Artikel

Nikmati Masa Pensiun Tentara dengan Bertani, 41 x Petik Tetap Lebat

Nikmati Masa Pensiun Tentara dengan Bertani, 41 x Petik Tetap Lebat


Angga Syarief / Selasa,23 Agustus 2022

Mengenal dunia pertanian bukanlah hal yang sulit dan tidak perlu ditakuti. Banyak orang yang masih kurang yakin untuk memulai terjun didunia pertanian. Menjadi petani pemula pasti masih merasakan ketakutan akan kegagalan budidaya tanaman sampai berfikir rugi besar. Tidak cukup hanya berbicara modal, jangan juga bermodal semangat serta nekat mencoba, karena pada dasarnya semua akan terlihat mudah asalkan kita paham akan ilmu dasarnya terlebih dahulu. Dari ilmu itulah yang meyakinkan kita untuk eksekusi terjun didunia pertanian. Sektor pertanian sendiri juga banyak peluang yang dapat menghasilkan.

Peluang ini yang sudah dirasakan oleh Pak Samidi mantan TNI AU yang sekarang menikmati masa pensiunannya dengan bertani. Punya lahan seluas 800 m2 untuk budidaya tanaman cabai dengan jumlah populasi 2.000 tanaman. Dirasa tidak ingin dilihat menganggur di masa pensiunannya, beliau memilih bertani agar tetap menghasilkan.  Awal mula beliau belum paham didunia pertanian, tetapi karena sering banyak mengobrol dan bertanya seputar pertanian kepada teman-teman beliau yang sudah menjadi petani membuat beliau mantap untuk terjun didunia pertanian. Berstatus menjadi petani pemula bukanlah hal yang menakutkan menurut beliau asal kita paham ilmu dan mempunyai keyakinan. Ternyata benar, semua itu terjawab sudah ketika beliau menanam tanaman cabai. Bagaimana tidak, sekali mencoba budidaya cabai hasilnya sangat menakjubkan. Sudah 41 kali petikan dan mendapatkan 1.050 kg, sangat fantastis. Kira-kira bagaimana  perawatan tanaman cabai milik beliau? Mari kita kupas tuntas disini.

1. Pengolahan lahan

Lahan yang beliau gunakan ini adalah lahan bekas padi. Pengolahan lahan beliau pun terbilang sederhana hanya Jerami dibakar setelah itu langsung dibuat bedengan tanpa dirombak terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir waktu, biaya serta tenaga. Menurut beliau, lahan bekas padi ini sudah membantu menetralkan tanah karena tanaman padi bersifat sebagai pencuci tanah. Mikroorganisme yang tertinggal bisa dibilang baik dan aman untuk tanaman yang akan ditanam selanjutnya.

 

Bedengan coba beliau buat dengan lebar 120 cm dan pembuatan parit selebar 50 cm untuk drainase (saluran air). Setelah membuat bedengan mentah, Pak Samidi memberikan pupuk dasaran berupa dolomite, NPK Phonska, dan pengganti pupuk kendang dengan Petroorganik. Sangat irit sekali, karena setiap masing-masing bedengan beliau hanya memberikan dosis dolomite 5 – 10 kg (1 karung), NPK Phonska 1,2 kg , dan Petroorganik 5 kg. Dibalik iritnya pemberian pupuk dasaran beliau percaya bahwa pemberian pupuk dasaran tidak boleh sembarangan. Pasalnya, menurut beliau pemberian pupuk dasaran yang mengandung unsur hara Nitrogen secar berlebihan ini akan berdampak buruk bagi tanaman. Bukan menjadi solusi malah menjadi malapetaka bagi tanamannya karena unsur hara nitrogen sendiri bisa menjadi sumber makanan jamur patogen. Setelah kesemua bahan diberikan dan jadi bedengan matang, parit yang dibuat beliau tadi dialiri air  dan setelah itu baru beliau tutup dengan plastik mulsa. Selang waktu sehari beliau langsung meletakkan tanaman dilubang tanam tanpa adanya proses pendiaman terlebih dahulu. Padahal kondisi tanah di lahan beliau terlihat masih menggempal keras. Beliau memang sengaja melakukan penanam langsung hanya selang satu hari karena tujuan beliau agar akar bisa bergerak mencari sendiri sumber air. Memang awalnya akar akan kesulitan untuk menembus pori-pori tanah karena sifat tanahnya masih keras. Tetapi beliau menginginkan agar tidak terlalu memanjakan akar hal ini untuk membiasakan akar untuk tumbuh lebih kuat nantinya. Teori seperti ini ada benarnya juga, karena apabila terlalu lembap juga bisa menjadi tempat berkembangbiak jamur dibagian akar.

 

2. Perawatan Fase Vegetatif

Pada fase pertumbuhan atau fase vegetatif ini Pak Samidi mulai melakukan pengkocoran menggunakan pupuk kimia susulan yaitu NPK Phonska. Dosisnya berubah-ubah, saat tanaman usia menyentuh 10 hari setelah tanam aturan dosisnya 6 kg untuk total populasi tanaman sebanyak 2.000 tanaman. Sedangkan menyentuh umur 20 hari  dosisnya bertambah menjadi 8 kg untuk 2.000 tanaman. Pengkocoran dilakukan dengan interval 10 hari sekali dan hanya dilakukan sampai usia tanaman 20 hari. Karena setelah 20 hari Pak Jarwan sudah melihat cabang mulai tumbuh dan bakal bunga mulai muncul sehingga pengkocoran mulai dihentikan. Menginjak fase generatif sudah tidak kocor lagi, melainkan memberikan nutrisi bagian atas lewat spray.

3. Perawatan Fase Generatif

Saat fase generatif ini Pak Samidi lebih memperhatikan pemberian nutrisi. Mulai umur 40 hari nutrisi diberikan menggunakan pupuk cair yang mengandung kalium dengan konsentrasi yang tinggi, yaitu KALINET. Pemberian KALINET ini juga tidak asal-asalan, melihat kondisi tanaman. Ketika tanaman awal mula terlihat tumbuh cabang dan bunga yang bermunculan, beliau memberikan dosis 2 tutup botol/16 liter air dan interval awalnya adalah 1 minggu sekali. Ketika tanaman sudah mulai terlihat muncul bakal buah, dosis yang digunakan tetap 2 tutup botol/16 liter yang berbeda hanya intervalnya menjadi 3 hari sekali. Penyemprotan ini dilakukan oleh beliau sampai sekarang dengan usia tanaman kurang lebih 6 bulan. Penggunaan KALINET ini dirasa memberikan dampak yang siginifikan terhadap tanaman cabai milik Pak Samidi. Bunga tidak rontok, buah sangat lebat, warna buah mengkilap dan kulit buah tebal berbobot.

4. Pengendalian penyakit

Tidak menutup kemungkinan, bahwa tanaman cabai beliau tetap menjumpai berbagai penyakit seperti busuk batang, antraknosa, dan daun keriting. Dari populasi 2.000 tanaman yang menyebabkan busuk batang menurut beliau adalah karena tanaman cabai beliau tingginya mencapai 2 meter. “Saya memetiknya saja sampai pakai papan untuk pijakan mas, dan tanaman cabai kalo semakin tinggi tentu kebutuhan nutrisi akan berlebih sehingga perebutan nutrisi kemungkinan terjadi dan jamur mulai timbul”, Ujar Pak Samidi. Mengatasi hal tersebut Pak Samidi menggunakan beberapa amunisi, antara lain :

  • Penekanan Fungi

Beliau menggunakan bahan aktif Mankozeb bermerk dagang DITHANE dan ANTRACOL. Pemberian beliau berikan secara bergantian dengan dosis 3 sendok setiap 16 liter air. Diberikan secara rutin waktunya setelah spray nutrisi baru beliau spray fungi.

  • Penekanan Insek

Cukup menggunakan ABACEL 18EC yaitu insektisida berbentuk racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang diemulsikan untuk mengendalikan hama thrips. Dosisnya beliau cukup dengan 1 tutup botol setiap 16 liter air.

Dibalik hasil yang istimewa, hal yang menarik dari Pak Samidi ini adalah beliau selalu membuat catatan secara detail mulai dari tanggal menanam, jadwal pemberian nutrisi, spray fungi dan insek sampai hari pemetikan. Ini yang menjadi pembeda dari petani pada umumnya, karena Pak Samidi merasa masih petani pemula tentu dengan adanya catatan setiap langkahnya ini kedepannya bisa buat acuan untuk lebih baik lagi.

Kesimpulan artikel ini adalah budidaya tanaman cabai versi Pak Samidi mulai dari olah lahan bekas padi tanpa dirombak dan penggunaan pupuk dasar yang minim hanya dengan dolomite 1 karung, NPK Phonska 1,2 kg, dan Petroorganik 5 kg setiap masing-masing bedengan. Fase vegetatif mulai dikocor dengan pupuk susulan menggunakan Phonska dengan dosis di umur 10 hari 6 kg dan diumur 20 hari tambah dosis menjadi 8 kg untuk 2.000 tanaman. Saat fase generatif pemberian nutrisi bagian atas menggunakan KALINET dengan interval 3 hari sekali dan spray fungi menggunakan DITHANE dan ANTRACOL secara bergantian dosis 3 sendok, untuk spray insek menggunakan ABACEL 18EC dengan dosis 1 tutup botol.

“Mari bertani dengan penuh keyakinan dan mantap supaya nanti hasilnya juga mantap” begitulah pesan Pak Samidi untuk kita semua. Jangan pernah merasa takut untuk memulai selagi kita punya niat baik dan semangat, hasil pasti akan baik pula. Setiap langkah yang kita lakukan pasti ada balasan atau hasil yang nyata.

Demikian kisah inspiratif dari Pak Samidi mantan TNI AU yang memlilih masa pensiunnya dengan bertani. Video lengkap inspiratifnya kami tayangkan disini.

 

 


Rekomendasi Produk :
KALINET