Artikel

Budidaya Tanaman Cabai Keriting :

Budidaya Tanaman Cabai Keriting : "Super Wow" Tumbuh Istimewa di Lahan Berpasir


Angga Syarief / Sabtu,02 September 2023

Siapa yang bisa menolak pesona cabai keriting? Lebih dari sekedar bumbu di berbagai hidangan, cabai keriting juga menyimpan hal menarik dan menantang saat kita membudidayakannya. Cabai merah keriting, atau sering disebut cabai rawit merah keriting adalah salah satu komoditas yang masih populer di dunia pertanian. Pola perawatan yang diterapkan hampir mirip dengan pola perawatan tanaman cabai rawit merah karena masih dalam satu famili. Untuk memulai budidaya cabai merah keriting, kita perlu memahami langkah-langkah dasar seperti pemilihan varietas, ketinggian daerah, persiapan lahan, dan perawatan tanaman. Tak kalah penting juga untuk memperhatikan faktor seperti pemilihan pupuk, pengendalian hama, dan penyiraman yang tepat.

Artikel ini akan kami buat khususnya dalam membahas budidaya tanaman cabai merah keriting di dataran rendah, tepatnya di daerah pesisir berdasarkan pengalaman oleh salah satu petani, bernama Pak Joni. Beralamat di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Saat ini beliau sedang sibuk-sibuknya bertani, berkecimbung di dunia percabean. Belum lama mencoba budidaya tanaman cabai merah keriting, tetapi keberuntungan memihak Pak Joni. Lahan seluas 2.000 m2 berhasil beliau tumbuhi tanaman cabai merah keriting yang istimewa. Kiat suksesnya akan kami sampaikan dibawah ini.

Tentang Varietas

Varietas cabai keriting yang beliau tanam adalah varietas CMK Sios Tavi dari Kapal Terbang. Menanam ± 5.000 tanaman, dimana saat ini tanaman beliau sudah berumur 72 HST. Tinggal menghitung beberapa hari lagi akan menjumpai masa panen.

Jarak Tanam

Jarak tanam yang beliau gunakan yakni berjarak 35 cm x 50 cm, maksudnya adalah jarak 35 cm antar lajur kanan dan kiri, sedangkan 50 cm jarak antar lubang tanam. Masing-masing lubang tanam beliau tanam 1 tanaman. Jarak tanam yang digunakan seperti pada umumnya, tidak berani melakukan jarak tanam yang berdekatan sebab beliau mengetahui resikonya. Semakin rapatnya jarak tanam, tanaman akan berdesakan dan mampu memicu resiko riskannya terserang patogen penyakit akibat jamur dan bakteri. Selain itu, dengan jarak tanam yang terlalu berdekatan juga akan mempersulit proses fotosintesis tanaman, sebab rapatnya antar tanaman akan mengurangi potensi masuknya sinar matahari yang dibutuhkan saat proses fotosintesis.

Olah Lahan

Lahan beliau berada di dataran rendah dan dekat dengan area pesisir pantai. Dengan begitu, tipe tanah di lahan beliau lebih cenderung berpasir. Oleh sebab itu, beliau sangat memperhatikan olah lahan seperti pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang beliau gunakan yaitu pupuk kompos ayam, NPK Phonska 100 kg, dan pupuk Ferthipos 100 kg. Sengaja tidak menggunakan kapur pertanian/dolomite, sebab pertimbangan beliau adalah bertepatan di musim kemarau. Tujuan pemberian kapur pertanian/dolomite adalah untuk menaikkan pH tanah, maka pertimbang beliau di musim kemarau untuk pH tanah lebih cenderung stabil, minim mengalami fluktuatif pH tanah. Beda halnya, jika musim hujan, beliau akan turut menyertakan kapur pertanian/dolomite, sebab air hujan mengandung nitrogen yang bisa membuat tanam masam sehingga pH tanah bisa drop bila terguyur hujan terus menerus. Setelah pembuatan bedengan, beliau tabur pupuk yang kami sebutkan diatas tadi kemudian langsung tutup plastik mulsa. Setelah penutupan plastik mulsa, beliau melakukan pendiaman ± 2 minggu untuk menghomogenkan pupuk dasar dengan tanah.

