Artikel

Budidaya Cabai : Metode Celup Tanam Efektif Menopang Pertumbuhan dan Bebas Virus

Budidaya Cabai : Metode Celup Tanam Efektif Menopang Pertumbuhan dan Bebas Virus


Angga Syarief / Sabtu,23 Maret 2024

Dalam dunia pertanian, virus kuning pada tanaman cabai telah menjadi momok yang menakutkan bagi para petani. Gejala awalnya mungkin terlihat sepele, tetapi dapat dengan cepat menyebar dan menghancurkan tanaman secara keseluruhan. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui serangga, seperti kutu daun atau trips, yang menginfeksi tanaman saat menyedot sari makanan dari daun cabai. Sayangnya, penyebarannya sulit dihentikan begitu sudah menjangkiti satu tanaman. Menghadapi ancaman ini, salah satu strategi utama dalam pengendalian virus kuning pada cabai adalah dengan memilih varietas yang tahan terhadap virus. Ini merupakan langkah proaktif yang dapat dilakukan petani untuk mengurangi risiko infeksi dan kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Varitas yang tahan terhadap virus kuning biasanya memiliki resistensi terhadap serangga penular penyakit, sehingga dapat mengurangi kemungkinan penyebaran virus dari serangga ke tanaman. Selain itu, varietas yang tahan terhadap virus kuning juga memiliki kemampuan untuk tetap produktif meskipun terinfeksi, sehingga memberikan keuntungan yang signifikan bagi petani dalam menjaga hasil panen mereka.

Pemilihan varietas yang tepat tidak hanya membantu dalam mengurangi risiko kerugian akibat serangan virus kuning, tetapi juga memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan bagi pertanian secara keseluruhan. Dengan memilih varietas yang tahan terhadap virus, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, varietas tahan virus juga cenderung memiliki kestabilan hasil yang lebih baik, memungkinkan petani untuk merencanakan produksi secara lebih efisien dan mengoptimalkan pengelolaan lahan mereka. Dalam upaya melindungi tanaman cabai dari serangan virus kuning, pemilihan varietas yang tepat menjadi salah satu strategi paling efektif dan ramah lingkungan yang dapat diterapkan oleh petani. Dengan memahami pentingnya varietas tahan virus dan manfaatnya dalam jangka panjang, kita dapat memastikan kelangsungan produksi cabai yang berkualitas dan berkelanjutan.

Profil Petani

Sukses dalam budidaya tanaman cabai merupakan dambaan bagi kalangan petani pastinya. Artikel kali ini akan membagikan tips dan trik mewujudkan tanaman yang optimal daya tumbuhnya, bebas dari serangan penyakit dan virus meskipun denga perawatan sederhana tanpa kocor dan jarak tanam yang begitu rapat. Ditemani bersama Pak Muklis yang beralamat tinggal Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Tentang Lahan

Penjelasan tentang lahan meliputi beberapa pembahasan seperti pembuatan bedengan dan pemberian pupuk dasar. Untuk pembuatan bedengan beliau memang merekayasa sedemikian rupa. Upaya pembuatan bedengan yang cukup lebar dan tinggi, dengan ukuran 150 cm x 60 cm. Tujuan pembuatan bedengan yang sedemikian rupa tersebut, untuk melindungi tanaman dari genangan dan kelembapan akibat air hujan di musim-musim ekstrem seperti sekarang ini. Pembahasan kedua yaitu tentang  pemberian pupuk dasar. Untuk pupuk dasar yang beliau gunakan meliputi 20 karung kapur dolomite, 100 kg pupuk ZA, 30 kg pupuk KCL, dan 60 kg pupuk Ferthipos. Dosis pupuk dasar ini untuk mencukupi ± 3.000 m2 atau mencukupi populasi 4.500 tanaman.

Tentang Perlakuan

Sebelum bibit pindah tanam, beliau menyiapkan penerapan metode yang menarik. Persiapan awal beliau menyiapkan racikan beberapa bahan seperti Super Interfos, asam amino “Premino”, dan asam humat “POWERSOIL”. Dosis yang beliau gunakan yakni super interfos 3-5 sdm, premino 2 tutup botol, dan powersoil 2 sdm yang dilarutkan bersamaan. Jadi racikan larutan ini ditempatkan dalam sebuah ember kemudian Pak Muklis menyiapkan bibit yang akan ditanam dan dicelupkan kedalam larutan tadi. Akan tetapi posisi bibit yang akan pindah tanam untuk polybag hanya disobek bagian bawah dan ditanam bersaman dengan polybagnya di lubang tanam. Alasan beliau melakukan hal ini, agar tanaman mudah adaptasi tidak mudah stres. Karena menurut beliau, tanaman dengan media yang masih utuh akan memudahkan adaptasi dengan media yang baru.

Perkara nanti kedepannya plastik tersebut menjadi limbah, beliau membantah hal tersebut. Karena beliau sudah mencoba menerapkan, kedepannya tanaman sudah akan rotasi penanaman, ketika dicabut plastik polybag akan bersamaan tercabut juga. Dan hal yang menariknya lagi, untuk bibit yang beliau gunakan yaitu bibit yang sudah berumur cukup tua yakni 55 HST. Biasanya bibit yang sudah berumur cukup tua akan bermasalah pada pertumbuhan cabang utama. Tapi disini bibit-bibit yang beliau tanam, menandakan baik-baik saja. Terlihat bibit mampu beradaptasi dengan baik.

Tentang Varietas

Menanam cabai varietas tahan virus yaitu ABSOLUT 69 dengan tipikal cabai borga. Menjadi hal yang wajib dalam penggunaan varietas yang tahan virus, karena dilahan beliau sudah memasuki zona merah akan serangan virus. Maka beliau menyiapkan varietas yang tahan virus dalam langkah upaya mempermudah perawatan. Dan pada akhirnya, benar adanya. Sejauh ini tanaman beliau masih sehat dan bebas dari virus kuning. Terlihat daun masih hijau segar dengan permukaan daun yang bergelombang. Karakteristik daun dari cabai Absolut 69 memang sekilas bagi orang awam itu seperti daun tidak sehat atau terserang keriting. Akan tetapi memang karakteristik daun Absolut 69 bergelombang. Memiliki batang yang kokoh dan tebal dan produktivitas tanaman yang tinggi.

Budidaya tanaman cabai selain hal menguntungkan pastinya terdapat beberapa tantangan. Momok seperti serangan virus kuning sudah menjadi hal yang kerap terjadi disetiap musimnya. Dalam menghadapi hal ini memang memerlukan kiat-kiat yang tepat, baik dimulai dari pengolahan lahan yang tepat, pemberian pupuk dasar, penerapan metode, sampai pemilihan varietas yang tepat merupakan runtutan jawaban suksesnya budidaya tanaman cabai. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
ABSOLUT 69
POWERSOIL