Kunci Keberhasilan Budidaya Tanaman Padi Fase Generatif
Angga Syarief / Sabtu,08 April 2023
Kualitas beras yang baik dapat dihasilkan melalui upaya perawatan yang tepat, terutama dalam hal kecukupan akan nutrisinya. Pemberian nutrisi juga perlu diperhatikan dengan melihat fase tanaman padi itu sendiri. Ada beberapa fase dari tanaman padi yakni fase vegetatif, generatif, dan pemasakan / pematangan. Hal ini perlu diperhatikan agar nutrisi yang diberikan tepat sesuai pada fasenya.
Artikel kali ini adalah lanjutan dari artikel kami sebelumnya yang sempat membahas cara budidaya tanaman padi, bersama dengan Pak Aan yang sudah senior didunia perpadian. Sempat kita bahas bersama beliau tentang perawatan padi beliau saat fase vegetatif, kali ini kita akan banyak membahas tentang perawatan fase generatif.
Pemupukan fase generatif
Tanaman padi ini termasuk tanaman yang sangat membutuhkan akan pemupukan. Tapi pemupukan yang dilakukan Pak Aan berbeda dengan petani pada umumnya. Petani padi lainnya lebih memberikan pupuk kimia dengan dosis yang cukup tinggi, akan tetapi beda dengan Pak Aan beliau lebih berfokus dengan kebutuhan yang diperlukan tanaman. Jadi beliau tidak terlalu banyak memberikan pupuk kimia dengan dosis yang tinggi. Sebab beliau menyakini, bahwa kalau memberikan pupuk kimia secara berlebihan nanti tanaman akan manja sehingga ketergantungan akan pupuk kimia. Padahal harga pupuk kimia sekarang ini harganya sudah melejit, kalau dipaksa dengan pupuk kimia dosis tinggi tentu modal akan membengkak. Selain itu, beliau juga menyakini dengan aplikasi pupuk kimia berlebih juga mempengaruhi kualitas berasnya. Dari tekstur baunya saja jika perlakuan pemupukan kimia yang berlebihan, bau dari beras itu sendiri seperti ada bau zat kimianya.
Fase generatif ini beliau menggunakan pupuk kimia berupa pupuk kimia NPK Phonska subsidi dan ZA. Luasan lahan 2.000 m2 beliau menghabiskan 70 kg diantaranya 50 kg pupuk NPK Phonska dan 20 kg pupuk ZA. Pada fase ini, tanaman padi lebih dominan membutuhkan unsur P (Phospor) dan K (Kalium) daripada unsur N (Nitrogen) sebab membantu pertumbuhan padi lebih optimal dimulai dari pembentukan batang dan perangsangan bunga dan buahnya. Ditambah lagi pupuk kimia ZA yang ada kandungan S (Sulfur) yang bermanfaat untuk pembentukan struktur dan fungsi enzim dan protein dalam jaringan daun dan biji.
Nutrisi spray
Pengoptimalan nutrisi turut beliau lakukan dengan spray menggunakan VIGORIN dengan dosis 30 ml dan ORINIT dengan dosis 30 ml yang dilarutkan dalam 16 liter air. Yang berbeda disini, beliau memberikan tambahan bahan yaitu ORINIT mengandung Silica Kalium. Silika tergolong unsur hara messo yang sangat penting sebagai salah satu komponen pembentukan sel. Umumnya, unsur hara silica ini sudah ada didalam tanah kemudian tanaman akan menyerapnya, akan tetapi unsur silika ini yang ada didalam tanah membutuhkan waktu sangat lama agar terkonversi menjadi bentuk yang siap terserap tanaman. Maka dari itu, dengan spray ORINIT yang bentuknya cairan ini akan lebih mempermudah dan mempercepat tanaman untuk menyerap dan terkonversi.
Manfaat dari penggunaan ORINIT disini dirasakan efek nyatanya oleh Pak Aan. Pendapat beliau, dengan ORINIT ini tanaman padi beliau khusunya pada bagian daunnya lebih tebal serta lebih kencang. Dengan begitu ini menandakan dinding selnya tebal sehingga dari serangan hama maupun penyakit akan lebih tahan. Disamping itu, terdapat juga kandungan kaliumnya yang membantu meningkatkan kuantitas, bobot, kualitas dan daya simpan hasil panen. Selan itu, dengan adanya unsur kalium ini jika dispray ke tanaman padi juga memberikan efek membuat beras lebih mengkilap dan tidak mudah hancur.
Kendala penyakit
Beliau menegaskan jika mau mencoba menanam tanaman padi lebih berhati-hati ketika tanaman menyentuh fase generatif. Saat fase ini, tanaman riskan mengalami kendala beberapa penyakit seperti contohnya penyakit Hawar Daun Bakteri atau biasa kenal dengan sebutan penyakit kresek. Penyakit satu ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Oryzae. Pemicu dari serangan ini ada beberapa faktornya seperti penggunaan pupuk unsur N yang berlebihan, kurang penggunaan kalium, kurang bahan organik, dan tingkat kelembapan yang tinggi. Dengan dimulainya gejala ini biasanya penyakit lain juga mula bermunculan. Dipicunya dari gejala karena bakteri ini, bisa lama kelamaan juga terseranga gejala jamur juga. Maka dari itu, upaya yang dilakukan Pak Aan adalah pengaplikasian bakterisida dan fungisida.
Dalam penggunaan fungisidanya pun, beliau menyarankan untuk disesuaikan dengan musimnya. Ketika musim penghujan sebaiknya menggunakan fungisida yang bahannya bersifat panas seperti bahan aktif Mankozeb, Metiram sedangkan di musim kemarau sebaiknnya menggunakan bahan yang bersifat dingin seperti Propineb, Klorotalonil dll. Tujuan yang beliau maksud disini menurut kami cukup masuk akal, karena ketika musim penghujan dia bersifat menghangatkan sedangkan ketika musim kemarau dia bersifat mendinginkan.
Dalam budidaya tanaman padi patokannya bukan berdasarkan dari hari setelah tanam (HST) tapi lebih berpatok terhadap fase-fase yang dilalui oleh tanaman padi itu sendiri. Maksud dari ini adalah agar tidak ada kekeliruan atau kesalahan dalam penggunaan atau memberikan pupuk atau nutrisi dimana yang seharusnya berhenti pemberian unsur hara nitrogen tetapi kita masih saja suka memberikannya. Tentu hal ini perlu diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan. Perlu diingat, fase-fase yang dilalui tanaman padi pasti setiap daerah berbeda karena berpengaruh dari faktor lingkungan, varietas, metode penyemaian, maupun metode penanaman. Pemberian nutrisi via atas juga bisa menjadi alternatif dimana sekarang ini mengingat harga pupuk yang semakin melonjak. Karena jalan alternatif ini jika tepat bahan yang digunakan akan membantu daya tumbuh tanaman. Kemudian dalam fase generatif ini juga ada beberapa kendala penyakit yang perlu kita ketahui agar dalam penanganan kita tidak mati langkah. Jangan menunggu gejalanya sudah parah baru kita beraksi, tetapi ketika sudah mulai timbul gejala baru kita segera beraksi.
Sebelum kami tutup Pak Aan meninggalkan secuil pesan kepada kami “Mengingat harga pupuk yang semakin hari semakin naik, kita sebagai petani harus mulai bisa mencari jalur alternatifnya, jangan berhenti dan melakukan hal yang sama terus menerus. Perlu inovasi untuk membuat perubahan”
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |