Artikel

Faktor Penting Tanam Cabai : Tanpa Fungisida Hasilnya Bikin Bangga

Faktor Penting Tanam Cabai : Tanpa Fungisida Hasilnya Bikin Bangga


Angga Syarief / Rabu,05 Juli 2023

Mendapatkan hasil panen cabai yang memuaskan tentu masih menjadi dambaan bagi para petani cabai. Dalam mewujudkan dambaan tersebut tentu bukan hal yang mudah seperti kita membalik kedua telapak tangan kita. Pastinya perlu sebuah kiat tersendiri dengan perawatan yang tepat. Terkadang kita sudah beranggapan bahwa perawatan sudah maksimal dan tepat, akan tetapi nyatanya hasilnya diluar ekspetasi kita. Memahami apa yang tanaman butuhkan memang tidak mudah.

Perawatan yang tepat seperti contohnya ketika upaya kita melakukan pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang kurang tepat dapat menimbulkan kerugian dan tidak jarang mengakibatkan gagal panen. Sebenarnya, dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit salah satu upayanya cukup membuat tanaman sehat, sehingga dengan begitu antibodi tanaman akan menjadi kuat. Hal ini akan coba dibuktikan oleh si master cabai Pak Endi tempat tinggal Kelurahan Condongcatur tetapi memiliki lahan di daerah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Cukup jauh jarak antar rumah beliau dengan lahan, tetapi tidak menurunkan semangat Pak Endi.

Selama budidaya tanaman cabai, beliau selalu berprinsip “tanaman sehat, antibodi kuat”. Dengan prinsip yang diterapkan Pak Endi ini tentu tidak terlepas dari pola perawatan yang tepat. Sedikit bocoran, dalam lahan Pak Endi untuk penggunaan pestisida sangatlah minim. Hanya beberapa kali saja dalam pengaplikasian insektisida sejak pertama kali menanam sampai diumur generatif. Bahkan setelah lama berbincang, beliau sama sekali tanpa menggunakan fungisida. Sempat tidak menyangka, tetapi beliau menjelaskan apa adanya. Ternyata dibalik itu semua, pola perawatan yang beliau lakukan ada dibawah ini.

Tentang Varietas

Varietas Denok 23 menjadi varietas cabai yang beliau pilih dimusim tanam sekarang ini. Menanam kisaran 3.000 batang tanaman, tidak ada satu pun tanaman yang terserang virus kuning.

Olah Tanah

Lahan yang beliau gunakan adalah lahan bekas 6 kali tanpa rombak lahan sama sekali. Beliau cukup memberikan pupuk dasar saja. Awalnya beliau membuka plastik mulsa keseluruhan, kemudian beliau sebar dengan pupuk phospat 50 kg Ferthipos, 50 kg NPK Phonska, dan 1 kg asam humat “POWERSOIL”. Lalu beliau ratakan dengan alat kultivator agar rata tercampur dengan tanah. Setelah tercampur dengan baik, baru beliau tutup kembali dengan plastik mulsa bekas. Kemudian beliau diamkan sekitar 25 hari. Setiap kali olah tanah, beliau selalu menyertakan unsur pembenah tanah berupa asam humat. Menurut beliau, dengan pengaplikasian asam humat ini sangat baik untuk pembenah tanah terutama ketika mencoba budidaya tanaman dilahan bekas. Karena lahan bekas tentunya secara unsur fisik, kimia, maupun biologis menurun, sehingga dengan aplikasi asam humat ini memberikan peran memperbaiki fisik, kimia, maupun biologis tanah.

Persemaian

Beliau menegaskan dimulai dari bibit yang bagus dan kuat, kedepannya pertumbuhannya akan pesat, kuat, dan sehat. Perlakuan persemaian yang beliau lakukan cukup nekat menurut kami. Cara semai yang beliau lakukan langkah awal semai benih kemudian ketika mulai pecah dan tumbuh baru beliau pindah ke area terbuka tanpa naungan. Biasanya petani pada umumnya bibit selalu dinaungi agar terlindungi dari air hujan maupun sinar matahari berlebih. Tetapi tidak halnya dengan Pak Endi, beliau justru memperlakukan benih cabainya dengan didikan keras agar kedepannya dapat kuat. Meski perlakuan yang beliau lakukan cukup nekat tanpa naungan, ketika bibit terkena air hujan beliau keesokan harinya selalu siram dengan CaO atau kalsium oksida. Tidak cukup hanya itu saja, meski dengan cara nekat sekalipun beliau tetap selalu monitoring bibit persemaian beliau.

