Artikel

Kiat Budidaya Cabai : Langkah Efektif Tanam Cabai dilahan Bekas Banjir

Kiat Budidaya Cabai : Langkah Efektif Tanam Cabai dilahan Bekas Banjir


Angga Syarief / Rabu,26 Juli 2023

Kerap sekali menjadi sebuah permasalahan bagi para petani cabai terkait banjir yang melanda lahan. Curah hujan tinggi yang mengguyur lahan dan tidak dapat lancar mengalir alhasil air terperangkap dan merendam lahan mengakibatkan gagal panen. Meski sudah merekayasa sistem drainase sebaik mungkin jika halnya curah hujan yang mengguyur terlalu tinggi tidak akan sebanding dengan lancarnya pembuangan airnya. Pasalnya, terlalu banyak air bisa mengakibatkan akar terendam sehingga asupan oksigen berkurang. Akar cabai yang kekurangan oksigen akan membusuk, selain itu dalam jangka waktu lama juga bisa meningkatkan kelembaban yang bisa jadi memicu tumbuhnya jamur patogen.

Hal ini turut dirasakan oleh Pak Parman di musim tanam sebelumnya. Musim tanam sebelumnya beliau menanam cabai merah keriting, apesnya lahan beliau diguyur banjir. Hampir total keseluruhan tanaman cabai merah keriting beliau mati dan gagal panen. Merasakan pusing dan kewalahan, tidak cukup mengendorkan semangat beliau. Setelah lahan beliau mengalami kebanjiran, di musim berikutnya beliau mencoba kembali menanam komoditas cabai rawit merah. Perlu kita ketahui, lahan bekas kebanjiran tentu masih cukup lembab dan masih meninggalkan sisa-sisa jamur patogen yang tertinggal di dalam tanah. Hal ini sudah dibuktikan langsung oleh Pak Parman, dimana saat awal pertumbuhan tanamannya mengalami banyak kematian. Dengan begitu, beliau memutar cara dengan penyulaman dan beberapa kiat yang beliau lakukan. Alhasil, tanaman beliau sekarang dapat tumbuh dengan baik dan sudah mencapai 16 x petikan. Kiat suksesnya akan kami sampaikan dibawah ini.

Pupuk Dasar

Setelah tergenangnya lahan beliau akibar banjir, Pak Parmon mencoba kembali menanam cabai rawit merah. Tanpa rombak lahan kembali, beliau cukup menaburkan pupuk sebagai dasaran dengan pupuk kandang kambing, NPK Phonska 4 zak, pupuk ZA 2 zak, pupuk TSP 4 zak, dan kapur dolomite. Proses awalnya, beliau taburkan campuran beberapa pupuk tadi diatas bedengan. Kemudian beliau semprot dengan dekomposer EM4 dan molase “tetes tebu”. Langkah penyemprotan beliau lakukan untuk mempercepat dekomposisi dan menambah asupan makan bagi mikroorganisme dengan tetes tebu. Setelah penyemprotan, lalu beliau tutup dengan plastik mulsa. Lahan kisaran 3.500 m2 menghabiskan sekitar 3 roll plastik mulsa. Selang beberapa hari, kemudian beliau melubangi plastik mulsa dan membuat lubang tanam. Sebelum proses pindah tanam, beliau memberikan pupuk kompos terlebih dahulu tepat dilubang tanam.

Pertumbuhan Awal

Proses awal pertumbuhan cabai rawit merah beliau banyak mengalami kematian karena juga bertepatan dengan musim hujan ditambah lagi kadar air didalam tanah masih tinggi dikarenakan bekas kebanjiran sebelumnya. Sehingga beliau cukup banyak melakukan penyulaman tanaman yang mati. Sulaman yang beliau lakukan kisaran 2.000 tanaman, angka sulam yang cukup tinggi menurut kami. Maka dari itu, beliau mencoba melakukan dengan membuat lubang tanam kembali disebelah lubang tanam sebelumnya.

Pada plastik mulsanya, terdapat lubang tanam yang berdampingan. Pembuatan lubang tanam yang berdampingan ini beliau lakukan karena sebelumnya ditanam dilubang tanam tanaman tidak kunjung menandakan pertumbuhan, justru mengalami kematian tersebut. Sehingga beliau sulam kembali dan ditanam dilubang tanam sebelahnya, jadi beliau mengganti posisi dilubang tanam yang sebelahnya. Beliau beryakinan bahwa jika memaksakan ditanam dilubang tanam yang sama, masih ada jamur patogen yang tertinggal. Jika memaksakan pun perlu langkah sterilisasi terlebih dahulu agar jamur patogennya mati, untuk mempersingkat waktu beliau cukup melakukan pembuatan lubang tanam baru yang bersandingan.

Pengocoran

Ketika fase pertumbuhan awal, beliau kocor menggunakan Ultradap, asam humat POWERSOIL, dan agensi hayati Trichoderma “Biosigma”. Proses pengaplikasian, awalnya beliau larutkan menjadi larutan pekat dengan dosis komposisi Ultradap 5 kg, Powersoil 2 kg, dan Biosigma 2 kg. setelah larutan pekat jadi beliau takar dengan 2 gelas yang dilarutkan kedalam tangki 20 liter air. Mengingat lahan beliau adalah lahan bekas kebanjiran sehingga beliau perlu langkah penaikan pH tanah dengan asam humat. Peran asam humat ini mampu menyangga pH tanah dalam kondisi stabil dan juga memperbaiki struktur tanah secara fisik,kimia, maupun biologis seperti tipe tanah liat pada lahan Pak Parman. Setelah itu pengaplikasian agensi hayati Trichoderma sebagai langkah antisipasi perlindungan akan serangan jamur patogen. Trichoderma juga dapat berperan sebagai bio fertilizer yang mampu mengendalikan jamur patogen yang mengakibatkan layu fusarium. Ditambah lagi unsur phospat dan nitrogen yang terdapat pada ultradap sebagai nutrisi pertumbuhan awal tanaman. Dengan begitu tanaman akan terangsang pertumbuhan akarnya. Selang 2 minggu beliau kocor kembali dengan langkah dan bahan yang sama, yang beliau ganti ultradapnya dengan pupuk Mutiara yaramila dengan dosis 10 kg yang dilarutkan menjadi larutan pekat.

Aplikasi Pestisida

Fase awal pertumbuhan beliau sudah mengaplikasikan fungisida dan insektisida. Bahan yang beliau gunakan untuk fungisida Antracol, insektisida bahan aktif Abametin ,insektisida Prevathon dan insektisida Topdor.

Nutrisi Fase Generatif

Dalam pemaksimalan bunga dan buah ketika fase generatif, Pak Parman cukup menggunakan KALINET dengan dosis 30ml/16 liter air yang disemprotkan 1 minggu sekali. Pengaplikasian rutin pupuk ini efektif dalam merangsang pertumbuhan bunga dan buah tanaman cabai beliau. Terlihat, produktivitas satu tanaman cukup tinggi dengan kondisi buah yang berbobot dan berwarna merah mengkilap.

Hasil Panen

Sudah mendapati 16 kali petikan. Bahkan sekali pemetikan beliau mendapatkan 2,5 kuintal, angka yang cukup fantastis bagi kami. Beliau berharap kedepannya bisa mendapatkan lebih baik dari hasil pemetikan yang sekarang.

Demikian artikel ini kami buat, kiat selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL