Pengendalian Keriting Daun dan Virus Kuning Cabai
Ahmad Muzaki / Sabtu,30 Oktober 2021
Tanaman cabai cocok ditanam baik musim kemarau maupun musim penghujan dengan konsekuensi masing-masing. Musim kemarau akan identik dengan serangan sejenis kutu-kutuan, virus dan hama lain, sementara musim penghujan identik dengan serangan pathogen penyakit, baik itu jamur maupun bakteri.
Artikel ini membahas cara penanganan tanaman cabai yang terkena daun kriting dan virus kuning. Kisah ini kami dapat dari serorang petani yang bernama Dwi Hertanto, beliau beralamat dikecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketelatenan, keuletan dan semangat beliau perlu kita jadikan motivasi khususnya dalam upaya pengendalian dan pemulihan tanaman cabe yang terkendala daun kriting dan virus kuning.
Kondisi Lahan
Pupuk dasaran yang dipakai oleh Dwi ini hanya dua bahan yaitu petrocas dan SP36. Hal ini sebagai Langkah antisipasi terhadap serangan pathogen penyakit khususnya pada musim hujan. Berdasar pengalaman beliau, penggunaan kedua bahan tersebut dapat menekan tingkat kelayuan pada tanaman cabe. Seperti kita ketahui kelayuan didominasi karena penurunan pH tanah karena tingginya intes hujan yang memungkinkan pathogen penyakit dapat berkembang dengan leluasa. Petrocas (Kalsium) akan membantu meningkatkan dan menjaga pH tanah berada pada kondisi stabil atau mendekati netral. Hal ini membuat pathogen penyakit kurang nyaman, sehingga serangan dapat dikurangi. Selain itu, pH yang optimal membuat tanaman lebih mudah menyerap unsur hara sehingga dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Varietas cabe yang beliau gunakan adalah cabe ORI 212 dari AURA SEED. Pertumbuhan awal tanaman sangat normal. Kondisi itu berubah Ketika tanaman memasuki proses pembentukan cabang V atau sekitar 35 HST daun tiba-tiba mengalami kriting baik kriting keatas maupun kebawah. Hal tersebut kemungkinan besar akibat serangan hama tungau dan thrips. Hal ini diperparah dengan beberapa tanaman terkena virus kuning.
Tingginya serangan hama membuat beliau hampir frustasi. Pengendalian awal beliau menggunakan insektisida berbahan aktif abamectin dan piridaben belum memberikan perubahan yang berarti. Berkat kegigihan dan rasa kingin tahuan yang cukup besar dari beliau, ahirnya beliau dapat menemukan cara penanganan yang ampuh dan tanamanya kembali sehat seperti semula.
Pengendalian Hama
Menyadari, bahwa tanamannya terkena serangan hama, hususnya tungau dan thrips. Beliau menggunakan insektisida berbahan aktif abamectin yang terkenal ampuh untuk membasmi thrips. Dosis yang beliau gunakan sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan yaitu 0,5-1 ml/l. Sementara untuk mengatasi serangan tungau, beliau menggunakan insektisida berbahan aktif piridaben dosisnya 1 ml/l. Kedua insektisida tersebut, beliau anggap cupuk efektif untuk mengendalikan hama yang menyerang tapi tidak efektif untuk pemulihan daun tanaman.
Pemulihan Daun Kriting
Daun yang terkena serangan hama mengalami kerusakan, baik fisik maupun struktur selnya. Hal ini yang membuat tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Menyadari hal tersebut beliau menambahkan VITARON SL, nutrisi yang mengandung sejumlah unsur mikro esensial dalam bentuk chellated, mudah diserap dan dimanfaatkan tanaman sebagai katalisator dalam setiap proses metabolisme dalam tubuh tanaman. Terbukti dengan penggunaan VITARON SL 1-2 ml/l membuat daun tanaman yang awalnya kriting, dengan berangsur mulai membaik. Penggunaan produk ini secara teratur dapat memberikan pengaruh yang sangat nyata
Upaya pemulihan daun tidak berhenti pada hal tersebut, beliau berusaha mempercepat proses pemulihan daun terserang dengan menambahkan zat pengatur tumbuh yang mengandung hormon auksin, sitokinin dan giberellin (L-TOP). Dosis yang beliau berikan hanya 1 ml/l dan hanya dua kali aplikasi. Pemberian ZPT sangat berpengaruh pada proses pemulihan dan pembentukan daun baru, tapi penggunaannya tidak bisa dilakukan secara terus menerus, karena dikhawatirkan mengganggu keseimbangan pertumbuhan tanaman, dan tanaman menjadi sekulen. Hal tersebut yang melandasi beliau untuk menggunakan ZPT hanya 2 kali dan dihentikan setelah terjadi perkembangan tanaman.
Aplikasi dari keempat bahan tersebut diberikan secara bersamaan atau dicampurkan (mix). Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Interval penyemprotan yang beliau gunakan adalah 7 hari sekali secara rutin sampai tanaman Kembali pulih. Khusus untuk ZPT hanya beliau gunakan di dua kali penyepraiyan.
Cara Pengendalian Virus Kuning
Sebagian tanaman beliau terkena serangan kuning, seperti halnya banyak dikeluhkan oleh para petani cabe pada umumnya. Beliau tidak ambil pusing dengan hal tersebut bahkan hanya dibiarkan dan tidak dicabut. Hal yang sangat menarik dari tanaman beliau, meskipun tanaman terkena virus kuning tetapi tetap berproduksi dengan baik. Virus hanya menular melalui vector pembawanya, maka yang perlu dikendalikan adalah vector pembawanya. Trik khusus dari beliau dengan penyemprotan seperti yang kami jelaskan diatas untuk mengendalikan kriting daun, hanya saja spesial untuk tanaman terserang dosisnya ditingkatkan, atau tanaman sampai basah kuyup.
Ketelatenan, keuletan dan semangat beliau membuahkan hasil manis. Tanaman Kembali tumbuh normal, dan berproduksi tinggi.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
VITARON |
Rekomendasi Produk : |
---|
VITARON |