Pengocoran

Cara aplikasi kocor yang beliau lakukan berbeda dengan petani pada umumya. Cara beliau yaitu beliau meracik bahan yang akan dikocorkan kedalam drum 300 liter air. Bahan yang beliau gunakan yaitu 1 gelas air mineral POWERSOIL dan 2 kg NPK Mutiara 16-16-16 yang dilarutkan kedalam drum 300 liter air. Untuk pengocoran keseluruhan 3.000 tanaman, beliau menghabiskan 3 drum dan baru melakukan pengocoran 3 kali. Interval kocornya tidak ada patokan, karena beliau lebih melihat kondisi tanaman terlebih dahulu. Jika dirasa tanaman membutuhkan nutrisi pengocoran, baru beliau aplikasikan.

Point yang penting disini adalah air yang digunakan untuk melarutkan pupuk tersebut selalu menggunakan air dari sumur. Jadi selama beliau budidaya tanaman apapun, beliau tanpa menggunakan air irigasi. Beliau membuat sumur di area lahan, kemudian air sumur tersebut beliau gunakan untuk pengocoran maupun penyepraian. Menurut beliau ketika tanah sudah sehat dan air yang digunakan sehat, tanaman pasti akan ikut sehat. Terkadang kita sebagai petani kurang memperhatikan akan hal ini. Air irigasi yang kita gunakan, kadang kita tidak tahu air tersebut steril atau sudah terkontaminasi. Inilah yang berbahaya, jika air sudah terkontaminasi akan berefek juga terhadap tanaman.

Jarak Tanam & Perempelan

Jarak tanam yang beliau gunakan yaitu berjarak 60 cm x 60 cm dengan dua lajur.Salah satu antisipasi serangan jamur beliau melakukan sistem rempel atau pangkas tunas air. Beliau menyakini jika tanaman tidak dirempel akan terlalu rimbun, mulai dari kerimbunan ini yang menjadikan area permukaan lembap. Sedangkan jamur bisa tumbuh berkembang dalam keadaan yang lembap. Maka dari itu, antisipasi yang beliau lakukan dalam menekan serangan jamur adalah dengan melakukan rempel. Dengan merempel tunas air pun akan diuntungkan dari segi lancarnya sirkulasi udara dan intensitas cahaya matahari yang didapatkan tanaman lebih maksimal.

Spray Fase Generatif

Penyepraian nutrisi yang beliau lakukan ternyata cukup difase generatif saja. Spray pertama bahan yang beliau gunakan yakni MORDENFOL dosis 2 tutup botol, KALINET dosis 4 tutup botol, dan pupuk mikro VITARONSL 1 tutup botol yang dicampur dan dilarutkan kedalam 16 liter air. Spray kedua bahan yang beliau gunakan masih sama tetapi menambahkan satu pupuk lagi yaitu VIGORIN yang sudah dilengkapi asam amino didalamnya. Penyepraian kedua ini dosisnya juga beliau rubah menjadi 3 tutup botol MORDENFOL, 6 tutup botol KALINET, 1 tutup botol VITARONSL, dan 1 tutup botol VIGORIN. Penyepraian kesemua bahan ini beliau lakukan hanya 3 kali saja.

Pengendalian thrips

Langkah yang dilakukan Pak Endi cukup menggunakan insektisida bahan aktif Abamectin dan Zat Pengatur Tumbuh “L-TOP” dengan aturan dosis masing-masing bahan 1 tutup botol/16 liter air dengan interval 1 minggu sekali. Pengaplikasian dua bahan ini mulai beliau lakukan ketika tanaman masih fase vegetatif. Ketika beliau mulai tampak ada gejala serangan pada tanaman beliau, beliau segera sigap melakukan penanganan. Pengaplikasian dua bahan ini cukup beliau spray sebanyak 2 kali. Setelah pengaplikasian dua bahan ini, tanaman mulai tampak tumbuh normal kembali.

Kesimpulan artikel ini adalah faktor penting dalam budidaya tanaman cabai adalah bagaimana cara kita membuat tanaman yang sehat, karena dengan begitu tanaman akan memiliki antibodi yang kuat. Dengan daya tahan yang kuat dan tinggi, akan bebas dari serangan penyakit dan meminimalisir pengendalian dengan pestisida. Dan faktor penting lainnya saat budidaya tanaman cabai adalah fokus pada nutrisi dan pemberian air. Nutrisi berimbang, tepat dan air yang digunakan sebagai media pelarut steril akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang sehat dan kuat.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
VIGORIN
VITARON
MORDENFOL