Artikel

Budidaya Melon : Tanaman Sehat adalah Pilar Utama Suksesnya Bertani Melon

Budidaya Melon : Tanaman Sehat adalah Pilar Utama Suksesnya Bertani Melon


Angga Syarief / Rabu,08 November 2023

Pernahkah kalian tertarik untuk menanam tanaman melon dengan hasil melimpah dan berkualitas? Tanaman melon adalah tanaman yang menghasilkan buah lezat dan menyegarkan. Nah, kali ini kita akan membahas tentang perawatan tanaman melon agar tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas, dimana artikel kali ini adalah lanjutan artikel kami sebelumnya dengan Pak Turasman. Akan banyak membongkar hal menarik seputar perawatan yang beliau lakukan dimulai dari pembuatan bedengan, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama serta penyakit. Mari kita jelajahi perawata beliau dibawah ini.

Pembuatan Bedengan

Membuat bedengan dengan ukuran lebar 150 cm dan tinggi 60 cm. Untuk lebar parit yaitu 50 cm. Plastik mulsa yang beliau gunakan yakni plastik mulsa yang berukuran lebar 160 cm, sehingga masih bisa menutupi sisi kanan kiri bedengan meskipun tidak sampai menutup keseluruhan. Pertimbang pembuatan bedengan yang tinggi oleh beliau, karena menjaga dari genangan air dari guyuran air hujan. Beliau menegaskan bahwa dengan pembuatan bedengan yang tinggi bisa mengoptimalkan drainase lebih lancar dan juga menjaga kelembapan area perakaran tanaman. Dan yang pasti beliau memastikan agar menjaga dari serangan jamur tanah seperti fusarium.

Pupuk Dasar

Pupuk kandang sapi menjadi pupuk dasar pilihan beliau. Cukup satu pupuk kandang saja tanpa menggunakan pupuk kimia. Disini pun beliau juga tidak menambahkan kapur pertanian/dolomite. Sebelum pemberian pupuk dasar, setelah pembuatan bedengan beliau sudah mencoba mengukur pH tanahnya. Setelah beliau mengukur ternyata mendapati pH tanah yang netral, yakni diangka 6,5. Menurut beliau ketika pH tanah sudah netral dan sesuai, tidak perlu menambahkan dolomite. Kapur pertanian/dolomite itu sendiri digunakan untuk menaikkan pH tanah yang masam, bila pH tanah beliau sudah netral maka tidak perlu menambahkan dolomite. Apabila beliau memaksakan menggunakan kapur pertanian, yang ada pH menjadi naik dan bisa jadi sifat basa. Proses pemberian pupuk dasar, awalnya beliau meratakan lahan menjadi hamparan. Kemudian beliau sebar pupuk kandang secara menyeluruh. Setelah memastikan pupuk kandangnya sudah tersebar, lalu beliau bajak dan langsung pembuatan bedengan. Ketika bedengan sudah jadi, beliau semprot dekomposer pada permukaan bedengan agar pupuk kandang dapat terfermentasi. Langkah selanjutnya yang beliau lakukan adalah dengan penutupan plastik mulsa lalu pendiaman lahan sampai 2 minggu. Setelah selang 2 minggu, beliau langsung pembuatan lubang tanam dengan jarak 60 cm x 60 cm.

Tanpa penggunaan pupuk kimia, mengapa? Alasannya beliau adalah tidak mau memaksakan tanaman tumbuh dengan cepat. Analoginya yang beliau sampaikan tanaman yang masih kecil kalau diberikan tambahan pupuk kimia sebagai pupuk dasar kesannya memaksakan. Ibarat tanaman kecil itu selayaknya bayi, bila kita memaksakan memberikan asupan makanan yang banyak secara langsung akan tidak langsung dimakan. Jadi menurut beliau alangkah baiknya disesuaikan sesuai porsinya. Logika seperti beliaulah yang jarang dijumpai petani pada umumnya. Kebanyak justru petani lebih dominan memberikan pupuk dasar secara masif dan pemberian pupuk susulannya pasif. Langkah perawatan seperti inilah yang membuat beliau berpendapat bahwa aplikasi pupuk organik itu lebih aman dan baik untuk pertumbuhan tanaman meski efeknya tidak secepat aplikasi pupuk kimia. Dan aplikasi pupuk organik juga membantu menjaga kesehatan tanah karena akan menjadi kandungan humus yang dominan. Sehingga kesimpulannya adalah penggunaan pupuk kimia dan organik mempunyai keuntungan dan kekurangan masing-masing. Pupuk kimia akan lebih menguntungkan pertumbuhan tanaman secara cepat tetapi tidak baik untuk tanah, sedangkan pupuk organik lebih menguntungkan kesehatan tanah dan tanaman tetapi pertumbuhannya membutuhkan proses tidak secepat pupuk kimia.

Sistem Irigasi

Pengairan yang beliau lakukan yaitu dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Jadi beliau sudah merekayasa, pada area bedengan menggunakan instalasi berupa pipa dan selang. Sewaktu-waktu beliau bisa melakukan pengairan bersamaan dengan pemberian nutrisi. Dengan rekayasa instalasi irigasi tetes ini tentu akan banyak menguntungkan mulai dari tepat sasaran pemupukan dan efisien waktu perawatan. Meski secara modal awal memang besar, tetapi analisa beliau setelah dihitung akan sebanding dengan keuntungan yang didapatkan. Selain itu dengan instalasi irigasi tetes ini akan menjadi investasi jangka panjang.

Mungkin cara pengairan yang dilakukan pada umumnya menggunakan sistem irigasi dengan cara penggenangan pada area parit. Menurut beliau tidak ada salahnya juga, tetapi pertimbangannya apabila rutin melakukan penggenangan air area parit, hanya beberapa persen saja air yang dapat terserap tanaman. Selain itu akan bisa meningkatkan kelembapan sehingga menimbulkan tumbuhnya gulma. Akan lebih diuntungkan gulma, sebab air juga banyak diserap gulma daripada tanaman utama.

Faktor Penting saat Budidaya Melon

Hal penting lainnya saat budidaya tanaman melon selain pemilihan varietas yang tepat adalah pemupukan. Pemberian nutrisi dengan cara pemupukan sebaiknya harus tepat dosis, waktu, dan sasaran. Himbauan dari beliau alangkah baiknya pemberian nutrisi dengan takaran dosis sedikit tetapi rutin pemberian. Dengan cara seperti ini tanaman akan selalu terpenuhi kebutuhan nutrisi secara sedikit demi sedikit. Kemudian waktu pemberian nutrisi dengan cara bertahap secara rutin ini juga menjaga daya tahan tanaman. Bila cara pemberian nutrisi kita jarangkan dan sekali pemberian dosis banyak, tanaman akan kaget dan secara perlahan antibody tanaman akan mengikis. Saat pemupukan, beliau selalu mengupayakan untuk penggunaan pupuk makro dan mikro yang berimbang. Pak Turasman selalu memperhatikan akan hal ini, karena beliau mengetahui bahwa tanaman yang dapat tumbuh optimal, sehat, dan bebas penyakit kebutuhan pupuk makro dan mikro harus terpenuhi. Metode yang beliau terapkan saat budidaya tanaman adalah selalu merawat diri kita sendiri.

“Sayangi tanaman kalian seperti menyayangi dirimu sendiri, karena tanaman juga mempunyai perasaan. Kamu merawat tanaman sepenuh hati, maka tanaman akan memberikan hasilnya sepenuh hati juga” Pesan Pak Turasman kepada kita.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
DELON 65