Artikel

Budidaya Tomat : Perawatan Tepat Tanaman Tomat di Musim Hujan

Budidaya Tomat : Perawatan Tepat Tanaman Tomat di Musim Hujan


Angga Syarief / Sabtu,30 November 2024

Melanjutkan kisah inspiratif petani muda Rahmad Hidayat, atau yang akrab disapa "Aa Bolu," kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang budidaya tomat yang menjadi salah satu sumber kesuksesannya. Dengan segudang pengalaman yang ia peroleh sejak usia belia, Aa Bolu membuktikan bahwa keberhasilan di dunia pertanian tidak hanya membutuhkan kerja keras, tetapi juga penguasaan teknik budidaya yang tepat. Tomat, yang dikenal sebagai salah satu komoditas dengan nilai ekonomi tinggi, menjadi primadona di lahan Aa Bolu. Dengan pendekatan yang teliti dan strategi yang matang, ia mampu menghasilkan panen berkualitas unggul yang konsisten, bahkan di tengah tantangan fluktuasi cuaca dan harga pasar.

Budidaya tomat memang menjadi tantangan tersendiri, terutama saat dilakukan dalam skala besar. Namun, Aa Bolu, petani muda inspiratif dari Kecamatan Pemulihan, membuktikan bahwa kesuksesan tetap dapat diraih meski dengan penghematan modal. Dalam lahan seluas 5.000 meter persegi yang ditanami 13.000 tanaman tomat, Aa Bolu mengembangkan metode perawatan yang efisien, minim biaya, dan menghasilkan panen berkualitas tinggi. Berikut adalah langkah-langkah perawatan tanaman tomat yang diterapkan Aa Bolu, khususnya dalam menghadapi tantangan budidaya tanpa penggunaan plastik mulsa.

Pemilihan Varietas

Aa Bolu memilih varietas Gustavi dari Cap Panah Merah sebagai andalannya. Varietas ini dikenal memiliki produktivitas tinggi, buah berkualitas, dan adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi cuaca, termasuk musim penghujan. Tomat Gustavi juga memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap penyakit, sehingga mendukung efisiensi dalam perawatan.

Pupuk Dasar

Mengantisipasi musim penghujan, Aa Bolu memutuskan untuk menghindari pupuk kimia sebagai pupuk dasar. Sebagai gantinya, ia mengaplikasikan pupuk kandang ayam sebanyak 3 ton ke lahan seluas 5.000 meter persegi. Pupuk kandang ayam kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium alami yang sangat baik untuk memulai pertumbuhan tanaman tomat. “Musim penghujan itu tricky. Pupuk kimia di awal justru bisa membuat tanaman terlalu rentan. Pupuk kandang lebih aman dan tahan lama untuk dasar” ungkap Aa Bolu.

Pengocoran dengan Kombinasi Nutrisi

Setelah tanaman memasuki fase vegetatif, Aa Bolu rutin melakukan pengocoran setiap minggu. Dalam setiap sesi pengocoran, ia menggunakan bahan pupuk yang berbeda secara bergantian, yaitu:

  • Pupuk NPK : Untuk mendukung pertumbuhan daun, batang, dan akar.
  • Pupuk Kalsium : Untuk memperkuat struktur tanaman dan mencegah kerontokan bunga serta buah muda.
  • Asam Humat POWERSOIL : Selalu disertakan dalam setiap pengocoran untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi di tanah dan memperbaiki struktur tanah, terutama di lahan tanpa plastik mulsa.

Penyemprotan di Fase Vegetatif

Untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, Aa Bolu menerapkan penyemprotan dengan rotasi bahan aktif pestisida dan fungisida. Di fase vegetatif, berikut adalah bahan yang digunakan:

  • Fungisida Mancozeb: Melindungi tanaman dari infeksi jamur, terutama bercak daun dan busuk batang.
  • Insektisida Abamektin: Efektif mengendalikan hama ulat daun.
  • Insektisida Piridaben dan Diafentiuron: Melindungi tanaman dari serangan kutu daun dan thrips yang dapat menyebabkan keriting daun.

Penggunaan bahan aktif ini dilakukan secara bergilir untuk mencegah resistensi pada hama dan penyakit. Untuk mendukung pertumbuhan optimal, Aa Bolu memberikan tambahan nutrisi berupa:

  • Asam Amino PREMINO : Membantu tanaman mengatasi stres akibat perubahan cuaca dan meningkatkan pertumbuhan vegetatif.
  • Pupuk MORDENFOL : Membantu tanaman dalam pembentukan klorofil daun dan pertumbuhan tunas serta akar tanaman
  • Pupuk Daun Greenland : Menyediakan nutrisi makro seperti nitrogen, phospat, dan kalsium yang esensial untuk perkembangan tanaman

Adaptasi Tanpa Plastik Mulsa

Berbeda dengan banyak petani tomat lainnya, Aa Bolu memutuskan untuk tidak menggunakan plastik mulsa demi menghemat biaya. Namun, ia tetap menjaga kelembapan tanah dengan melakukan penyiraman secara berkala dan memastikan drainase lahan berfungsi dengan baik. “Memang lebih repot tanpa mulsa, tapi kalau kita rajin, hasilnya tetap maksimal,” jelasnya.

Budidaya tomat yang sukses tidak hanya bergantung pada kualitas benih atau teknik penanaman, tetapi juga pada strategi perawatan yang diterapkan di fase generatif. Aa Bolu, petani muda inspiratif dari Kecamatan Pemulihan, sekali lagi membuktikan keahliannya. Dalam fase generatif, ia mengembangkan metode yang memanfaatkan pupuk Kalinet tanpa melakukan rempel pucuk (alias topping). Strategi ini memungkinkan distribusi nutrisi yang optimal ke seluruh bagian tanaman, menghasilkan tomat yang lebat dan seragam.

Pertumbuhan Buah Optimal

Aa Bolu menggunakan pupuk KALINET, pupuk berbasis kalium nitrat yang dikenal sebagai pendukung utama pembentukan buah. Kandungan kalium (K) yang tinggi di pupuk ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas buah, seperti ukuran, warna, dan rasa, sementara kandungan nitrat (N) mendukung pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. “Aku selalu percaya, nutrisi di fase generatif itu kunci. Kalinet membantu buah cepat berkembang, sehat, dan beratnya maksimal,” ungkap Aa Bolu. Penyemprotan Kalinet dilakukan secara rutin dengan interval waktu tertentu. Berikut adalah keunggulan penggunaan pupuk Kalinet di fase generatif :

  • Memacu pembentukan buah: Kalinet membantu tanaman memproduksi buah lebih banyak.
  • Meningkatkan kualitas buah: Kalium dalam Kalinet membuat buah lebih besar, manis, dan tahan lama saat disimpan.
  • Memperkuat batang tanaman: Nitrat yang terkandung membantu mendukung struktur tanaman agar kokoh menopang banyak buah

Tidak Melakukan Rempel Pucuk

Berbeda dengan praktik umum petani tomat yang memangkas pucuk tanaman di fase generatif untuk mengarahkan energi ke buah, Aa Bolu memilih untuk tidak melakukan rempel pucuk. Alasannya sederhana: membiarkan tanaman tumbuh secara alami memungkinkan distribusi nutrisi tidak hanya ke buah yang sudah terbentuk, tetapi juga ke tunas baru yang produktif. “Kalau kita potong pucuk, memang energinya ke buah yang sudah ada. Tapi dengan dibiarkan tumbuh, nutrisi dari pupuk akan tersebar lebih merata, termasuk ke tunas baru yang bisa berbuah lagi,” jelas Aa Bolu. Metode ini memberikan hasil mencengangkan: setiap tanaman tomat yang dirawat oleh Aa Bolu dipenuhi buah hingga mencapai 12 tandan per tanaman.

Pengelolaan Tanaman untuk Menunjang Metode Tanpa Topping

Meski tidak memangkas pucuk, Aa Bolu tetap melakukan beberapa langkah penting untuk memastikan metode ini berjalan sukses:

  • Pemangkasan daun tua dan sakit: Untuk mencegah penyakit dan meningkatkan sirkulasi udara di antara tanaman.
  • Penataan sulur secara teratur: Agar tanaman tidak terlalu rimbun dan tetap menerima cahaya matahari dengan baik.
  • Monitoring intensif terhadap hama dan penyakit: Fase generatif adalah masa kritis. Penyemprotan fungisida dan insektisida dilakukan sesuai kebutuhan untuk melindungi buah dan tanaman.

Dengan pendekatan ini, tanaman tomat milik Aa Bolu tidak hanya produktif tetapi juga memberikan buah berkualitas premium. Buah-buahnya besar, segar, dan manis. Setiap tanaman dipenuhi tandan buah, menciptakan pemandangan yang memukau di lahannya. “Metode ini memang butuh kesabaran lebih, tapi hasilnya bikin puas. Satu tanaman bisa sampai 12 tandan penuh buah. Artinya, potensi hasil panen juga jauh lebih besar,” ujar Aa Bolu dengan penuh semangat.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.

 


Rekomendasi Produk :
PREMINO
CAL-HA
KALINET
MORDENFOL