Budidaya tanaman padi adalah salah satu kegiatan pertanian yang penting dan umum dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman padi merupakan sumber makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga budidaya padi memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan di negara ini. Budidaya tanaman padi membutuhkan persiapan yang matang, mulai dari pemilihan bibit yang berkualitas, persiapan lahan, hingga pengaturan sistem irigasi yang tepat. Proses tanam padi dilakukan dengan menanam bibit padi di lahan yang sudah disiapkan, kemudian dilakukan perawatan seperti pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama dan penyakit. Dengan budidaya tanaman padi yang baik, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi di Indonesia serta mendukung ketahanan pangan negara ini. Oleh karena itu, penting bagi para petani dan pemerintah untuk terus mengembangkan teknologi pertanian yang modern dan berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman padi.

Artikel kali ini akan ditemani oleh salah satu petani pemula, yang belum lama di dunia pertanian. Bersama dengan Mas Yuki, beralamat tinggal di Desa Kalimiru, Kecamatan Mbayan, Kabupaten Purworejo. Pertama kali baru mencoba menanam komoditas padi, karena sebelumnya beliau banyak mencoba menanam tanaman palawija. Singkat cerita, mengapa beliau termasuk petani pemula, sebab selama 17 tahun beliau habiskan waktunya di dunia pelayaran. Belum lama kurang lebih 1 tahun silam ini beliau memutuskan untuk memindah Haluan menjadi petani. Meski beliau menyadari dirinya sebagai petani pemula, bukan berarti tidak dapat belajar dengan beliau. Justru kami disini menjadikan beliau sebagai narasumber kami sebab, petani pemula sekalipun mampu menghasilkan tanaman yang optimal selayaknya sudah petani senior. Akan terdapat ilmu dan pengalaman menarik dari beliau, simak lengkapnya dibawah ini.

Tentang Varietas

Varietas padi yang sekarang berumur 110 HST adalah varietas Ciherang. Meski beliau belum mnegetahui beberapa varietas padi, beliau memantapkan diri dan berani mencoba varietas padi Ciherang. Alhasil beliau berhasil membuktikannya.

Sistem Irigasi

Pemahaman kita, tanaman padi adalah salah satu tanaman yang membutuhkan air. Tanaman padi membutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Jumlah air yang dibutuhkan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, namun rata-rata jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi padi yang optimal adalah sekitar 180-300 mm per bulan. Maka dari itu, dalam pemenuhan kebutuhan air Mas Yuki berusaha mengupayakan sebaik mungkin. Dalam kurun waktu 1 minggu, jatah air melalui irigasi sebanyak 1 kali. Dengan standar jatah yang ditetapkan 1 minggu sekali, Mas Yuki menegaskan proses pematangan bulir padi masih aman, tetapi segi pertumbuhan tanaman sedikit terhambat.

Jarak Tanam

Jarak tanam yang beliau gunakan yakni berjarak 20 cm x 20 cm. Jarak tanam yang digunakan sama seperti pada umumnya. Pengaturan jarak tanam yang ideal ini bermaksud untuk mengatur tingkat kelembapan tanaman. Selain itu, juga mengupayakan jalan sirkulasi udara lebih lancar dan juga optimalnya intensitas cahaya matahari yang masuk.

Pemupukan Tanaman

Proses pemupukan tanaman padi melibatkan pemberian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang optimal. Beberapa pupuk yang beliau gunakan adalah pupuk Urea, NPK Phonska, dan Ferthipos. Luasan lahan sekitar 1.100 m² beliau menghabiskan campuran ketiga pupuk tersebut sebanyak 50 kg. Penaburan pupuk yang pertama ini beliau lakukan ketika sebelum umur tanaman 10 HST. Kemudian pemupukan kedua beliau lakukan diumur sebelum 40 HST dengan pupuk yang sama di pemupukan pertama. Dosis keseluruhan pun masih sama, cuman yang membedakan adalah takaran pencampuran dari masing-masing pupuknya. Jadi pemupukan kedua, beliau lebih menaikkan dosis pupuk NPK Phonska dan Urea. Perpaduan masing-masing unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman saat fase vegetatif.

Penyepraian Tanaman

Setelah pemupukan via tabur, beliau juga turut mengupayakan pemupukan via spray yang dicampurkan dengan insektisida dan perekat. Pupuk spray yang beliau gunakan adalah Fertizen. Pengaplikasian spray ini beliau lakukan ketika memasuki umur 30 HST dengan interval spray 6 hari sekali. Kandungan pada pupuk Fertizen adalah fokus pada unsur zinc (Zn). Perlu kita ketahui, unsur hara zinc sangat dibutuhkan untuk tanaman padi terutama pada fase vegetatif sampai generatif. Penting diaplikasikan sebab unsur hara mikro zinc bagi tanaman padi yang berperan sebagai pembentuk hormon auksin alami serta menekan pertumbuhan serangan jamur patogen.

Pupuk ini dicampur dengan insektisida, untuk bahan aktif yang Mas Yuki gunakan adalah bahan aktif abamectin dan dimetoat. Pengaplikasian insektisidanya tidak beliau campur menjadi satu begitu saja. Jadi kedua bahan aktif tersebut aplikasi secara bergantian. Menurut Mas Yuki pengaplikasian bahan aktif abamectin untuk mengendalikan walang sangit, sedangkan bahan aktif dimetoat untuk mengendalikan kumbang-kumbangan. Kemudian beliau juga menambahkan perekat, guna meningkatkan daya kerja pupuk dan insektisida. Mas Yuki sendiri memang tidak menggunakan fungisida, karena sampai sejauh ini untuk penyakit jamur masih terbilang aman. Tingkat amannya dari serangan jamur patogen ini, menurut beliau efek dari pengaplikasian unsur hara zinc. Karena yang sempat kita singgung di awal tadi, unsur hara mikro zinc mampu menekan pertumbuhan serangan jamur patogen dan membuat ketahanan tubuh tanaman lebih kuat.

Demikian artikel ini kami buat, semoga dapat menginspirasi sahabat petani semua. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah meski baru pertama kali mencoba dan menjadi petani pemula, dengan ketekunan dan giat belajar akan menghasilkan tanaman yang sesuai dengan keinginan kita. Selengkapnya dapat ditonton disini.