Artikel

Budidaya Terong : Solusi Pertanian Berkelanjutan, Tanpa Pupuk Dasar

Budidaya Terong : Solusi Pertanian Berkelanjutan, Tanpa Pupuk Dasar


Angga Syarief / Rabu,20 Desember 2023

Pertanian berkelanjutan merupakan konsep yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara produksi pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Dalam pertanian berkelanjutan, pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan digunakan untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan menjaga kualitas tanah serta air. Pertanian berkelanjutan juga melibatkan penerapan praktik-praktik seperti penggunaan pupuk organik, pengelolaan air yang efisien, rotasi tanaman, dan meminimalisir penggunaan bahan kimia. Dengan adanya pertanian berkelanjutan, diharapkan dapat tercapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan petani. Pertanian berkelanjutan juga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan melindungi keanekaragaman hayati.

Pertanian berkelanjutan dalam budidaya tanaman terong adalah pendekatan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara produksi pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan dalam proses menanam dan merawat tanaman terong. Dalam pertanian berkelanjutan, penggunaan pupuk organik dan bahan alami lainnya ditekankan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya. Selain itu, praktik-praktik seperti pengelolaan air yang efisien, pengendalian hama dan penyakit secara bijak, serta penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap gangguan lingkungan juga menjadi fokus dalam budidaya tanaman terong berkelanjutan.

Penggunaan pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang, tidak hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas tanah dan kesehatan tanaman. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti irigasi tetes dan sistem pemantauan cuaca dapat membantu petani dalam memanfaatkan sumber daya air dengan efisien, mengurangi limbah air, dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman terong. Pertanian berkelanjutan dalam budidaya tanaman terong tidak hanya memberikan manfaat bagi petani, tetapi juga bagi lingkungan dan konsumen. Dengan mengadopsi pendekatan ini, kita dapat memperoleh hasil panen yang berkualitas, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang. Dengan kesadaran dan dukungan semua pihak, pertanian berkelanjutan dalam budidaya tanaman terong dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk menjaga ketahanan pangan, menjaga kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Profil Petani

Artikel kali ini kita akan sama-sama belajar terkait budidaya tanaman terong dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Belajar dengan salah seorang petani bernama Mas Ali Mustasfa, akrab dengan panggilan Mas Ali. Bertempat tinggal di Desa Cipuner, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Beliau sejak awal mempunyai prinsip pertanian berkelanjutan, dimana pola budidaya beliau minim penggunaan bahan kimia.

Tentang Varietas

Fokus di musim tanam sekarang ini menanam tanaman melon dua varietas sekaligus, yaitu tanaman terong ungu varietas Mustang dari Panah Merah dan terong hijau dari varietas terong lokal. Beliau sendiri menjelaskan bahwa tipikal varietas terong yang beliau tanam memanglah tipikal buah terong yang tidak terlalu panjang.

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman terong di musim ini adalah lahan bekas dari tanaman padi. Sejak awal beliau memang sengaja tidak membuat bedengan. Dan yang menjadi hal menariknya disini adalah beliau sama sekali tidak melakukan pengolahan lahan. Sama sekali tidak menggunakan pupuk dasaran. Jadi persiapan lahan yang beliau lakukan adalah ketika usai panen tanaman padi, lahan dibersihkan rumputnya menggunakan herbisida. Setelah melakukan pembersihan rumput, beliau melakukan pendiaman ± 1 minggu. Kemudian selesai pendiaman, beliau langsung melakukan penanaman.

Pengocoran Tanaman

Mas Ali lebih menekankan pemberian pupuk via kocor. Pupuk kocor yang beliau gunakan yaitu NPK 16-16-16 dan asam humat “POWERSOIL”. Cukup dengan dua bahan itu saja. Dari 3 kali pengocoran untuk keseluruhan populasi tanaman, beliau hanya cukup menghabiskan 18 kg NPK 16-16-16. Tercatat setiap pengocoran yang beliau lakukan, cukup menghabiskan 6 kg NPK dan ½ kg asam humat. Pengocoran pertama mulai beliau lakukan di umur 14 HST. Alasan beliau selalu menyertakan asam humat disetiap pemupukan yang beliau lakukan adalah untuk mengurangi residu pupuk kimia. Sehingga ketika dikombinasikan, kandungan pupuk kimia tidak ada yang tertinggal didalam tanah. Jadi peran asam humat disini adalah sebagai pengikat unsur hara baik yang terkandung didalam pupuk kimia maupun unsur hara didalam tanah. Dengan aplikasi asam humat ini pun beliau merasa lebih irit. Berbicara dengan hasilnya, setelah aplikasi dua bahan ini mampu bersaing dengan hasil tanaman terong milik tetangga.

Penyepraian Tanaman

Nutrisi spray yang beliau gunakan yaitu MORDENFOL, asam amino “Premino”, pupuk mikro VITARONSL, dan pupuk kalium KALINET. Sedikit berbeda dengan petani pada umumnya, untuk pupuk KALINET mulai diaplikasikan sejak fase pertumbuhan. Padahal yang kita ketahui bahwa pupuk kalium cocok untuk fase pembuahan. Tetapi beliau mempunyai alasan tersendiri, tujuannya agar tanaman cepat berbunga dan menggenjot pembuahan dikemudian hari. Meski mulai diaplikasikan di fase pertumbuhan, beliau cukup memainkan dosisnya. Untuk dosis KALINET beliau cukup menggunakan 5 ml/16 liter air.

Beliau merasakan sendiri manfaatnya, dengan aplikasi MORDENFOL dan Premino tunas airnya mulai banyak bermunculan. Selain itu, daun tanaman terong beliau lebih lebar dan warna hijau daun masih tetap terjaga sampai petikan ke-9 saat ini. Meskipun ada beberapa kendala yakni daun terjangkit virus kuning, yang terlihat masih tetap produktif sampai saat ini.

Pengondisian Kuning

Virus kuning memang kerap menyerang daun tanaman terong karena karakteristik dari daun terong lebar dan bergetah. Sehingga dengan begitu, daun terong menjadi tempat hunian yang nyaman bagi kutu kebul yang berperan sebagai vektor virus kuning. Meskipun beberapa tanaman beliau terindikasi virus kuning, nyatanya tanaman beliau masih optimal dan terjaga untuk produktivitasnya. Beliau menjelaskan karena ini efek dari aplikasi spray pupuk mikro VITARONSL. Manfaat dari aplikasi unsur mikro ini adalah untuk menjaga metabolism tanaman, sehingga dengan begitu tanaman masih tetap tumbuh dengan baik.

Hasil Perawatan

Pola budidaya yang diterapkan beliau dengan prinsip pertanian berkelanjutan ini ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Bagaimana tidak heran? Sudah petikan ke-9 ini beliau sudah mendapatkan tonase 2,5 ton dari total tanaman 3.200 tanaman.

Kesimpulannya adalah penerapan prinsip pertanian berkelanjutan memang semestinya diterapkan. Hal ini untuk menjaga keseimbangan antara produksi pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Seperti pesan Mas Ali, memang pupuk kimia itu lebih instan, baik untuk sesaat tetapi kalau berlebihan tidak baik untuk jangka panjang. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
VITARON
MORDENFOL