Artikel

Budidaya Paria : Varietas dan Nutrisi Tepat adalah Kunci Sukses Budidaya

Budidaya Paria : Varietas dan Nutrisi Tepat adalah Kunci Sukses Budidaya


Angga Syarief / Rabu,03 Januari 2024

Kegagalan panen merupakan situasi yang mengkhawatirkan dan merugikan bagi para petani. Proses budidaya tanaman yang penuh tantangan dapat menghadirkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan kegagalan panen. Salah satunya, faktor yang menyebabkan gagal panen yaitu kesalahan sejak awal terkait pemilihan varietas. Ketidaktepatan kita dalam pemilihan varietas, memberikan efek yang cukup serius saat kita budidaya tanaman. Kurangnya daya adaptasi terhadap lingkungan, kerentanan terhadap hama dan penyakit, dan kualitas hasil yang rendah menjadikan alasan mengapa pemilihan varietas yang kurang tepat dapat menyebabkan kegagalan panen.

Oleh sebab itu dalam budidaya tanaman, faktor pendukung kesuksesan budidaya didukung dengan pemilihan varietas yang tepat. Sekarang ini, berbagai varietas sudah menawarkan keunggulannya masing-masing, baik itu memiliki tingkat produksi buah yang tinggi, kualitas buah yang dihasilkan, ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Dari beberapa keunggulan ini, membantu mempermudah segi perawatan. Artikel kali ini akan mengulak, seberapa pentingnya pemilihan varietas saat budidaya tanaman.

Profil Petani

Ditemani salah seorang petani paria, yaitu Pak Teguh yang beralamt di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Menikmati kesibukan setiap harinya dengan bertani. Musim tanam sekarang, beliau sedang mencoba menanam komoditas paria.

Pola Tanam

Menerapkan pola tumpangsari dengan berbagai tanaman di berbagai musim tanam. Jadi di setiap musim tanamnya, beliau selalu menanam komoditas paria. Untuk tanaman yang beliau tumpangsarikan yaitu tanaman onyong dan cabai. Awalnya menanam tanaman onyong, setelah tanaman onyong panen baru dimulai tanam tanaman cabai. Setelah tanaman onyong habis dipanen, disusul tanam dengan tanaman paria. Kondisi yang terlihat sekarang ini, tanaman cabai sudah memasuki usia generatif dan tanaman paria sudah mendapati 6x pemetikan.

Alasan pertama beliau melakukan pola tumpangsari ini adalah untuk mencukupi modal perawatan. Dimana yang kita kenal, bahwa tanaman cabai cukup merogoh modal perawatan. Maka dari itu, upaya menutup modal perawatan tanaman cabai itu sendiri dengan tumpangsari tanaman onyong dan paria. Tanaman onyong yang sudah usai dipanen ditambah lagi panenan tanaman paria yang sudah 6x petik, sudah cukup menutup modal perawatan tanaman cabai.

Alasan kedua yaitu untuk melindungi tanaman cabai dari paparan sinar matahari tinggi dan guyuran air hujan. Tanaman paria yang kita ketahui adalah tanaman sulur, dimana tanaman ini perlu pembuatan para-para sebagai media rambatan tanaman. Dengan adanya para-para ini, tanaman cabai akan ternaungi. Sehingga cabai akan tidak langsung dibenturkan oleh cuaca ekstrim yang sekarang ini kerap berganti dari terik panas, secara mendadak langsung diguyur air hujan. Perpindahan cuaca ini tentu memberikan efek yang membuat tanaman mudah terkena stress. Oleh sebab itu, alasan beliau melakukan tumpangsari dengan tanaman sulur, seperti memberikan proteksi atau perlindungan bagi tanaman cabai.

Lantas bagaimana dengan nasib tanaman parianya? Apakah juga akan berdampak karena paparan cuaca ekstrim? Tentu berdampak, tetapi sifat tanaman paria memang seharusnya mendapatkan sinar matahari yang cukup dan kebutuhan air. Benturan cuaca yang berubah-ubah ini, tentu akan membuat tanaman paria beliau kecukupan akan sinar matahari dan kebutuhan airnya walaupun disisi lain cuaca ekstrim ini akan berdampak pada stress tanaman. Tetapi dengan varietas yang beliau pilih, dengan keunggulan yang mudah adaptasi dengan lingkungan membuat tanaman beliau tahan terhadap benturan cuaca yang ekstrim.

Tentang Varietas

Musim tanam sekarang beliau memilih varietas paria KAPTEN 40. Meski sering menanam paria disetiap musimnya, beliau baru mencoba pertama kali menanam varietas paria KAPTEN 40 ini. Baru pertama kali mencoba membuat beliau ketagihan untuk tanam di musim tanam selanjutnya. Menurut beliau, untuk buah yang dihasilkan berkualiats. Dari segi warna hijaunya cantik, rasanya tidak terlalu getir, gerigi yang tidak terlalu rapat, buah lebih berbobot membuat daya tarik tersendiri bagi para petani dan pembeli.

Cara pembuktian rasa kepuasan beliau terhadap varietas KAPTEN 40 ini adalah dengan melakukan perbandingan dengan varietas lain dalam satu lahan. Beliau sendiri menjelaskan, bahwa varietas KAPTEN 40 terhadap serangan virus keriting dan jamur lebih tahan daripada varietas pembandingnya. Dari segi pertumbuhan, varietas KAPTEN 40 lebih cepat, sehingga tanaman paria KAPTEN 40 miliknya sudah 6x petikan, sedangkan varietas pembanding baru 4x petik. Padahal ditanam secara bersamaan dan interval pemetikan 3 hari sekali. Hasil ini cukup memberikan pembuktian bahwa paria KAPTEN 40 lebih unggul.

Pemangkasan

Memangkas habis tunas bagian bawah sampai ketinggian ± 100 cm. Tujuan beliau melakukan pemangkasan untuk memaksimalkan penyaluran nutrisi di cabang utama, dimana nantinya akan membantu pemaksimalan pembentukan buah dan peningkatan produktivitas tanaman. Disamping itu, proses pemangkasan ini juga bermanfaat untuk mengurangi kelembapan area tanaman dan sirkulasi udara serta cahaya proses masuknya lebih lancar.

Jarak Tanam

Jarak tanam yang beliau gunakan untuk tanaman parianya adalah 100 cm x 100 cm. Jarak yang tertera cukup ideal untuk pertumbuhan paria, dimana beliau juga melakukan pola tumpangsari dengan tanaman cabai. Jika jarak tanam dipaksa terlalu berdekatan, kedepannya akan berpengaruh terhadap tanaman cabainya.

Pemupukan Tanaman

Setiap 5x pemetikan, beliau selalu melakukan pemupukan kembali guna mencukupi asupan makan bagi tanaman. Nutrisi tambahan yang beliau kerap gunakan yaitu pupuk KCL, TSP, dan Phonska Plus. Ketiga pupuk ini beliau campurkan menjadi satu. Untuk pengaplikasiannya beliau lebih melihat kondisi cuaca dahulu, apabila sering hujan beliau aplikasikan tugal/tabur pada lubang pemupukan. Sedangkan apabila sering kemarau, beliau aplikasikan secara kocor.

Tidak cukup hanya disitu saja, pemupukan yang beliau berikan juga diimbangi pada bagian atas via spray. Untuk pupuk yang beliau gunakan yaitu pupuk KALINET dan MKP yang beliau aplikasikan rolling/bergantian. Dengan kecukupan nutrisi ini, alhasil buah yang dihasilkan buah lebih berbobot dan bentuk buah memenuhi pasaran.

Hasil Budidaya

Menanam 6 packs/bungkus paria KAPTEN 40 atau setara dengan 400 batang tanaman, sampai di petikan ke-6 sudah mendapatkan 3 kuintal. Pak Teguh mengamati, untuk produktivitas tanaman parianya masih bisa terus meningkat. Tellihat pada bakal buah yang masih bermunculan.

Kesimpulannya adalah betapa pentingnya pemilihan varietas saat kita budidaya tanaman. Salah satu pemegang peran yang cukup krusial sebagai penentu tingkat keberhasilan budidaya tanaman. Banyak faktor yang diuntungkan dari pemilihan varietas yang tepat, yakni dari segi perawatan lebih mudah dan dapat menekan modal perawatan. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
KAPTEN 40
KALINET