Budidaya Cabai : Cara Pemulihan Cabai Pasca Serangan Antraknosa
Angga Syarief / Rabu,19 Juni 2024
Halo, Sobat Tani! Kali ini kita bakal bahas dua penyakit yang sering jadi momok buat para petani cabai, yaitu virus kuning dan antraknosa. Meskipun keduanya bisa berdampak pada produktivitas tanaman, jangan khawatir! Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa mengelola tanaman cabai agar tetap produktif dan menghasilkan panen yang melimpah.
Virus kuning, atau sering disebut juga dengan Geminivirus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan vektor kutu kebul (Bemisia tabaci). Gejala utamanya adalah perubahan warna daun menjadi kuning dan mengeriting, terutama pada daun-daun muda. Antraknosa, yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp., merupakan penyakit lain yang sering menyerang cabai. Gejalanya ditandai dengan munculnya bercak hitam pada buah cabai yang dapat menyebabkan buah menjadi busuk.
Meskipun virus kuning dan antraknosa bisa menjadi tantangan, dengan penanganan yang tepat, tanaman cabai kita masih bisa tumbuh subur dan berbuah optimal. Kuncinya adalah ada pada artikel kali ini. Melalui pengalaman langsung oleh salah seorang petani yang kami wawancarai langsung dilahan, ini dia.
Profil Petani
Ngobrol asik bersama Pak Asep, salah seorang petani cabai di daerah Kecamatan Kwarasan, Kabupaten Kebumen. Obrolan ini akan banyak mengulas tentang bagaimana pengendalian terhadap virus kuning dan antraknosa/patek agar tetap berbuah. Sering kali yang menjadi hambatan bagi tanaman jika sudah terserang dua penyakit ini yaitu menurunnya produktivitas secara drastis. Oleh sebab itu, artikel ini dibuat untuk menjawab keresahan tersebut.
Pupuk Dasar
Lahan yang digunakan sekarang ini adalah lahan bekas tanaman padi. Lahan bekas tanaman padi biasanya masih menyisakan sejumlah unsur nitrogen (N), meskipun tidak selalu dalam jumlah yang tinggi. Dengan begitu pertimbangan pemberian pupuk dasar yang beliau aplikasikan cukup dengan pupuk kandang dan dolomite. Hanya cukup dua pupuk saja tanpa penambahan pupuk kimia.
Jika memaksakan memberikan pupuk kimia kembali, apalagi yang banyak mengandung nitrogen, takutnya tanah bisa terlalu masam. Dengan begitu, naiknya kadar masam didalam tanah akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan patogen-patogen tular tanah seperti layu.
Tentang Varietas
Varietas cabai rawit tipe tegak LANGGENG 58 menjadi varietas yang Pak Asep pilih dimusim tanam sekarang. Beliau sendiri menyatakan bahwa varietas langgeng 58 ini salah satu varietas dengan produktivitas buah yang tinggi. Tidak diragukan lagi untuk potensi buah yang dihasilkan. Salah satu bukti kongkritnya adalah meski tanaman beliau mengalami kendala pada bagian daun, buah bagian atas masih bisa berbuah dengan maksimal. Itu pun karena kendala yang menyerang, bisa dibayangkan apabila tanpa ada kendala.
Pertumbuhan batang juga kokoh keras, tunas air yang banyak ini sudah menjadi keunggulan bagi varietas satu ini. “buahnya itu banyak diminati pasar Mas Zaki, daya simpannya juga bagus” Ujar Pak Asep. Begitulah hasil dari varietas langgeng 58 yang dirasakan oleh Pak Asep. Serasa tidak mungkin jika beliau tidak mencoba menanam varietas ini lagi.
Perawatan Kocor
Pola perawatan yang beliau gunakan yaitu mengadopsi dari pola perawatan metode professor cabai atau Mas Udin. Sebelum tanam dikocor dengan asam humat “POWERSOIL”, Silica Carbon, dan agensi hayati Trichoderma. Pengocoran sebelum tanam dilakukan sehari sebelum bibit mulai pindah tanam.
Setelah itu mulai dilakukan pengocoran rutin setiap 5,10, dan 15 HST dengan pupuk yang mengandung unsur hara phospat dan asam amino. Dikocorkan tepat dilubang tanam. Memang tidak ada yang berbeda atau modifikasi metode perawatan. Sama persis yang dilakukan oleh Mas Udin.
Pupuk Susulan
Pupuk susulan yang diberikan dilubang susulan samping lubang tanam beliau lakukan mulai umur 25 dan 50 HST. Diusia ini beliau menggunakan pupuk NPK Mutiara 16-16-16. Kemudian menginjak umur 75 HST, beliau ganti pupuknya dengan pupuk KCL yang dominan unsur kalium.
Perawatan Spray
Selain pemilihan varietas yang unggul di produktivitasnya, pemberian nutrisi menjadi faktor pendukung juga. Untuk kunci jawaban produktivitas yang tinggi pada tanaman Pak Asep yaitu aplikasi spray KALINET dan MORDENFOL yang dikombinasikan bersamaan. Perkembangan jumlah buah jauh lebih meningkat setelah aplikasi dua pupuk ini. Daya tahan buah lebih lama dan kulit buah lebih mengkilap. Beberapa alasan iniah yang membuat buah beliau tambah digemari pembeli.
Tidak hanya dua pupuk ini saja, beliau juga aplikasikan bersamaan dengan insektisida, fungisida,dan NPK cair. Rutin aplikasi dengan interval 5-7 hari sekali melihat kondisi tanaman, membuat tanaman Pak Asep masih awet petik sampai sekarang.
Pengendalian Patek / Antraknosa
Kendala patek mulai dirasakan oleh Pak Asep. Tanpa berpikir panjang, beliau segera melakukan langkah pengendalian. Setelah berkonsultasi dengan Mas Udin secara langsung, kata Mas Udin untuk coba spray kalsium dan kocor kalsium serta pengimbangan dengan fungisida bahan aktif metalaksil.
Jadi prosesnya adalah untuk spray beliau lakukan interval 4 hari sekali diwaktu pagi hari. Takaran dosis spray yang beliau gunakan yaitu 3 sdm/16 liter air. Aplikasi spray kalsium dilakukan secara tunggal tanpa campuran bahan apapun. Kemudian untuk kocor beliau lakukan sore hari. Tepat dikocor dilubang tanam menggunakan 6 sdm pupuk kalsium dicampur 1 sdm fungisida yang dilarutkan kedalam 20 liter air. Dosis yang dikocorkan dilubang tanam 50-100 ml/lubang tanam. Proses pengendalian ini dilakukan 2 kali dan alhamdulillah efektif. Patek/antraknonasa dapat berhenti total.
Rontok Daun
Menurut Pak Asep salah satu faktor daun-daun cabai beliau mengalami kerontokan karena pH tanah yang drop. Disatu sisi ada keterkaitannya dengan tinggi bedengan. Jadi bedengan yang beliau buat ini terlalu pendek, sehingga posisi akar sudah menembus tanah bagian paling bawah. Padahal tanah paling bawah kata Pak Asep sudah berlumpur.
Mulai dari sinilah, pH tanah turun secara berkala. Pak Asep sendiri merasa kewalahan untuk mencoba menaikkan. Serasa percuma jika fokus menaikkan pH jika bentuk bedengan yang terlalu pendek. Menjadikan pengalaman agar kedepannya lebih memperhatikan dalam pembuatan bedengan.
Dalam artikel ini bisa tarik kesimpulan bahwa proses pembuatan pondasi sangat penting untuk diperhatikan. Kemudian aplikasi nutrisi yang tepat dapat mendukung produktivitas tanaman, serta upaya pengendalian penyakit secara bijak mampu berdampak efektif tanpa membuang-buang tenaga dan biaya.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |