Artikel

Budidaya Cabai Polybag : Umur 7 Bulan Masih Berbuah Maksimal

Budidaya Cabai Polybag : Umur 7 Bulan Masih Berbuah Maksimal


Angga Syarief / Sabtu,20 Januari 2024

Apakah kalian pernah berpikir untuk membudidayakan tanaman cabai menggunakan media polybag? Metode ini telah menjadi pilihan yang populer di kalangan petani dan pecinta tanaman karena kepraktisannya. Budidaya tanaman cabai dengan media polybag memiliki banyak keuntungan, termasuk kemampuan untuk menanam cabai di ruang terbatas. Jadi, apa sebenarnya media polybag? Media polybag adalah teknik budidaya tanaman cabai di mana kita menggunakan kantong plastik berbahan polybag sebagai wadah untuk menanam tanaman. Di dalam polybag, kita akan mengisi campuran tanah, pupuk, dan bahan organik lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang optimal. Kemudian, bibit cabai akan ditanam di dalam polybag tersebut.

Salah satu keuntungan besar menggunakan media polybag adalah fleksibilitasnya. Kita dapat dengan mudah memindahkan polybag-polybag tersebut sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika ada perubahan cuaca yang ekstrem atau jika kita ingin mengoptimalkan sinar matahari yang diterima oleh tanaman, kita dapat dengan mudah memindahkan polybag-polybag tersebut ke tempat yang lebih ideal. Media polybag juga memungkinkan kita untuk mengontrol nutrisi dan kelembaban tanah dengan lebih baik. Kita dapat dengan mudah memantau kebutuhan air tanaman dan memberikan pupuk tambahan jika diperlukan. Hal ini memastikan bahwa tanaman cabai kita mendapatkan nutrisi yang cukup dan berkualitas, sehingga dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang lezat.

Selain itu, media polybag membantu melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Karena tanaman tumbuh di dalam polybag, risiko serangan hama dapat dikurangi secara signifikan. Kita juga dapat mengontrol lingkungan tumbuh tanaman dengan lebih baik, mencegah penyebaran penyakit, dan menjaga kebersihan tanaman. Dengan metode budidaya tanaman cabai menggunakan media polybag, kita dapat menikmati berbagai manfaat. Mulai dari kemudahan dalam budidaya, fleksibilitas dalam pemindahan tanaman, kontrol nutrisi dan kelembaban tanah yang lebih baik, hingga perlindungan terhadap hama dan penyakit.

Profil Petani

Kita akan belajar bersama dengan seorang petani yang masih dikatakan muda belia, Mas Eko Agung namanya. Petani cabai asal Desa Penyalahan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Akan banyak berbincang asik bersama beliau, terkait kesuksesan beliau saat budidaya tanaman cabai media polybag. Ditambah lagi, metode perawatan yang beliau terapkan mengikuti metode Mas Udin.

Media & Ukuran Polybag

Ukuran polybag yang beliau gunakan yakni berukuran 35 cm x 35 cm. Media yang beliau gunakan cukup hanya dengan tanah saja. Pertimbangan beliau hanya cukup menggunakan media tanah, disamping mudah didapatkan juga tidak lain untuk menghemat modal perawatan.

Sterilisasi Media

Penerapan langkah preventif perlu kita lakukan dalam rangka perlindungan pertumbuhan tanaman terhadap serangan patogen dan bakteri. Upaya yang Mas Eko lakukan yaitu dengan pengocoran insektisida bahan aktif sipermetrin dan fungisida bahan aktif mankozeb. Setelah itu, sehari sebelum dilakukan penanaman, beliau kocor terlebih dahulu menggunakan asam humat “POWERSOIL”, agensi hayati trichoderma, dan silica carbon. Sama persis dengan metode Mas Udin, akan tetapi Mas Eko adopsi dan mencoba diterapkan di tanaman cabai media polybag.

Pengocoran Tanaman

5 hari setelah pindah tanam beliau memulai kocor pertama kali menggunakan pupuk phospat cair MORDENFOL dosis 50 ml dan asam amino merek dagang Ambition dosis 50 ml yang dilarutkan kedalam 20 liter air. Tidak ada perubahan, untuk interval pengocoran sama persis dengan metode Mas Udin yakni 5 hari sekali. Cukup menggunakan dua bahan ini saja, pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai tampak. Mulai dari pertumbuhan daun yang menghijau cantik dan tunas air yang mulai bermunculan.

Pemupukan Susulan

Pupuk susulan yang Mas Eko gunakan adalah pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan dosis 1 sdm yang beliau larutkan kedalam 2 liter air. Sedangkan dosis kocor yaitu 100 ml / polybag. Jadi menurut kami, aplikasi pupuk susulan oleh Mas Eko terbilang hemat. Pupuk susulan ini mulai diaplikasikan ketika tanaman berumur 20 HST, serta aplikasikan tidak menentu. Beliau lebih cenderung melihat kondisi tanaman terlebih dahulu.

Penyepraian Fase Vegetatif

Pupuk spray beliau menggunakan bahan yang sama saat pengocoran yaitu MORDENFOL dan asam amino Ambition. Selain pupuk yang diberikan, beliau juga selingi spray insektisida interval 1 minggu sekali. Insektisida yang beliau gunakan adalah bahan aktif abamectin, piridaben, dan profenofos. Ketiga bahan aktif ini beliau spray secara rolling / bergantian. Pengaplikasian fungisida bahan aktif mankozeb juga tidak ketinggalan. Beliau aplikasikan bersamaan dengan insektisida.

Penyepraian Fase Generatif

Ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah, beliau mulai fokus pemberian pupuk kalium cair via spray. Unsur hara kalium sangatlah cocok untuk membantu pertumbuhan bunga dan buah dengan maksimal. Pupuk kalium yang beliau gunakan adalah pupuk KALINET. Cukup menggunakan satu pupuk ini saja selama spray fase generatif. Dosis penggunaan yaitu 40 ml / 16 liter air. Setelah pengaplikasian pupuk KALINET, sampe umur ± 7 bulan tanaman masih berbuah dengan optimal. Tidak cukup hanya itu, beliau juga memberikan unsur hara mikro serta kalsium yakni VITARONSL dan CAL-HA. Pengimbang unsur hara mikro yang bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel yang rusak ditambah peran kalsium yang bermanfaat sebagai memperkuat dinding sel dan jaringan tanaman, akan sangat cocok terutama diaplikasikan di musim ekstrim.

Perempelan

Mas Eko merempel habis tunas air bagian bawah cabang Y. Dengan perempelan bersih ini, bermanfaat untuk pengaturan kelembapan agar seimbang, sirkulasi udara lebih lancar, serta intensitas cahaya matahari bisa optimal didapatkan tanaman. Sebab, belajar dari pengalaman Mas Eko pernah tidak melakukan rempel, yang terjadi beberapa tanaman mulai terserang bercak daun dan busuk batang. Pemicu serangan penyakit ini dimulai dengan adanya jamur patogen yang mulai tumbuh. Sedangkan jamur patogen ini begitu menyukai kondisi lingkungan yang lembap.

Hasil Perawatan

Biasa yang kita kenal, metode Mas Udin sudah banyak diterapkan oleh Kalanga petani di lahan terbuka. Mas Eko sendiri mencoba menerapkan hal yang berbeda, penerapan metode Mas Udin pada tanaman cabai media polybag. Alhasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman optimal. Sampai umur 7 bulan pun tanaman masih bisa berbuah dengan maksimal. Berbicara keuntungan, beliau sudah merasakan hasil manisnya. Dari total 700-800 batang tanaman, untuk modal perawatan beliau hanya cukup merogoh Rp 1.000.000. Berarti jika dikalkulasi, biaya perawatan per tanaman hanya kisaran Rp 1.500 – Rp 2.000. Keuntungan lainnya, buah yang dihasilkan maksimal, panen raya dengan harga pasaran yang sedang baik.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL