Budidaya Cabai : Lahan Bekas Tanpa Pupuk Dasar Hasil diluar Nalar
Angga Syarief / Sabtu,13 April 2024
Di tengah tantangan pemanfaatan lahan yang semakin meningkat, memanfaatkan lahan bekas sebagai tempat budidaya tanaman cabai menjadi pilihan yang menarik. Sebagian besar orang mungkin akan menyarankan penggunaan pupuk dasar saat memulai budidaya tanaman. Namun, di lahan bekas, seringkali tanpa pupuk dasar pun tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik. Meskipun pupuk dasar memiliki manfaat dalam menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sejak awal, lahan bekas memiliki kelebihan tersendiri.
Tanah yang telah mengandung sisa-sisa nutrisi dari tanaman sebelumnya dapat memberikan dukungan yang cukup untuk pertumbuhan awal tanaman cabai. Selain itu, menggunakan teknik organik seperti kompos juga dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyediakan nutrisi tanaman tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pupuk kimia. Meski tanpa pupuk dasar, hasil dari tanaman cabai yang ditanam di lahan bekas dapat menghasilkan hasil yang memuaskan.
Tanaman cabai yang tumbuh di lahan bekas seringkali memiliki akar yang kuat dan mampu menyerap nutrisi dengan baik dari tanah yang sudah terbentuk. Dengan perawatan yang tepat seperti penyiraman yang cukup dan pemangkasan yang teratur, tanaman cabai dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang baik. Hasil yang optimal ini tentu menjadi bukti bahwa memanfaatkan lahan bekas untuk budidaya tanaman cabai adalah langkah yang layak untuk dicoba.
Profil Petani
Artikel kali ini kita akan berbincang bersama dengan salah seorang petani bernama Pak Asnawi yang bertempat tinggal di Kecamatan Jember, Kabupaten Rembang. Beliau saat ini sedang sibuk bertani mengelola lahan seluas 1 hektar. Didalam lahannya tidak hanya tanaman cabai, tetapi juga terdapat beberapa komoditas. Pertimbang beliau menanam beberapa komoditas adalah sebagai langkah uji coba. Dikarenakan juga lahan beliau bekas dari tanaman porang ditahun sebelumnya. Maka musim tanam sekarang beliau beralih ke komoditas lain. Tanaman yang sudah panen dilahan beliau ada tanaman cabai keriting yang sudah panen 3 kali dan tanaman cabai rawit yang sudah panen 4 kali.
Tentang Lahan
Menjadi pembahasan yang menarik ada pada olah lahan. Pak Asnawi sengaja menggunakan lahan bekas. Memang lahan yang saat ini digunakan bekas dari tanaman porang dimusim sebelumnya. Tanpa sama sekali mengolahnya, terlihat jelas pada penggunaan plastik mulsanya. Menariknya lagi, lahan tanpa menggunakan pupuk dasar. Sempat kita bayangkan seharusnya tanaman kurang bisa tumbuh optimal, tetapi kenyataan dilahan mampu tumbuh berkembang dengan baik dan maksimal.
Pengocoran Tanaman
Pemberian asupan makanan bagi tanaman beliau berikan melalui aplikasi kocor. Menggunakan beberapa pupuk yakni asam amino “Premino”, asam humat “POWERSOIL”, agensi hayati Trichoderma, kalsium "CAL-HA", KNO3 Merah, dan phospat Ferthipos. Memang cukup banyak pupuk yang beliau gunakan karena beliau menyadari lahan tanpa menggunakan pupuk dasar. Pak Asnawi sendiri salah seorang petani yang suka melakukan percobaan.
Sehingga pada lahan beliau lakukan beberapa percobaan, contohnya tanaman ada yang dikocor dan tanpa menggunakan asam amino. Setelah itu beliau lakukan pengamatan, alhasil tanaman jauh lebih subur jika menggunakan asam amino. Pengocoran beberapa pupuk tadi mulai beliau lakukan diumur 7 HST dan dilakukan dipengocoran kedua diumur 15 HST.
Tahap kocor ketiga beliau lakukan diumur 21 HST dengan pupuk yang berbeda. Pengocoran ketiga ini beliau menggunakan NPK Phonska dan Anfush yang sudah dilengkapi dengan agensi hayati seperti trichoderma. Proses pengocoran yang beliau juga berbeda perlakuan, untuk pengocoran pertama dan kedua beliau kocorkan dilubang tanam,kemudian pengocoran kedua beliau kocorkan dilubang susulan.
Penyemprotan Tanaman
Tanaman yang sudah mulai berbuah tepatnya difase generatif, memang membutuhkan nutrisi yang lebih. Untuk fase-fase ini Pak Asnawi mulai fokus spray nutrisi menggunakan pupuk KALINET secara rutin dan diimbangi juga aplikasi pupuk MORDENFOL. Kembali melakukan sebuah percobaan pada tanamannya. Ada beberapa tanaman yang sengaja tidak beliau gunakan kalinet, alhasil secara bobot, produktivitas, dan kualitas buah jauh unggul tanaman yang menggunakan pupuk kalinet.
Beliau merasa Bahagia melihat buah yang dihasilkan, dengan kondisi buah lebat, berbobot, dan kualitas buah dengan kulit buah yang mengkilap. Pengaplikasian pupuk kalinet ini tidak sendirian. Pak Asnawi juga turut mencampurkan insektsida dan fungisida. Untuk insektisida yang tidak ketinggalan, beliau menggunakan bahan aktif abamectin, imidakloprid, dan profenofos. Ketiga bahan aktif ini pastinya mempunyai fokus pengendalian yang berbeda-beda.
Seperti bahan aktif abamectin dan imidakloprid yang fokus pengendalian kutu daun, sedangkan profenofos yang bisa fokus pengendalian lalat buah. Tidak cukup hanya insektisida saja, beliau juga menggunakan fungsida. Untuk fungisida yang beliau gunakan yaitu merek dagang Bion M, Dithane, dan Tandem. Kombinasi fungisida sistemik dan kontak efektif dalam mengendalikan dan memberika perlindungan tanaman dari serangan jamur.
Budidaya tanaman cabai di lahan bekas, meskipun tanpa penggunaan pupuk dasar, dapat memberikan hasil yang memuaskan. Ini adalah contoh bagaimana inovasi dalam pertanian dapat mengubah lahan yang tidak terpakai menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan. Dengan perawatan yang tepat, tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang melimpah, memberikan manfaat tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |