Artikel

Kiat Budidaya Tomat ! Resiko Kegagalan Rendah dengan Perawatan Tepat dan Murah

Kiat Budidaya Tomat ! Resiko Kegagalan Rendah dengan Perawatan Tepat dan Murah


Angga Syarief / Rabu,05 April 2023

Tomat adalah salah satu komoditas yang masih popular dikalangan petani. Tanaman yang cukup mudah dibudidayakan serta bisa tumbuh baik didataran menengah maupun tinggi. Tapi, faktanya dilapangan masih beberapa petani yang gagal dalam budidaya tanaman tomat. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari pemilihan varietas, faktor lingkungan, perawatan yang kurang tepat, serta serangan penyakit dan hama. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan frustasi para petani tomat, sebabnya beberapa kendala ini yang membuat gagal panen. Terkadang kita sudah upaya memberikan perawatan yang maksimal dan tepat, mungkin menurut kita sudah tepat tapi nyatannya masih ada beberapa hal yang masih kurang kita perhatikan.

Kali ini kita akan sama-sama belajar bagaimana cara budidaya tanaman tomat dengan minim resiko kegagalan. Kiat budidayanya akan berfokus faktor apa saja yang dibutuhkan tanaman tomat khususnya didataran tinggi. Tingkat kesulitan dalam membudidayakan tanaman tomat didataran tinggi dapat bervariasi tergantung perawatan serta lingkungan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman tomat ini adalah suhu, kelembapan, dan intensitas sinar matahari. Faktor yang mungkin dianggap simpel, tapi memberikan nyata bagi pertumbuhan tanaman. Jika kita sampai menyepelekan, tentu tidak ada harapan untuk bisa panen maksimal. Ditambah lagi dengan cuaca ekstrim, pagi begitu terik sorenya diguyur hujan deras. Perubahan cuaca ini yang membuat tanaman kaget sehingga bisa melemahkan metabolisme tubuh tanaman. Masih menjadi tugas kita cara membuat tanaman yang sehat dengan antibodi yang kuat sehingga nantinya kebal dari serangan penyakit.  

Ditemani oleh petani bernama Pak Edi Wibowo yang akrab disapa Pak Bowo. Tinggal dibawah lereng Gunung Andong tepatnya di Desa Sigading, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Ngobrol santai bersama beliau sembari menikmati sejuknya udara lereng pegunungan. Duduk manis berdua disamping tanaman tomat beliau, selalu dibuat gagal fokus. Mata kami justru banyak tertuju melirik tanaman tomat beliau. Bagaimana tidak? Begitu optimal dan istimewa tanamannya. Terlihat buahnya lebat, sehat, dan warnanya menyegarkan mata. Setelah banyak berbincang, beliau membeberkan beberapa kiat perawatan beliau.

Tentang varietas

Lahan beliau ini berada didataran tinggi dibawah lereng Gunung Andong dengan ketinggian kurang lebih 1.300 mdpl. Lahan ini beliau tanam tanaman tomat yaitu varietas tomat KENDEDES dengan jumlah populasi tanaman 1.500 batang.

Tentang lahan

Lahan beliau ini termasuk lahan bekas dari tanaman sawi dimusim tanam sebelumnya. Sekarang beliau gunakan untuk menanam tomat dan sama sekali tidak mengolah lahannya kembali. Selang beberapa minggu usai panen sawi langsung beliau tanam tanaman tomat. Disini pun beliau tidak melakukan sistem kocor sama sekali, memang sudah menjadi kebiasaan beliau dari dulu, ketika budidaya tanaman tomat tidak pernah  mengocor. Pernah melakukan pembandingan dengan melakukan kocor, awalnya tanaman memang tumbuh dengan baik, tapi lama kelamaan tanaman mulai nampak letih lesu. Dari sini lah dimulainya tanaman mulai terserang penyakit. Maka dari itu, belajar dari kesalahan sebelumnya mulai sekarang ini beliau cukup melakukan pemberian nutrisi via spray saja.

Jarak tanam

Jarak tanam yang beliau gunakan untuk tanaman tomatnya adalah 60 cm x 60 cm. Perlu untuk diingat bahwa jarak tanam yang tepat sangat penting dalam budidaya tanaman tomat. Ini ada kaitannya tentang kelembapan, jika jarak tanam terlalu dekat, tanaman akan bersaing untuk mendapatkan sumber daya seperti sinar matahari dan nutrisi yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi buah yang buruk. Dengan begitu, area permukaan tanaman juga menjadi lembap sehingga memicu respon tumbuhnya jamur patogen. Maka dari itu sebaiknya kita memperhatikan jarak tanamnya, jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. Tetap dipastikan tanaman memiliki ruang untuk tumbuh dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Perempelan

Beliau melakukan perempelan habis tunas air bagian bawah. Cara rempel ini memang sudah tidak asing lagi, kerap dilakukan oleh kebanyakan petani. Tujuannya adalah untuk memfokuskan penyaluran nutrisi untuk membantu pertumbuhan dicabang utama. Dengan banyaknya tunas air yang kita pelihara memang akan menambahkan kuantitas panen, tapi akan semakin bertambah juga kita memberikan nutrisi. Selain itu juga mengurangi tingkat kelembapan. Tunas air yang saling bersentuhan inilah yang membuat area permukaan lembap. Tidak hanya itu, jika salah satu tanaman ada yang terinfeksi penyakit akan dengan mudah juga tanaman lainnya terjangkit.

Perawatan tanaman

Perawatan diumur 1 bulan beliau menggunakan mineral pelindung tanaman yaitu KOVERWP dengan dosis 2 SDM/16 liter air yang diaplikasikan 4 hari sekali. Kandungan dari KOVERWP ini mengandung silica yang memberikan lapisan pada permukaan tanaman untuk menghambat inkubasi fungsi patogen. Pada dasarnya, daun pada tanaman tomat ini sudah memiliki lapisan lilin atau cuticle yang terletak dipermukaan daun. Tapi lapisan lilin yang alami ini lama kelamaan akan mengikis, bisa disebabkan karena gempuran cekaman abiotik seperti dihantam terik panas secara mendadak diguyur hujan. Faktor inilah yang membuat lapisan lilin alami dari tanaman tomat mengalami pengikisan atau semakin menipis. Jika lapisan lilinya semakin tipis akan semakin mudah juga serangan hama dan penyakit.

KOVERWP ini pun juga sudah dilengkapi unsur hara mikro berbentuk mineral slow release untuk membantu pemulihan kondisi tanaman. Selain itu, juga dapat meningkatkan daya kerja dari pestisida salah satunya fungisida yang berbentuk WP. Meski mengandung silica asalkan pemakaiannya masih dibatas wajar tidak berlebih masih aman tidak mengganggu fungsi stomata dan kutikula daun.

Pemaksimalan buah

Rahasia dibalik lebatnya buah tomat milik Pak Bowo ini adalah fokus pemberian pupuk kalium. Unsur hara kalium sangatlah bagus untuk pertumbuhan tanaman saat fase generatif ketika mulai tumbuh bunga dan buah. Pemberian pupuk berupa pupuk kimia KCL yang beliau taburkan saat tanaman mulai menyentuh fase generatif. Pemberian pupuk KCL ini baru beliau berikan satu kali. Genjot nutrisinya beliau lebih berfokus via spray dengan pupuk kalium, phospat, dan boron yaitu KALINET dengan dosis 2 tutup botol/16 liter air dan diaplikasikan setiap 4 hari sekali. Dengan rutinnya aplikasi KALINET ini membuah hasil nyata pada tanaman beliau, setiap tangkai tanaman diisi 8-9 buah. Kulit buah semakin tebal juga dengan demikian bobot buah juga akan bertambah. Pengalaman sebelumnya, dengan tidak aplikasi pupuk KALINET ini beliau mendapati panen satu keranjang ditimbang mendapatkan 4,7 kg. Setelah aplikasi pupuk KALINET bedanya cukup signifikan, mendapati 5,5 kg / keranjang.

Aplikasi Fungisida & Insektisida

Dari serangan hama dan penyakit, tanaman tomat Pak Bowo ini terbilang. Bercak daun, busuk batang, buah serta serangan virus keriting masih minim. Adapun tapi dengan perbandingan total populasi tanaman prosentasenya tidak tinggi. Maka dari itu pengaplikasian fungisida dan insektisidanya beliau tidak terlalu rutin, lebih melihat kondisi serta kebutuhan tanaman terlebih dahulu.

Hasil perawatan

Dengan perawatan yang dijabarkan bersama beliau diatas tadi, tanaman tomat beliau memang membuat gagal fokus. Lebat buah serta warnanya itulah yang menjadi daya Tarik orang-orang yang melewati lahan beliau. Apalagi lahan beliau ini dipinggir jalan, membuat orang-orang berhenti mampir dan tanya-tanya tentang tanaman tomat beliau. Saat ini, beliau baru panen satu kali dengan hasil petikan 2,5 kuintal dari total 1.500 tanaman. Panen bertepatan diharga yang fantastik yaitu Rp 6.000/ kg bis akita hitung sendiri keuntungan Pak Bowo. Untung melimpah, disamping perawatan yang minim modal dengan hasil yang maksimal.

Demikian artikel ini kami buat selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
KOVER WP
MORDENFOL