Kiat Ampuh Mengatasi Antraknosa (Pathek) pada Tanaman Cabai
Ahmad Muzaki / Rabu,29 Desember 2021
Antraknosa atau di daerah Jawa lebih dikenal dengan sebutan pathek merupakan momok yang sangat meresahkan di kalangan petani cabai. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur / cendawan patogen yang bernama colletotrichum sp. Dampak serangan antraknosa ini bisa sangat merugikan, karena kerugian hasil panen yang ditimbulkan bisa mencapaio sekitar 65%. Oleh sebab itu, petani berusaha sekuat tenaga melakukan berbagai cara untuk pengendaliannya, bahkan tak jarang mengkombinasi berbagai macam fungisida dalam setiap aplikasi.
Penyebaran spora jamur antara lain melalui angin, tangan manusia, kaki-kaki serangga, gesekan antar tanaman, percikan air hujan hingga aliran air di permukaan tanaman. Tingginya intensitas hujan dan meningkatnya kelembaban disekitar area tanaman biasanya akan diikuti peningkatan serangan pada tanaman. Berbagai upaya perlu dilakukan mulai dari pencegahan dan penanganan atau pengendalian.
Pengendalian tentunya jauh lebih berat dibanding upaya pencegahan. Meskipun berat tetapi perlu tetap diupayakan untuk menghindari kerugian hasil tanaman yang lebih parah.
Menjawab tantangan yang diberikan oleh para petani, Susilo Aji yang bekerja sebagai tim riset di salah satu toko pertanian di daerah Magelang ini tak berhenti berupaya untuk menemukan solusi dari permasalahan yang sudah sangat sering dijumpai ini. Melakukan berbagai percobaan dan pengujian terus dilakukan untuk menghasilkan formula terbaik dan paling memungkinkan untuk diterapkan oleh petani.
Kondisi Awal Tanaman
Tanaman sengaja dibiarkan terserang penyakit antraknosa, awalnya 10% meningkat sampai 50%. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengetahui formula paling tepat apabila sudah terjadi serangan yang cukup parah. Metode pengendalian menggunakan fungisida yang digunakan oleh petani sekitar coba di aplikasikan, dan ternyata hasilnya nihil, serangan masih cukup parah.
Cara Pengendalian Antraknosa
Pengendalian versi salah seorang ahli pertanian coba beliau uji cobakan, formulasinya adalah sebagai berikut.
Hari pertama aplikasi, hanya menggunakan dua bahan yaitu CAL-HA dan KOVER WP. Dosis masing-masing bahan adalah 2 sdm atau sekitar 25 gram untuk 16 liter air. Tujuan penggunaan ke-2 bahan ini adalah untuk menetralkan keasaman permukaan tanaman, menguatkan jaringan tanaman, sehingga tanaman lebih kuat dan tidak mudah terserang penyakit.
Hari kedua menggunakan KOVER WP dikombinasikan dengan fungisida berbahan aktif azoksistrobin dan difenokonazol. Dosis KOVER WP 2 sendok makan dan fungisidanya 10 ml untuk 16 liter air. Tujuannya adalah untuk melemahkan dan mematikan jamur penyebab penyakit.
Hari ketiga menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim yang dikombinasikan dengan LOADER yang merupakan perata, pembasah dan penembus non ionik. Dosis fungisidanya adalah 2 sendok makan dan LOADER 7 ml atau 1 sendok makan per tangki 16 liter. Kedua bahan tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kematian jamur yang awalnya sudah dilemahkan pada spray hari kedua.
Interval aplikasi dilakuakan setiap hari secara berturut-turut sebanyak 2 kali aplikasi, atau disesuaikan dengan kondisi serangan penyakit. Polanya terus dilakukan seperti Langkah pertama, hanya saja intervalnya bisa dijarangkan apabila serangan sudah menurun.
Hasil Pengendalian
Penggunaan bahan dan pola tersebut memberikan hasil yang nyata. Berdasarkan data yang muncul, awalnya serangan mencapai 50%, saat ini turun hingga tinggal menjadi 1 - 2%. Sebagai kontrol dan untuk memaksimalkan pengendalian, setiap kali pemanenan, buah yang terserang penyakit perlu dipetik dan dipisahkan dengan buah yang sehat.
Pengendalian seperti yang telah dijelaskan di atas, sebaiknya mengikuti yang telah diaplikasikan. Mencampur semua bahan dan diaplikasikan 1 kali, tentunya akan mengurangi efektivitas bahan yang digunakan. Analoginya adalah kita tidak mungkin mengobati sambil menyehatkan tanaman. Tanaman terserang penyakit itu adalah tanaman sakit, dan kita perlu menyehatkan dan meningkatkan daya tahan tanaman terlebih dahulu setelah itu barulah mengobati tanaman harapannya supaya tanaman Ketika sudah sembuh, tidak mudah terkena penyakit lagi.
Upaya Pemulihan Tanaman
Upaya pemulihan koindisi tanaman baik dari daun, bunga dan buah perlu dilakukan. Pasalnya setelah serangan antraknosa, tentunya bakal buah pada tanaman telah banyak berkurang. Aplikasi nutrisi yang mengandung unsur Fosfat, Kalium dan Boron dalam hal ini menggunakan KALINET perlu dilakukan setelah tanaman benar-benar sembuh dari serangan antraknosa. Penggunaan bahan ini sangat direkomendasikan karena akan membantu merangsang pembentukan tunas, bunga dan buah baru sehingga tanaman dapat berproduksi dalam jangka waktu yang lama. Lebih menarik lagi pupuk kalinet ini tidak mengandung unsur nitrogen dan klor, sehingga lebih aman digunakan meskipun pada musim hujan. Dosis yang digunakan adalah sekitar 2 ml/L air dan interval 4-7 hari sekali.
Demikianlah cara pengendalian antraknosa yang sangat meresahkan dikalangan petani ini. Sabar, ulet dan teliti adalah kunci keberhasilan. Informasi lengkapnya dapat anda saksikan pada video ini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |