Artikel

Perawatan Cabai : Minim Dosis Pupuk Kimia Hasilnya Tidak Membuat Kecewa

Perawatan Cabai : Minim Dosis Pupuk Kimia Hasilnya Tidak Membuat Kecewa


Angga Syarief / Sabtu,15 Juli 2023

Musim kemarau sering kali ditandai dengan kekurangan air dan suhu yang tinggi. Tanah cenderung kering dan tidak menyediakan cukup air bagi tanaman cabai. Dengan menggunakan sistem pengairan, seperti penyiraman dengan bantuan manusia atau penggenangan, kita dapat memberikan pasokan air yang teratur dan cukup untuk tanaman. Ini memastikan bahwa tanaman cabai tetap terhidrasi dengan baik dan dapat tumbuh dengan optimal. Sistem pengairan yang baik sangat penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman cabai, terutama pada musim kemarau. Tanaman cabai membutuhkan ketersediaan air yang cukup untuk perkembangan akar yang optimal, penyerapan nutrisi, dan proses fotosintesis.

Penjelasan keterkaitan ini adalah dimana akar akan menjalar mencari sumber air untuk pertumbuhannya, sehingga semakin menjalarnya akar pertumbuhan serabut-serabut akar akan berkembang. Dengan begitu, daya serap tanaman terhadap unsur hara didalam tanah akan maksimal. Air juga penting terhadap pemupukan, sebab pupuk kimia yang kita berikan perlu dibantu pelarutannya dengan air agar mudah diserap oleh akar tanaman. Kebanyakan, ketika musim kemarau pupuk kimia yang kita berikan bisa terjadi penguapan. Dimulainya dari penguapan ini, pupuk akan terbuang sia-sia dan menjadi residu. Ketika pupuk kimia menguap komponen-komponen tertentu dapat tetap terkandung dalam udara atau endapan yang jatuh ke tanah atau permukaan lainnya. Residu ini dapat menyebabkan kontaminasi pada tanaman, air, udara, atau sumber daya alam lainnya.

Maka dari itu peran air sangatlah penting dimusim kemarau. Selain itu pemupukan yang berimbang juga perlu diperhatikan. Artikel kali ini akan berbagi tips seputar perawatan tanaman cabai dimusim kemarau, khususnya di daerah yang kesulitan air serta pengurangan dosis pupuk kimia yang digunakan tetapi tanpa mengurangi hasil tanaman budidaya. Ditemani langsung petaninya bernama Mas Andri, yang beralamat Desa Sudimoro, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Kerap sekali kami berbincang-bincang dengan beliau, memang sudah tidak asing lagi sesosok Mas Andri bagi kami. Kiat yang beliau terapkan akan kami bahas dibawah ini.

Proses Penanaman

Proses pindah tanam beliau, bertepatan ketika akhir musim hujan akan menjelang musim kemarau. Beliau sudah memperhitungkan secara matang, dengan awal penanaman tepat di akhir musim hujan, kemungkinan besar tanaman akan kuat menahan dan mudah beradaptasi di musim kemarau. Berhubung daerah Mas Andri sulit akan air, maka proses penanaman beliau lakukan saat musim hujan menjelang musim kemarau. Jika tanaman ketika fase vegetatif sudah dibenturkan musim kemarau akan kerepotan pengairannya. Maka dari itu, saran dari Mas Andri ketika kita budidaya tanaman cabai di musim kemarau, sebaiknya proses pindah tanamnya dilakukan saat akhir musim hujan.

Pupuk Dasar

Seperti yang kita bahas diawal, penggunaan pupuk kimia yang beliau gunakan minim. Beliau cukup menggunakan pupuk NPK 15-15-15, asam humat “POWERSOIL”, pupuk kristal / kandang ayam petelur yang sudah terfermentasi dengan baik, dan insektisida bahan aktif Karbofuran karena di daerah beliau endemik serangan hama bawah tanah seperti uret. Kesemua bahan pupuk dasar ini beliau campur menjadi satu dan ditaburkan dipermukaan tanah.

Total populasi tanaman sekitar 2.600 tanaman, cukup menghabiskan 2 kg asam humat. Selalu menyertakan asam humat sebagai pupuk dasaran ketika budidaya tanaman terutama di musim kemarau. Alasannya, karena asam humat memiliki peran memperbaiki struktur tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Disamping itu, peran asam humat juga akan mudah mengikat air dan unsur hara didalam tanah sehingga tanaman tidak mudah kekeringan. Ternyata solusi dalam menjaga kekeringan dan membantu pertumbuhan optimal untuk tanamannya adalah pemanfaatan asam humat.

Beliau menegaskan jika tidak menggunakan asam humat sebagai pupuk dasar, hasilnya berbeda dan sudah dicoba dibuktikan oleh beliau. Meskipun pupuk kimia dapat membantu menopang pertumbuhan yang cepat, tetapi menurut beliau jika aplikasinya terlalu banyak tanaman akan manja. Dan pengaplikasian pupuk kimia secara berlebih dapat merusak tanah. Unsur yang terkandung dalam pupuk kimia hanya dapat terserap tanaman beberapa persen saja, terutama di musim kemarau jika tidak dibantu pelarutan dengan air, yang ada malah hilang karena penguapan. Bisa jadi, pupuk kimia yang tertinggal atau tidak dapat terserap itu akan menimbulkan residu.

Pengocoran Nutrisi

Melihat tanaman cabai Mas Andri membuat daya tarik yang sangat memikat, meski menghadapi musim kemarau pertumbuhan tanamannya stabil dan optimal ditandakan dengan pertumbuhan tunas airnya. Rahasianya ternyata beliau melakukan penyepraian dengan kalium + asam humat “IMPRESOL” dengan takaran dosis 2 SDM/16 liter air dan mulai aplikasi ketika 10 HST. Pengaplikasiannya ternyata tidak rutin, beliau baru mengaplikasikan sebanyak 2 kali saja yakni diumur 10 dan 50 HST. Hasil dari pengaplikasian IMPRESOL tanaman beliau rimbun tunas airnya. Disamping itu, setiap tunas anakan banyak ditumbuhi bunga dan buah.

Penyepraian

Penyemprotan nutrisi, insektisida, dan fungisida beliau tidak terlalu rutin. Beliau lebih melihat kondisi apa yang dibutuhkan tanaman. Nutrisi yang diaplikasikan via spray beliau aplikasikan sebagai selingan, sedangkan aplikasi insektisida dan fungisida beliau melihat kondisi tanaman terlebih dahulu. Jika mulai timbul awal gejala, beliau langsung aplikasi.

Pengendalian Layu

Langkah yang beliau aplikasikan untuk mengendalikan layu, beliau cukup melakukan pengocoran dengan mineral pelindung tanaman “KOVERWP” yang mengandung silica dan fungisida bahan aktif tembaga hidroksida. Dosis yang digunakan 1 kg KOVERWP dan 400 gram tembaga hidroksida untuk mencukupi 12 tangki. Tetapi disini beliau juga turut mengaplikasikan agensi hayati berupa Trichoderma. Yang perlu digaris bawahi, beliau menyarankan untuk pengaplikasiannya tidak bisa sembarangan. Alangkah baiknya, pengocoran dengan fungisida terlebih dahulu untuk mematikan jamur didalam tanah, selang seminggu baru bisa aplikasi agensi hayati Trichoderma. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak mengganggu organisme positif dari agensi hayati tersebut untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Kesimpulan artikel ini adalah kiat yang diterapkan Mas Andri adalah selalu menekankan untuk mengoptimalkan tanahnya terlebih dahulu. Tanah yang baik akan menjadi tempat kehidupan yang baik didalam tanah. Pengaplikasian pupuk yang berimbang akan membantu menyediakan asupan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

“Perbaiki tanahnya dahulu, jangan menggebu-gebu pakai pupuk kimia karena kalau berlebihan juga tidak baik untuk tanah. Jangan takut mencoba dan gagal, yang terpenting usaha dan pantang menyerah sebab kita pasti akan memetik hasilnya” Pesan Mas Andri.

Demikian artikel ini kami buat, selebihnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
IMPRESOL