Proses Pindah Tanam

Mengingat tipe tanah pada lahan beliau adalah lahan berpasir, ditambah lagi bertepatan dengan cuaca panas yang ekstrim. Karakteristik tanah berpasir yaitu dengan mudah menyerap air, tetapi juga dengan mudah menguap. Hal ini disebabkan karena tipe tanah berpasir cenderung lebih cepat menghangat sehingga kapasitas simpan airnya rendah. Bila kemampuan kapasitas simpan airnya rendah, memiliki tingkat nutrisi yang rendah unsur hara cenderung tercuci dengan cepat ke bawah lapisan tanah.

Oleh karena itu, hal ini akan rawan pada bibit yang baru pindah tanam. Perlu langkah pengondisian yang tepat agar mengurangi stress pada tanaman. Langkah preventif yang beliau lakukan adalah dengan melakukan pengocoran asam amino, asam humat “POWERSOIL”, dan NPK Mutiara 16-16-16. Penjabaran bahan yang digunakan, tentu memiliki perannya masing-masing. Asam amino akan berperan membantu tanaman mempercepat adaptasi terhadap lingkungan sehingga mengurangi potensi stress. Asam humat akan membantu memperbaiki tanah baik sifat fisik, kimia, maupun biologis. Selain itu, asam humat juga akan berperan sebagai pengikat unsur hara dan air didalam tanah. Sedangkan peran NPK Mutiara sebagai nutrisi pelengkap untuk sumber makanan tanaman. unsur hara yang terkandung pada pupuk NPK, akan membantu laju tumbuh tanaman ketika masa pertumbuhan. Oleh sebab itu, penjabaran masing-masing peran dari bahan yang digunakan Pak Joni, akan memberikan perpaduan yang baik untuk masa pertumbuhan bibit khususnya dilahan berpasir.

Spray Fase Vegetatif

Spray fase pertumbuhan beliau menggunakan MORDENFOL dengan dosis 20 ml/16 liter air interval spray 1 minggu sekali. Aplikasi mordenfol ini beliau pakai sampai 40 HST. Dengan aplikasi MORDENFOL yang dirasakan beliau banyak tunas air yang tumbuh. Memang rencana sejak awal beliau berusaha untuk menumbuhkan tunas air seoptimal mungkin, karena harapan kedepannya setiap tunas air mampu menghasilkan potensi bunga dan buah yang maksimal.

Spray Fase Generatif

Ketika fase berbuah beliau ganti dengan spray KALINET dosis 20 ml/16 liter rolling dengan Gandasil B. Dua pupuk yang berfokus pada unsur kalium, sebagai pembentukan bunga dan buah. Pak Joni mulai beralih fokus untuk merangsang bunga dan buahnya, agar produktivitas tanaman tinggi. Spray ini beliau lakukan sampai di umur sekarang, tepatnya 72 HST dengan interval spray 4-5 hari sekali.

Kocor Tambahan

Pak Joni tetap masih mengupayakan memberikan nutrisi tambahan via kocor. Langkah ini beliau lakukan dengan tujuan, agar kebutuhan nutrisi tanaman dapat terpenuhi. Pengocoran pertama ketika mulai fase generatif dengan NPK Mutiara 16-16-16 dan pupuk Karate Boron. Interval kocor yang beliau lakukan 1 minggu sekali dan dilakukan selama satu bulan. Untuk bulan selanjutnya, beliau ganti menggunakan NPK Grower 15-9-21 dengan interval kocor 1 minggu sekali dan dilakukan selama satu bulan. Setelah 2 bulan melakukan pengocoran susulan, beliau mulai berhenti.

Sistem Irigasi

Sistem irigasi yang beliau aplikasikan menggunakan selang drip. Cara yang lebih mudah karena lebih efisien tenaga dan waktu. Dilakukan 2-3 hari sekali mengingat karena lahan beliau lahan berpasir, perlu memberikan perhatian terhadap pengairan.

Pengendalian Keriting

Langkah preventif beliau, yang pertama tetap memperhatikan pengairannya terlebih dahulu karena tanaman yang kekurangan air akan mudah stress dan membuat antibody tanaman melemah. Sehingga akan dengan mudah juga tanaman riskan terserang penyakit. Langkah kedua beliau aplikasikan insektisida pada umumnya menggunakan bahan aktif abamectin, imidakloprid, metomil yang beliau rolling. Interval spray 3 hari sekali. Ketika fase generatif ganti fokus untuk mengendalikan hama ulat dan lalat buah, menggunakan insektisida bahan aktif emamectin benzoate dan dimetoat. Dosis yang beliau saat pengaplikasian insektisida sesuai dengan anjuran pada produk.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL