Artikel

Mineral Pelapis Tanaman Untuk Mencegah Busuk Ujung Buah

Mineral Pelapis Tanaman Untuk Mencegah Busuk Ujung Buah


Widodo Dripp / Selasa,10 Desember 2019

Salah satu permasalahan umum yang terjadi pada tanaman romat ketika sudah berbuah adalah terjadinya busuk ujung buah. Masalah yang satu ini selalu membuat kecewa para mitra petani tomat, karena akan mengurangi perolehan hasil panennya setelah sekian lama merawat dan memeliharanya secara tekun. Gejala ini disebut blossom end rot (BER), yang mana pada bagian bawah buah tomat terlihat mengering atau membusuk seperti terkena serangan jamur atau bakteri. Masalah ini bisa terjadi pada buah muda maupun buah yang siap petik.

Mungkin ada sebagian mitra petani menyangka gejala BER ini disebabkan oleh serangan jamr ataupun bakteri. Namun sebenarnya gejala ini lebih merupakan masalah fisiologis dan tidak ada kaitannya dengan infeksi patogen. Memang adakalanya ditemukan bercak-bercak khas serangan jamur. Tetapi itu merupakan masalah sekunder atau ikutan, dimana sel-sel buah yang telah mati dimanfaatkan oleh jamur patogen untuk tumbuh.

Dari pengalaman mitra-mitra petani kerugian yang ditimbulkan akibat BER ini bervariasi, antara 10% hingga 30%. Gejala diawali adanya bercak berwarna gelap pada ujung buah, selanjutnya berkembang menjadi semacam cekungan cokelat ketitaman. Ujung buah akan mengkerut, bentuknya pipih dan daging buah dalam setiap dompolan menjadi busuk basah atau busuk atau mengering.

Gejala BER biasanya muncul di saat awal-awal musim hujan maupun menjelang akhir musim hujan, dimana intensitas hujan tidak terlalu tinggi. Buah yang terserang sudah pasti akan rusak. Akan lebih menyedihkan jika kita terlambat atau salah penanganan, mengira itu adalah gejala serangan penyakit akibat patogen sehingga kita terlanjur menggunakan pestisida, namun gejala tak kunjung mereda malahan semakin parah. 

BER seringkali dikaitkan dengan kekurangan unsur kalsium (Ca). Pendapat ini benar, akan tetapi defisiensi kalsium bukan satu-satunya faktor penyebab BER. Untuk lebih memahaminya, kita bahas lebih detail tentang penyebab BER ini.

BER paling berpotensi terjadi disaat cuaca hujan dan panas silih berganti. Kronologi munculnya BER  sebagai berikut :

  1. Ketika hujan turun, air membasahi seluruh tubuh tanaman tomat tak terkecuali buah.
  2. Ketika hujan reda, sisa-sisa air yang membasahi buah luruh ke bagian bawah buah oleh gaya gravitasi.
  3. Air mengumpul di bagian pantat buah yang kebetulan merupakan area yang paling lunak dan kulitnya tipis.
  4. Kulit buah di bagian bawah menjadi turgid (terisi air), jika berlangsung lama maka sel-selnya akan mengalami lisis (yaitu kerusakan sel yang salah satu penyebabnya karena sel terlalu kenyang oleh air), menjadi lebih lunak dan mulai membusuk.
  5. Di saat cuaca panas, kadar air dalam sel-sel di area pantat buah akan berkurang dengan cepat kemudian mengering, menyebabkan pantat buah keriput, warnanya lebih gelap dan terjadilah BER.

Selain guyuran air hujan, penyemprotan pupuk daun atau pestisida yang pH-nya rendah (bersifat asam) dengan volume semprot berlebihan juga bisa mengakibatkan BER. Bahan aktif pestisida maupun unsur hara pupuk daun yang larut dalam air tidak diserap atau sangat sedikit diserap oleh buah. Air larutan pupuk daun atau pestisida yang luruh akan terakumulasi di ujung bawah buah, jika terpapar cuaca panas akan menjadi pekat (hipertonis) atau mengering. Selanjutnya menyebabkan kulit buah mengalami plasmolisis (yaitu terserapnya cairan sel keluar). BER yang disebabkan plasmolisis cirinya bagian pantat buah mengering, cekung dan lebih kaku.

Sebelum terlambat, sebaiknya BER ini dicegah dan diminimalisir dengan serangkaian cara terpadu, diantaranya :

  1. Mencukupi unsur kalsium (Ca) pada saat olah tanah dengan penaburan dolomit. Unsur Ca berperan dalam pembentukan dinding sel. Terpenuhinya kebutuhan unsur Ca membuat tanaman lebih kokoh, dinding sel batang dan buah lebih tebal dan kuat.
  2. Saat tanaman mulai berbuah waspadai hujan yang turun malam hari dimana cuaca keesokan harinya berpotensi panas dan terik. Biasanya terjadi saat awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan. Segera lakukan penyemprotan mineral pelindung KOVER WP untuk menyerap keasaman air hujan, sekaligus mencegah terjadinya lisis. Utamakan penyemprotan dari bagian bawah buah (dengan nozel menghadap ke atas).
  3. Hindari penyemprotan pupuk daun yang bersifat asam hingga membuat buah kuyup, terutama yang mengandung nitrat tinggi. Pupuk daun yang disarankan untuk masa berbuah adalah KALINET yang mempunyai kisaran PH 7,5 untuk menghindari resiko terjadinya BER.
  4. Apabila melakukan aplikasi pestisida sebaiknya atur volume semprot rendah hingga sedang sehingga tanaman tidak terlalu basah kuyup. Untuk membantu perataan dan pembasahan tambahkan surfaktan atau adjuvant (NOZZEL).

Gambar di atas adalah buah tomat yang telah disemprot mineral pelapis tanaman (KOVER WP) dan kalsium humat CAL-HA. Penyemprotan dilakukan setiap 7 hari sekali, kecuali jika pada malam harinya terjadi hujan maka keesokan harinya langsung dilakukan aplikasi. Alhasil hingga masa panen tomat terbebas dari busuk ujung buah (BER).

 

 


Rekomendasi Produk :
KALINET
KOVER WP
NOZZEL