Artikel

Mikoriza Si Jamur Mungil yang Memiliki Segudang Manfaat, Penangkal Resiko Kegagalan Budidaya Tanaman

Mikoriza Si Jamur Mungil yang Memiliki Segudang Manfaat, Penangkal Resiko Kegagalan Budidaya Tanaman


Angga Syarief / Selasa,13 September 2022

Tanah memegang peranan penting terutama di dunia pertanian. Selain menjadi media tempat tanaman tumbuh, tanah juga berperan sebagai penyedia unsur hara dan air. Menjadi penunjang metabolisme bagi tanaman. Pada umumnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman dibagi menjadi dua, yaitu unsur hara esensial dan non esensial. Unsur hara esensial adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan fungsinya tidak bisa diganti oleh unsur hara lain. Unsur hara ini dibagi kembali menjadi unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan unsur hara non esensial adalah suatu unsur hara yang bersifat fungsional, maksudnya unsur yang belum memenuhi kriteria sebagai unsur hara esensial dan hanya memiliki peran di jenis tanaman tertentu, seperti unsur hara Al (Alumunium), Si (Silikat), Na (Natrium), dan Co (Cobalt).

Namun, tidak semua tanah bisa menyediakan unsur hara yang baik terutama tanah yang berada di lahan bekas. Padahal lahan bekas komoditas hortikultura memiliki kandungan unsur hara yang bervariasi. Tetapi tidak menutup kemungkinan lahan bekas tersebut masih terdapat mikroorganisme yang kurang baik untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya. Hal ini berpengaruh juga terhadap tingkat kemasaman tanah sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman akan terhambat. Perlunya memberikan unsur hara tambahan melalui pemupukan maupun pengolahan lahan kembali. Dengan olah lahan kembali dan pemberian unsur hara tambahan ini akan menguntungkan untuk tanaman. Memperbaiki struktur tanah, menyesuaikan kemasaman dalam tanah juga memberikan dampak kebaikan hidup tanaman.

Mari kita belajar bersama dengan salah satu petani yang sudah kita wawancara bernama Pak Rahmat Darmanto. Beliau beralamat tinggal di Dusun Jurangjero, Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Mempunyai sebuah inovasi pengolahan lahan yang jarang kita temukan di petani pada umumnya. Penasaran dengan inovasi beliau? Yuk kita bongkar disini.

Inovasi olah lahan

Lahan bekas menanam cabai varietas ORI 212 setelah itu mencabut tanaman dan meratakan tanah kembali. Ketika tanah sudah dalam kondisi rata, beliau menaburkan pupuk kandang dan dolomite sampai menyelimuti seluruh permukaan tanah. Kemudian beliau mengaliri air dan lanjut membajak menggunakan tractor. Ketika dalam kondisi pembajakan, beliau juga turut menyemprotkan dekomposer. Tujuan penyemprotan dekomposer ini dengan harapan pupuk kandang yang tersebar tadi bisa terurai dengan baik. Masih Sebagian petani kurang memperhatikan pemakaian pupuk kandang, bahwasanya langsung memberikan pupuk kandang di lahan. Padahal belum tentu pupuk kandang itu aman untuk tanaman, karena pupuk kandang tersebut belum terurai dengan baik. Perlu kita ketahui, bahwa pupuk kandang yang belum matang itu masih mengandung gas metane yang cukup besar, sehingga jika dipaksakan digunakan langsung dilahan maka tanaman akan mudah layu, terlebih lagi jika sudah tertutup mulsa maka gas metane akan keluar lewat lubang tanam dan akan berdampak fatal bagi tanaman seperti busuk batang, sehingga angka kematian bisa mungkin terjadi. Ciri-ciri pupuk kandang bisa diaplikasikan yaitu :

1. Tekstur pupuk sudah hancur mirip seperti tanah.

2. Warna coklat kehitaman

3. Sudah tidak berbau

4. Suhu pupuk kandang stabil, tidak menguap

Sebab itulah beliau melakukan penyemprotan dekomposer agar lebih aman untuk tanaman kedepannya. Setelah tanah dalam kondisi terbajak semuanya, Pak Rahmat kembali mengaliri air ke lahannya sampai tergenang. Lahan sudah beliau genangi air lalu didiamkan kurang lebih tiga minggu supaya tanah menjadi netral. Sehingga ketika lahan sudah siap, tanaman kedepannya akan mudah beradaptasi. Langkah selanjutnya setelah pendiaman selama tiga minggu, Pak Rahmat kemudian membuat bedengan dan memberikan pupuk kimia seperti SP-36 dibedengan bagian tengah yang sudah dibuat. Inilah sebuah inovasi dari Pak Rahmat, jarang kita jumpai perlakukan seperti yang Pak Rahmat terapkan di petani pada umumnya. Selama bertani beliau sudah berpatokan bahwa tanaman bisa tumbuh maksimal di tanah yang baik. Belajar dari pengalaman sebelumnya, dengan inovasi yang diterapkan beliau ini tanaman tidak perlu beradaptasi lama dapat tumbuh langsung. Tanah yang baik adalah ketersediaan unsur haranya sudah lengkap dan terpenuhi. Sehingga kalau pun tanaman dalam fase pertumbuhan terserang penyakit atau beliau menyebutnya dalam istilah “ katrak “ akan mudah untuk menanganinya sebab nutrisi dalam tanah sudah terpenuhi. Cara ini akan lebih efisien dalam waktu perawatan.

Persiapan bibit

Bibit yang beliau gunakan dengan membuat sendiri di media semai “pot tray”. Dengan cara ini pun akan lebih menghemat dari segi biaya. Selain itu, beliau akan lebih tau kondisi bibit karena pembuatan tangan beliau sendiri. Selama pembuatan bibit beliau menggunakan agensi hayati berupa Mikoriza. Penggunaan agensi hayati Mikoriza ini sangat berpengaruh bagi tanaman. Menekankan dengan pembuatan bibit yang unggul akan mempermudahkan kita dalam perawatan kedepannya. Dari artikel sebelumnya kami pernah membahas seputar persemaian disini. Sebelum jauh membahas lebih mendalam,  apa sih Mikoriza? Mari kita bahas dibawah ini.

Pengertian Mikoriza

Sebuah cendawan atau jamur yang bersimbiosis asosiasi dengan tanaman yang mengkolonisasi jaringan korteks akar tanaman untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen serta meningkatkan laju pertumbuhan. Bentuk simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan karena Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya, dan sebaliknya tanaman pertumbuhannya tergantung dengan Mikoriza. Peranan penting Mikoriza ini untuk tanaman adalah dalam menyerap unsur hara makro maupun mikro. Selain itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia bagi tanaman. Manfaat Mikoriza ini bagi tanaman adalah :

1. Membantu kinerja akar dalam menyerap unsur hara

2. Membantu tanaman mendapatkan mineral dalam tanah saat musim kemarau

3. Melindungi akar dari serangan mikroorganisme patogen

4. Memicu induksi ketahanan tanaman

5. Memacu pertumbuhan tanaman

6. Memaksimalkan penyerapan unsur hara phospat

Pengaplikasian pemberian mikoriza beliau berikan saat penaburan benih yang dicampurkan dengan tanah kering sedikit sebagai penutup alas. Melakukan perbandingan dengan mencoba membeli bibit lain, beliau mendapatkan perbedaan yang cukup signifikan. Terlihat pertumbuhan akar yang menggunakan agensi hayati Mikoriza lebih banyak meskipun dari vigor tanaman lebih kelihatan tinggi yang bibit beli. Tetapi tidak menjadi masalah, karena dengan bibit yang banyak akar tersebut laju pertumbuhannya akan maksimal. Ketersediaan unsur hara didalam tanah akan mudah terserap asupan makan tanaman pun terpenuhi. Dengan menggunakan agensi hayati Mikoriza ini pun dirasakan oleh Pak Rahmat, tanaman beliau 5 HST (Hari Setelah Tanam) sudah mulai muncul tunas air dan corak warna daun lebih hijau segar.

Poin yang terpenting kali ini adalah mulailah dari proses awal yang benar, karena dari proses awal sudah benar pasti kedepannya akan mempermudahkan kita dalam segi perawatan. Tanaman akan tumbuh baik ditempat lingkungan yang baik. Banyak sebagian petani kurang memperhatikan seperti olah lahan dan pemilihan bibit, terkesan hal yang simpel. Tetapi kita mencoba untuk tidak meremehkan hal-hal kecil karena jika kita mulai meremehkan akan berdampak buruk diproses akhir dan yang terkena imbasnya kita sendiri.

Pesan Pak Rahmat kepada kita semua yaitu “ Kalau berani jangan takut, kalau takut jangan berani-berani, makanya tanamlah ditanah yang baik” intinya menanam dalam keadaan hati yang yakin, sekali sudah terjun tekunilah. Pembahasan inovasi beliau secara lengkap akan kami sajikan disini.


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
POWERSOIL