Bukan Obat dan Pupuk, Melebatkan Buah Tanaman Cabai Menggunakan Filsafat
Angga Syarief / Selasa,30 Agustus 2022
Tanaman cabai memberikan efek ekonomi yang cukup tinggi, karena kebutuhan tanaman cabai di Indonesia semakin meningkat. Tetapi tingkat produksi tanaman cabai di Indonesia masih terbilang rendah rata-rata produksi berkisar 6,7 ton per hektar. Salah satu faktor rendahnya produktivitas cabai adalah curah hujan yang tinggi. Musim penghujan merupakan salah satu faktor kegagalan panen karena saat musim hujan ini tanaman cabai rentan terkena penyakit seperti antraknosa. Tidak hanya itu, apabila intensitas curah hujan yang tinggi juga menyebabkan tingkat kelemabapan dalam tanah juga meningkat. Sehingga efek tersebut memberikan dampak ke tanaman cabai mengalami busuk batang dan parahnya bisa menyebabkan kematian.
Menjumpai musim hujan ini pun juga akan berpengaruh terhadap harga pasaran cabai. Disamping tingkat kegagalan yang tinggi, juga akan memicu harga pasaran cabai tinggi pula saat musim penghujan. Musim penghujan yang rawan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, tentu membuat petani cabai ketar-ketir dan perawatan tanaman cabinya yang ekstra. Musim penghujan ini tidak dirasakan sebagai suatu masalah oleh Mas Ade yang sudah akrab kita kenal dengan filosofinya dalam berbudidaya tanaman cabai. Salah satu petani cabai yang beralamat tinggal di Dusun Blederan, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Wonosobo. Daerah dengan ketinggian 800 mdpl termasuk daerah pegunungan dimana suhu dan tingkat kelembapannya juga tinggi. Bisa kita bayangkan, daerah pegunungan dengan suhu dan tingkat kelembapan tinggi seperti tempat tinggal Mas Ade bila menjumpai musim penghujan. Tentu, perawatan tanaman cabai yang ekstra diperhatikan dan hati-hati. Tetapi beda halnya cara merawat tanaman cabai milik Mas Ade ini, bagaimana perawatannya? Mari kita bongkar dalam artikel ini
1.Tentang lahan
Lahan bekas selama 2 tahun seluas 6.000 m2 tanpa olah lahan sama sekali. Mas Ade yang mempunyai ciri khas budidaya tanaman cabai tanpa olah lahan. Tidak menggunakan pupuk dasaran, biasanya petani pada umumnya setelah lahan ditanami tanaman mengolah lahannya kembali dirombak dan membuat bedengan baru. Beliau hanya cukup menggunakan pupuk kendang dan pupuk kimia berunsur phospat. Uniknya, beliau memberikan pupuk tersebut dosisnya pupuk kendang 1 kg/ tanaman dan pupuk unsur phospat 1 ons/tanaman. Pupuk tersebut diberikan tepat dilubang tanaman dengan kedalaman 40 cm atau gampangnya orang menyebut 2 kilan. Lubang sengaja dibuat dalam dan berukuran diameter yang lebar supaya pupuk tersebut muat masuk kedalam. Setelah pupuk tersebut dimasukkan ke lubang tanam langsung ditutup menggunakan tanah dan dilakukan pendiaman kurang lebih selama 2 minggu. Tujuan pendiaman ini adalah supaya pupuk yang diberikan tersebut bisa berhomogen atau menyatu dengan tanah. Baru setelah 2 minggu baru memindahkan bibit cabai ke lahan. Dengan luas lahan 6.000 m2, beliau menanam dengan jumlah populasi berkisar 12.000 tanaman cabai. Cara yang dilakukan Mas Ade ini terbilang hemat dari segi biaya karena hanya dilakukan sekali tanpa kocor. Alasan kedua beliau menggunakan cara tersebut karena menjumpai musim penghujan. Dengan pemberian pupuk dengan dosis yang terbilang hemat itu, juga mengurangi angka kematian pada tanaman. Apabila pupuknya diberikan secara berlebihan penyebaran patogen penyakit akan sangat mudah dan tanaman kedepannya akan manja. Memegang prinsip “ndablek/ngeyel” agar tanaman nantinya terbiasa. “Harus santai saja mas kalau pas musim hujan seperti ini.” Ujar Mas Ade.
2. Penyepraian
Mas Ade sendiri mempunyai 2 cara spray / semprot yaitu dengan berpatokan pada umur tanaman. Cara penyemprotan nya sebagai berikut :
- Umur tanaman 1 hari sampai 50 hari
Mulai fase vegetatif sampai akan menyentuh fase generatif beliau spray menggunakan MORDENFOL dengan dosis 1ml/liter air dan interval spray 7 hari sekali. Pupuk cair yang berfokus dalam bentuk senyawa magnesium pirofospat dengan konsentrai yang tinggi yang digunakan saat fase awal/ pertumbuhan, pembentukan bunga maupun saat menjumpai cuaca yang buruk. Fosfat sendiri sangat penting bagi tanaman karena memegang peran penting sebagai pembentuk Adenosine Tri Phosphate (ATP) dan Adenosine Di-phosphate (ADP) yang menyimpan energi metabolisme dan mentransfernya ke organ-organ aktif. Manfaat penggunaan MORDENFOL ini adalah :
1. Merangsang pembentukan bulu dan serabut akar, tunas, dan cabang
2. Meningkatkan pembentukan energi pada saat fase-fase kritis tanaman terutama pada fase peralihan sehingga kondisi tanaman tetap prima di saat fase generative
3. Merangsang bunga produktif dan Meningkatkan energi saat pemulihan kondisi tanaman setelah terserang hama / penyakit.
- Umur tanaman > 50 hari
Termasuk sudah menyentuh fase generatif. Pada fase-fase ini tanaman mulai terjadi pembentukan protein dan karbohidrat secara besar. Maka dari itu, saat fase generatif ini beliau spray menggunakan unsur hara kalium cair atau biasa kita kenal KALINET. Dosis 1 ml/ liter air dan intervalnya 7 hari sekali. Peran kalium disini adalah sebagai penyalur karbohidrat dan protein yang berlebih kedalam jaringan penimbun berupa buah. Penggunaan KALINET ini pun ada manfaatnya, yaitu :
1. Meningkatkan bobot, kualitas, ukuran, rendemen serta daya simpan hasil panen.
2. Meningkatkan transportasi dan penimbunan karbohidrat pada organ-organ generatif
3. Mempertahankan kondisi daun tua agar tetap berfotosintesis.
- Spray insektisida
Curacron 500EC menjadi obat alternatif beliau, termasuk insektisida berbahan aktif profenofos 500 g/l racun kontak dan lambung yang dapat diemulsikan kedalam air digunakan untuk mengendalikan hama serangga. Aturan dosis yang beliau gunakan berkisar 2 tutup botol setiap 16 liter dan intervalnya 7 hari sekali.
- Spray fungisida
Bertepatan dengan musim hujan, spray fungisida beliau aplikasikan dengan interval spray 7 hari sekali. Pemilihan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% bersifat kontak dalam merk dagang DITHANE M-45 80WP dan asibensolar-S-metil 1 % Mankozeb 48% bersifat sistemik kontak dalam merk dagang BION M 1/48WP. Aturan dosis untuk DITHANE M-45 80WP cukup 250 gram/16 liter air sedangkan dosis BION M 1/48WP cukup hanya 8 sendok makan/ 16 liter air. Cukup hemat untuk spray fungisida yang beliau aplikasikan ke lahan seluas 6.000 m2.
Dengan perawatan yang sudah diterapkan Mas Ade ini sudah cukup memberikan bukti, pasalnya sejauh ini sudah mendapati 15 kali petikan dan sekali petik bisa mencapai angka berkisar 5 sampai 6 kuintal. Memperhatikan kondisi tanamannya, sampai sekarang produktivitasnya masih tinggi, buahnya lebat, batang tanaman masih kokoh, antraknosa tidak ada, dan angka kematian pun minim. Tanpa olah lahan pun terlihat tanah gembur subur dibuktikan dengan pertumbuhan akarnya.
Menganggap bahwa musim hujan bukan menjadi masalah untuk berbudidaya tanaman cabai. Pemberian pupuk dan perawatan yang terbilang simpel ini karena menurut beliau nutrisi sudah diberikan dari Tuhan lewat air hujan. Mempercayai air hujan terdapat banyak kandungan yang mengandung unsur-unsur yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabainya. “Saya pribadi beranggapan, bahwa tanaman bisa timbul penyakit itu dari tutur kata kita sendiri” kata Mas Ade. Jadi selama kita menanam cabai jangan pernah mengeluh dan beranggapan dengan adanya air hujan ini malah memberikan dampak yang buruk untuk tanaman. Doa yang diijabah itu waktu hujan dan adzan, jadi setiap turun hujan beliau berdoa dengan turunnya air hujan akan membawa keberkahan dan setiap adzan berkumandang beliau berhenti sejenak aktivitasnya untuk menghormati panggilan-Nya. Inilah yang sebenarnya menjadi poin terpenting. Tumbuhan itu juga makhluk hidup dan yang memberikan hidup adalah Tuhan Yang Maha Esa. Jangan terlalu terpaku untuk memberikan obat-obatan atau pupuk secara berlebihan. Terapkan aspek moral juga ketika kita hendak berbudidaya segala jenis tanaman.
Demikian kiat sukses budidaya tanaman cabai versi Mas Ade. Terdapat banyak ilmu yang bis akita ambil selain kiat-kiat sukses bertani. Video selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |