Budidaya Cabai : Pemanfaatan Tanaman Kemangi sebagai Pencegahan Lalat Buah
Angga Syarief / Rabu,28 Februari 2024
Pertanian selalu menjadi dunia yang menantang, terutama bagi para petani pemula yang baru saja memasuki ranah ini. Salah satu tanaman yang seringkali menjadi pilihan para calon petani adalah cabai. Meski terkesan sederhana, menanam cabai juga tidak luput dari berbagai kendala yang bisa membuat para pemula merasa tertantang. Cuaca selalu menjadi faktor tak terduga yang bisa membuat petani pemula gigit jari. Terlebih lagi, tanaman cabai termasuk tanaman yang agak sensitif terhadap perubahan cuaca. Guyuran air hujan dalam intensitas tinggi mengakibatkan resiko yang cukup serius. Tak heran, lahan banyak yang mengalami banjir sampai tergenang dalam waktu yang cukup lama.
Tantangan lain yang dirasakan oleh petani pemula, terkadang mengebu-gebu saat perawatan. Seolah-olah memberikan segala bahan baku mulai dari pupuk bahkan obat-obatan dalam dosis tinggi bisa membuat tanaman tumbuh optimal. Hasil akhirnya justru membuat pemborosan modal perawatan ditambah lagi tidak kunjung mendapatkan hasil panen yang diinginkan. Maka dari itu, perlu sebuat manajemen atau pengelolaan sebaik mungkin dalam menghadapi tantangan ini.
Profil Petani
Ditemani oleh Mas Yogi Prasetya, akrab dengan panggilan Mas Yogi. Beralamat tinggal di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Akan banyak belajar bersama beliau, terkait budidaya tanaman cabai. Musim tanam saat ini, beliau sedang sibuk merawat tanaman cabai rawit dan keritingnya. Meski menanam lebih dari satu jenis tanaman, tetapi jumlah populasi yang beliau tanam tidaklah banyak. Hanya beberapa tanaman saja, itu pun beliau juga selingi dengan tanaman kemangi. Pastinya tanpa ada sebuah alasan, melakukan hal ini bertujuan untuk media belajar dan terjun praktik langsung. Sehingga spekulasi yang beliau harapkan bisa tercapai, bilamana mengalami kegagalan potensi kerugian yang didapatkan tidak terlalu besar.
Pupuk Dasar
Menggunakan pupuk dasar berupa pupuk kandang kambing 10 karung dan kapur pertanian/dolomite 10 karung. Dosis yang diberikan ini, beliau cukupi untuk 800 populasi tanaman cabainya. Tanpa menggunakan pupuk kimia dengan pertimbangan langkah uji daya tumbuh tanaman.
Pengendalian Banjir
Sekilas cerita, lahan Mas Yogi sempat mengalami kebanjiran. Jadi posisi tanaman tergenang setinggi plastik mulsa. Beliau tidak menyangka bakal mendapati banjir sampai tergenang begitu parahnya. Mas Yogi sendiri menyadari, dari pembuatan bedengan juga tidaklah terlalu tinggi. Sedikit mengalami penyesalan pasca terkena banjir. Ketika banjir sudah mulai surut, beliau segera mengambil tindakan. Mas Yogi menyadari bahwa, efek dari banjir yang membuat lahan tergenang ini bisa berakibat fatal dalam proses budidaya tanaman cabai. Secara serempak tanaman bisa mengalami kematian. Tidak berfikir lama, beliau segera mengambil tindakan dengan aplikasi asam humat “POWERSOIL” dan kapur pertanian. Untuk aplikasinya, POWERSOIL beliau kocor sedangkan kapur pertanian beliau taburkan di lubang susulan dan lubang tanam. Dua bahan ini memberikan kombinasi yang berperan dalam menjaga dan menaikkan pH tanah. Air hujan mengandung nitrogen dan apabila sampai menggenang akan mempengaruhi terhadap tingkat kemasam tanah. Air yang tidak lancar mengalir alhasil membuat tergenang lahan, efeknya akan membuat pH tanah drop secara drastis. Dimulai dari pH drop akan menjadi tempat tumbuh jamur patogen yang bisa memicu penyakit layu fusarium. Oleh sebab itu dalam menaikkan beliau aplikasi kapur pertanian, menaikkan secara efektif dan menjaga pH dalam kondisi stabil menggunakan asam humat.
Jarak Tanam
Jarak tanam yang beliau gunakan cukup berdekatan, yakni berjarak 45 cm x 45 cm. Jarak idela dalam budidaya tanaman cabai, umunya menggunakan jarak tanam 50-60 cm. Pengaturan jarak tanam juga berefek pada tingkat kelembapan, sehingga sebagai pembelajaran, kedepannya beliau akan lebih memperhatikan terkait pengaturan jarak tanam.
Pengendalian Lalat Buah
Pada lahan Mas Yogi tidak hanya terdapat tanaman cabai saja, terdapat beberapa tanaman lain seperti tanaman kemangi dan tanaman refugia. Dua tanaman ini sengaja beliau tanam sebagai perlindungan terhadap serangan hama seperti lalat buah. Bau yang ditimbulkan oleh tanaman kemangi dan tanaman refugia kurang disukai oleh lalat buah. Sehingga dengan penanaman dua tanaman ini, efektif dalam mengendalikan lalat buah dan efisien dalam penggunaan insektisida. Tips alternatif yang beliau terapkan membuktikan perawatan secara efektif dan efisien modal perawatan.
Aplikasi Pestisida
Upaya dalam menjaga serangan jamur patogen, beliau aplikasi fungisida merek dagang Antracol bahan aktif propineb dan merek dagang Dithane bahan aktif mankozeb. Hanya cukup dua jenis fungisida, untuk serangan patek/antraknosa berhasil beliau tekan. Kemudian dalam upaya langkah perlindungan tambahan terhadap hama, beliau aplikasi insektisida merek dagang Demolish bahan aktif abamectin dan akarisida merek dagang Samite bahan aktif piridaben.
Sistem Pemangkasan
Melakukan rempel tunas air habis bagian bawah, hanya menyisakan 2-3 bagian atas. Tujuan rempel yang dilakukan beliau adalah untuk mempermudah perawatan spray dan memfokuskan penyaluran nutrisi pada fase pembungaan dan pembentukan buah.
Pemaksimalan Buah
Fase mulai berbuah beliau fokus pemberian nutrisi bagian bawah dan atas. Untuk bagian bawah via kocor, beliau menggunakan pupuk yang kandungan phospat dan kalium yang tinggi. Untuk pupuk phospat beliau menggunakan pupuk MerokeMAP, sedangkan pupuk kalium beliau menggunakan MerokeMOP. Pengoptimalan nutrisi juga diberikan bagian atas via spray, menggunakan pupuk KALINET. Upaya pemaksimalan nutrisi fase pembuahan ini membuktikan sampai sejauh ini produktivitas tanaman masih tinggi, bunga buah tidak rontok, dan buah lebih berbobot.
Hasil Perawatan
Total populasi sekitar 800 tanaman cabai, beliau saat ini sudah memasuki petikan ke-8. Petikan terakhir beliau mendapatkan 40 kg tepat di harga pasaran Rp 71.000. Hasil yang cukup pedas, tonase petikan cukup tinggi ditambah lagi harga jual pasaran sedang manis-manisnya. Harapan Mas Yogi kedepannya, tanaman masih tetap produktif dalam jangka waktu panjang dan selalu mendapatkan harga jual yang bersahabat.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |