Budidaya Cabai Rawit : Tumbuh Sehat di Tengah Hijaunya Pohon Pinus
Angga Syarief / Sabtu,20 April 2024
Di dataran tinggi yang dikelilingi oleh pohon pinus, terdapat sebuah kegiatan yang menjadi andalan para petani yaitu budidaya cabai rawit. Daerah pegunungan dengan udara segar dan lingkungan yang alami ternyata memberikan kondisi ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai rawit. Untuk meraih hasil yang optimal dan tanaman yang sehat, petani perlu memperhatikan beberapa faktor penting. Pertama, tanah yang subur dan kaya akan unsur hara menjadi fondasi utama kesuksesan. Tanah yang dikelilingi oleh hutan pinus cenderung memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman cabai rawit.
Kesuburan tanah ini memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman, sehingga mereka dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah dengan kualitas terbaik. Selain itu, iklim pegunungan yang relatif sejuk dengan paparan sinar matahari yang cukup juga menjadi faktor penentu. Cabai rawit membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis, namun tidak tahan terhadap panas yang berlebihan. Di dataran tinggi, sinar matahari biasanya lebih terjaga, dan udara yang sejuk membantu mengurangi risiko pemanasan yang berlebihan. Hal ini membuat tanaman cabai rawit dapat tumbuh dengan stabil tanpa mengalami stres akibat suhu yang terlalu tinggi.
Profil Petani
Kembali kami bersama tim berkunjung ke suatu tempat yang sejuk nan jauh, tepatnya di daerah Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal lahan cabai milik Mas Irawan. Berhasil membudidayakan tanaman cabai di tengah-tengah hutan yang dikelilingi tanaman pinus. Jarang-jarang sekali kami bisa menjumpai tanaman cabai yang berhasil didaerah pegunungan yang tempatnya asing dari pemukiman. Tapi bersama beliau, kami menemukan jawabannya. Sukses dan berhasil tinggal menunggu hari untuk menikmati hasil panennya.
Tentang Varietas
Varietas yang beliau budidayakan dimusim tanam sekarang ini yaitu varietas cabai rawit ORI 212 dengan total populasi 1.800 tanaman. Sudah berumur 110 hari setelah tanam dan tinggal menunggu beberapa hari lagi menjelang pemanenan. Intensitas cahaya yang cukup serta iklam yang dingin menjadi identik didaerah Mas Irawan, jadi tidak heran kalau waktu panennya lebih lama dibandingkan didataran rendah. Memang sudah semestinya begitu.
Pupuk Dasar
Mengingat berbudidaya tanaman didataran tinggi serta tepat dimusim hujan, membuat beliau tidak berani mengaplikasikan pupuk kimia. Pupuk dasar yang beliau gunakan cukup dengan pupuk kandang. Pertimbangan yang cukup bijak dari Mas Irawan, karena sifat dari pupuk kimia yang banyak mengandung unsur nitrogen apabila diaplikasikan terlalu berlebihan bisa memicu pertumbuhan jamur. Pupuk kandang yang beliau habiskan hanya 15 karung saja. Lahan yang memiliki tingkat kemiringan cukup ekstrim membuat beliau memperhatikan betul dalam pembuatan bedengan. Mas Irawan menghimbau untuk pembuatan bedengan dalam kondisi tinggi dan lebar agar memastikan air tidak menggenang. Sehingga air akan langsung terbuang atau mengalir.
Pengocoran Tanaman
Terdapat sebuah perlakuan khusus sebelum penanaman, tepatnya H-7 hari sebelum penanaman. Beliau kocor terlebih dahulu dilubang tanam yang masing-masing lubang tanam berjarak 40 cm x 40 cm menggunakan asam humat POWERSOIL, agensi hayati Trichoderma, dan Silica Carbon. Ketiga bahan yang dicampur menjadi satu kemudian dikocorkan kelubang tanam dosis sekitar 250 ml/lubang tanam.
Kemudian setelah bibit ditanam dan mulai menginjak umur 7 HST beliau kocor kembali menggunakan bahan yang sama yaitu asam humat dan agensi hayati Trichoderma. Pengocoran dua bahan ini dilakukan dengan interval 7 hari sampai tanaman berumur 25 HST. Suhu dingin didataran tinggi yang membuat tingkat kelembapan tinggi, bukan sebuah perkara yang disepelekan. Kelembapan tinggi akan sangat riskan memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Maka dari itu, beliau menekankan saat pengolahan lahan. Peran asam humat yang menyangga pH tanah dalam kondisi stabil serta pengikat unsur hara didalam tanah dan peran trichoderma yang menopang nutrisi serta perlindungan dari jamur, membuahkan kombinasi yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Tanaman menginjak umur 25 HST keatas mulai mengganti pupuknya dengan pupuk Ultradap dengan dosis 6 sdm/20 liter air. Pengocoran ultradap beliau lakukan hanya sekali. Dan setelah itu kembali lagi aplikasi kocor asam humat. Memang selalu menekankan asam humat sebagai pupuk kocornya. Untuk pupuk NPK pun beliau baru aplikasikan diumur 2 bulan dan baru aplikasi sekali.
Penyemprotan Tanaman
Spray tanaman Mas Irawan menggunakan pupuk MORDENFOL dan asam amino Premino sebagai selingannya. Aplikasi secara bergantian dengan interval spray 7 hari sekali dan diaplikasikan sampai sekarang. Harapan beliau agar daun tetap produktif hijau segar, sehingga nanti akan memudahkan tanaman mendapatkan makan tambahan melalui proses fotosintesis.
Selain penyemprotan pupuk, beliau juga imbangi dengan semprot fungisida. Meski tidak rutin, lebih melihat kondisi tanaman digunakan sebagai langkah perlindungan / pencegahan jamur seperti antraknosa maupun bercak daun. Untuk fungisida yang beliau gunakan yaitu merek dagang Bion-M dan bahan aktif mankozeb. Perpaduan nutrisi dengan aplikasi fungisida membuat tanaman beliau tumbuh maksimal serta sehat bebas dari serangan penyakit.
Menginjak fase pembuahan, beliau menambahkan pupuk kalium KALINET secara rutin. Kiat spray yang rutin ini membuat tanaman beliau bebas rontok bunga maupun buah. Ruas-ruas bawah pun mulai ditumbuhi buah, bahkan antar ruas batang banyak buah yang dihasilkan. Kualitas buah yang dihasilkan pun lebih berbobot serta kulit buah mengkilap.
Demikian artikel ini kami buat, semoga bisa menginspirasi sahabat petani semua. Selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |