supi merasa ketagihan ingin menanam Absolut 69 kembali dimusim tanam selanjutnya.
Mencegah patek
Penyakit antraknosa/patek disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Capsici ini berkembang pesat pada kondisi kelembaban yang relatif tinggi atau air yang masih menempel pada buah cabai. Langkah yang beliau lakukan adalah dengan penggunaan fungisida golongan azol. Fungsi pengaplikasian fungisida golongan azol ini adalah menghambat dan melemahkan serangan jamur. Merek dagang fungisida golongan azol yang beliau gunakan adalah “Tridium” dan “Nativo” dengan dosis sesuai pada anjuran produk. Fungisida golongan azol yang beliau gunakan ini bersifat sistemik, kemudian beliau lengkapi dengan fungisida kontak yaitu fungisida berbahan aktif Mankozeb 80%. Kombinasi fungisida sistemik dan kontak ini bertujuan untuk melemahkan dan menghambat pertumbuhan jamur bagian dalam jaringan dan melindungi serangan jamur bagian luar. Spray fungisida yang beliau lakukan 4 atau 5 hari sekali dan dilakukan ketika buah cabai memerah, artinya di fase generatif.
Hasil dari pengaplikasian fungisida yang beliau lakukan membuahkan hasil, prosentase buah yang terkena patek dapat ditekan. Beliau langsung melakukan tindakan ketika menjumpai tanaman cabai beberapa tanaman terkena patek. Selain berbicara hasil pengaplikasian fungisidanya, tentu dengan pengaplikasian fungisida terutama golongan azol ini juga meninggalkan efek samping. Pertumbuhan tanaman cabai beliau jadi terhambat.
Mencegah layu
Penyakit layu disebabkan oleh jamur dan bakteri. Layu oleh jamur biasa dikenal dengan sebutan layu fusarium, disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Dalam lahan Pak Supi ada beberapa tanaman yang terkena layu. Tidak mau menunggu penyakit menyebar luas beliau segera mengambil tindakan dengan pengaplikasian H2O2 atau Hidrogen Peroksida. Tetapi pengaplikasiannya tidak ke semua tanaman, mengingat sifat dari H2O2 cukup keras untuk tanaman jadi beliau aplikasikan ke tanaman yang terkena layu dan tanaman yang berada disamping kanan dan kiri tanaman yang terkena layu. Pengaplikasian H2O2 dengan dosis yang berbeda, untuk tanaman yang terlihat masih segar dan sehat beliau menggunakan dosis 50ml/16 liter air sedangkan tanaman yang sudah terkena layu fusarium maupun bakteri menggunakan 100ml/16 liter air. Sifat yang keras dari Hidrogen Peroksida disini memang menekan penyebaran jamur patogen tetapi karakteristiknya tidak pandang bulu, jamur atau mikroorganisme baik didalam tanah pun juga ikutan mati.
Aplikasi nutrisi
Mengetahui bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam mengatasi penyakit termasuk bahan yang cukup keras, meninggalkan efek samping yaitu pertumbuhan tanaman terhambat. Tetapi beliau sudah mengetahui harus melakukan tindakan seperti apa, Pak Supi paham betul kebutuhan tanaman haus akan nutrisi sehingga beliau mengaplikasikan unsur mikro dan makro kembali. Unsur mikro yang digunakan beliau disini adalah VITARONSL sedangkan unsur makro menggunakan KALINET. Kedua bahan ini diaplikasikan secara rolling atau bergantian, untuk aplikasi VITARONSL 7 hari sekali dengan dosis 30ml/16 liter air sedangkan aplikasi KALINET 5 hari sekali dengan dosis 30ml/16 liter air. Tujuan pengaplikasian unsur mikro disini adalah untuk meregenerasi sel-sel tanaman yang rusak karena serangan patogen penyakit dan mengobati tanaman yang stress. Kemudian dilengkapi unsur makro yang dominan kandungan kalium, phospat, dan boron guna perangsang tumbuh bunga dan buah, peningkat produktivitas tanaman, dan mempertebal kulit buah.
Menjaga pH
Sejak awal beliau sangat memperhatikan kadar keasaman atau pH tanah. Menurut beliau, pH adalah faktor penting dalam budidaya segala macam tanaman terutama cabai. Dengan pH yang baik dan stabil, unsur makanan didalam tanah akan tetap tersedia sehingga tanaman akan mudah untuk menyerapnya. Dalam menjaga pH tanah beliau menggunakan racikan dolomite 6 genggam tangan dan 3 sendok makan POWERSOIL yang dilarutkan kedalam 20 liter air dan dikocorkan setiap lubang tanam. Dan sampai sejauh ini pH tanah beliau diangka yang baik dan stabil yaitu 6,8.
Kesimpulan yang bisa kita dapatkan dari perawatan Pak Supi adalah mengoptimalkan bahan yang digunakan agar tepat sasaran. Perpaduan fungisida sistemik dan kontak dalam mengatasi patek hasilnya membuahkan perubahan. Penyakit patek dapat ditekan penyebarannya. Sedangkan mengatasi layu penggunaan Hidrogen Peroksida yang sifatnya keras dapat menekan penularan layu. Meski bahan-bahan tersebut terbilang keras dan meninggalkan efek samping, beliau juga mengimbanginya dengan pengaplikasian unsur mikro serta makro. Tujuannya menjaga pertumbuhan tanaman serta stress pada tanaman sehingga produktivitas tanaman tetap maksimal. Maka dari itu, sahabat petani semua perlu bijak dalam pengaplikasian bahan-bahan yang sifatnya sebagai kuratif, harus lebih selektif dan jangan lupakan unsur-unsur yang berimbang untuk menjaga daya tumbuh tanaman.
“Perawatan dimusim hujan lebih giat dan jeli lagi, aplikasi nutrisi serta obat harus bijak agar tepat sasaran” Pesan Pak Supi.
Demikian artikel ini kami buat, lengkapnya ada disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |