Artikel

Budidaya Cabai : Cara Pemulihan Pasca Keriting Daun Parah

Budidaya Cabai : Cara Pemulihan Pasca Keriting Daun Parah


Angga Syarief / Rabu,20 November 2024

Budidaya cabai dikenal sebagai salah satu peluang pertanian yang menjanjikan. Namun, perjalanan para petani cabai tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar dalam budidaya cabai adalah serangan hama yang menyebabkan keriting daun. Jika tidak ditangani dengan baik, masalah ini bisa menjadi ancaman serius yang berujung pada gagal panen.

Keriting daun pada tanaman cabai sering kali disebabkan oleh serangan hama seperti thrips, aphids (kutu daun), dan tungau merah. Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan daun, menyebabkan daun mengerut, melengkung, dan tampak tidak sehat. Selain hama, virus seperti virus gemini yang ditularkan oleh kutu kebul juga menjadi penyebab utama keriting daun. Serangan virus ini lebih berbahaya karena tidak hanya merusak daun tetapi juga menghambat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Dampak Keriting Daun pada Produktivitas

Keriting daun bukan sekadar masalah kosmetik pada tanaman cabai. Serangan yang parah dapat:

  1. Mengurangi kemampuan fotosintesis tanaman.
  2. Membuat tanaman stres dan pertumbuhannya terganggu.
  3. Menghambat pembentukan bunga dan buah.
  4. Menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Jika tidak ditangani dengan tepat, keriting daun dapat menurunkan produktivitas hingga lebih dari 50%, bahkan menyebabkan gagal panen total.

Profil Petani

Di usia 21 tahun, banyak pemuda mungkin lebih memilih menikmati masa muda dengan hangout bersama teman atau fokus pada pendidikan formal. Namun, tidak demikian dengan Mas Yuno, seorang pemuda asal Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Ia memilih jalan yang berbeda: menjadi petani cabai.

Menjadi petani muda tentu tidak tanpa tantangan. Yuno kerap menerima komentar negatif dari teman-temannya yang menganggap bertani adalah pekerjaan kuno dan tidak menjanjikan. Namun, ia memilih untuk membuktikan bahwa bertani adalah profesi yang bisa memberikan hasil memuaskan jika dikelola dengan baik.

Motivasi utama Yuno adalah keinginannya untuk menjadi inspirasi bagi generasi muda di desanya. "Saya ingin membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di bidang pertanian. Bertani itu keren, kok," kata Yuno dengan senyum lebar.

Tentang Varietas

Dataran tinggi selama ini dikenal sebagai kawasan yang lebih aman dari serangan hama, termasuk pada budidaya cabai. Namun, perubahan kondisi iklim dan pola persebaran hama telah membawa tantangan baru bagi para petani. Mas Yuno, kini menghadapi masalah besar yaitu serangan virus yang mulai masif di lahan cabainya. Virus yang menyerang tanaman cabai, seperti virus kuning (gemini virus), biasanya lebih sering terjadi di dataran rendah yang memiliki suhu lebih panas dan populasi hama vektor tinggi. Namun, kini serangan virus mulai merambah ke dataran tinggi akibat :

  1. Peningkatan populasi hama vektor, seperti kutu kebul dan thrips, yang menyebarkan virus.
  2. Perubahan iklim, yang memengaruhi suhu dan kelembapan, menciptakan kondisi ideal untuk penyebaran penyakit.
  3. Intensifikasi pertanian, yang membuat persebaran hama sulit dikendalikan.

Lahan cabai Mas Yuno menjadi salah satu yang terkena dampak. Daun tanaman yang mulai menguning dan menggulung menjadi tanda awal serangan virus. Jika dibiarkan, serangan ini bisa mengakibatkan kerusakan fatal pada produktivitas.

Menyadari bahwa pengendalian hama secara manual dan penggunaan pestisida saja tidak cukup, Mas Yuno memutuskan mencoba solusi baru: menanam cabai varietas ABSOLUT 69. Varietas ini dikenal memiliki ketahanan tinggi terhadap virus, sehingga mampu bertahan meski serangan hama vektor terjadi. “Memilih varietas yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam menghadapi tantangan seperti ini. Dengan varietas yang tahan virus, kita sudah setengah jalan menuju keberhasilan,” kata Yuno dengan penuh keyakinan.

Pengendalian Hama

Budidaya cabai selalu menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika harus menghadapi serangan hama yang masif. Hal ini pula yang dialami oleh Mas Yuno, lahan cabainya sempat mengalami serangan hama yang parah, menyebabkan daun tanaman menggulung dan keriting. Meskipun demikian, berkat pemilihan varietas cabai Absolut 69, ia berhasil menyelamatkan tanaman dari ancaman virus kuning yang berpotensi menghancurkan seluruh hasil panen.

Namun, perjuangan Mas Yuno belum selesai. Serangan keriting daun akibat hama seperti thrips, kutu kebul, dan tungau merah terus menguji ketekunannya. Dengan strategi yang tepat, ia berhasil mengendalikan masalah ini dan menjaga produktivitas tanamannya.

Untungnya, varietas Absolut 69 yang dipilih oleh Mas Yuno terbukti efektif melindungi tanaman dari serangan virus kuning meskipun serangan hama sangat parah. Varietas ini memiliki ketahanan genetik tinggi terhadap virus, sehingga cabai tetap dapat tumbuh meski lingkungan sekitarnya mendukung penyebaran penyakit.

Namun, karena serangan keriting daun masih terjadi akibat hama, Mas Yuno menerapkan langkah pengendalian terpadu yang melibatkan aplikasi insektisida secara bergantian (rolling) untuk memutus siklus hidup hama.

Strategi Aplikasi Insektisida yang Dilakukan

Untuk mengendalikan hama pengisap, Mas Yuno menggunakan beberapa bahan aktif insektisida secara bergantian. Insektisida ini diaplikasikan berdasarkan kondisi serangan :

  1. Bahan Aktif yang Digunakan:
  • Abamektin: Efektif untuk mengendalikan tungau merah dan thrips.
  • Imidakloprid: Berfungsi mematikan kutu kebul dengan cara mengganggu sistem sarafnya.
  • Diafentiuron: Membantu mengurangi populasi kutu kebul dan serangga pengisap lainnya.
  1. Pola Aplikasi:
  • Interval 4 Hari: Pada saat serangan hama masih masif atau gejala awal keriting daun terlihat. Aplikasi intensif ini dilakukan untuk segera menekan populasi hama.
  • Interval 6–7 Hari: Setelah populasi hama mulai terkendali, aplikasi dilakukan untuk mencegah serangan berulang.
  1. Cara Aplikasi:
  • Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari untuk memastikan insektisida bekerja optimal.
  • Fokus penyemprotan pada bagian bawah daun tempat hama sering bersembunyi.

Pemulihan Pasca Serangan

Keriting daun pada tanaman cabai, selain mengganggu fotosintesis, juga menurunkan produktivitas tanaman. Namun, Mas Yuno berhasil memulihkan kondisi tanaman cabainya yang terkena keriting daun parah. Kunci keberhasilannya terletak pada penggunaan pupuk phospat magnesium Mordenfol dan asam amino Premino secara bergantian. Mas Yuno menerapkan pola aplikasi bergantian untuk memastikan tanaman mendapatkan manfaat optimal dari kedua produk ini:

  1. MORDENFOL : Aplikasi pertama dilakukan pada awal pemulihan untuk memperbaiki kondisi fisiologis daun.
  2. PREMINO : Disemprotkan 3–4 hari setelah Mordenfol untuk mendukung regenerasi jaringan tanaman.

Pengocoran Tanaman

Dalam budidaya cabai, perawatan yang tepat sejak awal pertumbuhan sangat menentukan keberhasilan panen. Mas Yuno, telah membuktikan bahwa pola pemupukan yang terencana dan pengelolaan irigasi yang efisien dapat menghasilkan tanaman cabai yang sehat dan produktif. Dengan memanfaatkan teknik kocor menggunakan pupuk berkualitas serta sistem irigasi yang teratur, ia berhasil menjaga pertumbuhan tanamannya dari awal hingga fase panen. Umur 10 HST pemupukan awal dengan fokus pertumbuhan daun dan akar menggunakan Mordenfol (Phospat Magnesium), Premino (Asam Amino), dan POWERSOIL (Asam Humat). Umur 35 HST menggunakan NPK Mutiara 16-16-16 dan diumur 50 HST menggunakan pupuk NPK Grower.

Spray Fase Generatif

Fase generatif pada tanaman cabai adalah periode krusial di mana tanaman mulai membentuk bunga dan buah. Nutrisi yang tepat pada tahap ini menentukan kualitas, ukuran, dan produktivitas buah cabai. Mas Yuno menggunakan pupuk kalium cair KALINET sebagai andalannya, yang diaplikasikan secara rutin setiap 4–5 hari. Dan sesekali beliau juga selingi dengan pupuk kalsium CAL-HA.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.