Budidaya Bawang Merah : Tumbuh Sehat dan Aman dari Serangan Ulat Saat Petani Lain Gagal Panen
Angga Syarief / Sabtu,09 November 2024
Dalam dunia pertanian, keberhasilan panen sering kali menjadi harapan besar bagi petani. Namun, ancaman hama, khususnya hama ulat, dapat menggagalkan impian tersebut, membuat banyak petani bawang merah mengalami kerugian besar. Kendati demikian, dengan penerapan teknik budidaya yang tepat dan penanganan yang teliti, beberapa petani berhasil meraih hasil panen optimal di tengah serangan hama yang masif. Artikel ini akan membahas strategi budidaya bawang merah untuk menghasilkan panen berkualitas tinggi, bahkan ketika hama menyerang.
Profil Petani
Di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Pak Sakirin menjadi contoh nyata dari petani yang berhasil menjaga keberhasilan budidaya bawang merah meski banyak petani lain mengalami kegagalan panen. Saat para petani di sekitarnya kehilangan hasil panen karena serangan ulat yang masif, tanaman bawang merah Pak Sakirin tetap tumbuh subur dan sehat. Apa yang membuat budidayanya begitu tangguh? Mari kita telusuri lebih dalam.
Olah Lahan
Pak Sakirin mengawali budidayanya dengan persiapan lahan yang cermat. Di atas lahan seluas 5.000 meter persegi, ia menerapkan metode yang jarang dilakukan petani lainnya, yaitu menggunakan molase atau tetes tebu yang disemprotkan pada lahan sebelum proses penanaman. Molase dikenal kaya akan nutrisi yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme baik di dalam tanah. Penggunaan molase ini membantu memperbaiki struktur tanah dan menjadikannya lebih subur, sehingga tanaman bawang merah Pak Sakirin memiliki pondasi yang kuat untuk bertumbuh dengan optimal.
Pemilihan Bibit
Selain pengolahan lahan yang matang, kesuksesan Pak Sakirin juga dipengaruhi oleh pemilihan bibit unggul. Ia memilih bibit bawang merah Bima Rajak, varietas yang dikenal memiliki ketahanan yang baik terhadap hama serta kualitas umbi yang besar dan padat. Bibit ini tidak hanya memberikan daya tahan yang lebih baik terhadap kondisi lingkungan, tetapi juga memberikan hasil panen yang memuaskan. Bibit Bima Rajak yang ia tanam dengan jarak tanam 15 cm x 20 cm, kini telah berumur 45 Hari Setelah Tanam (HST) dan siap memasuki masa panen dalam waktu dekat.
Pemupukan Tanaman
Pada umur 14 Hari Setelah Tanam (HST), Pak Sakirin memulai pemupukan kocor pertama dengan mengaplikasikan tiga jenis pupuk sekaligus: 30 kg pupuk DAP, 30 kg pupuk KAMAS, dan 30 kg pupuk NPK Mutiara. Kombinasi pupuk ini memberikan asupan nutrisi yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium, unsur-unsur esensial yang mendukung pembentukan akar, daun, dan batang yang kuat. Metode ini memberikan fondasi nutrisi yang kokoh bagi tanaman bawang merahnya, memungkinkan tanaman berkembang optimal sejak dini.
Untuk menjaga kestabilan pertumbuhan, Pak Sakirin melanjutkan pengaplikasian ketiga pupuk (DAP, KAMAS, dan NPK Mutiara) hingga umur tanaman mencapai 25 HST. Aplikasi berulang ini memastikan bahwa tanaman bawang merah mendapatkan suplai nutrisi yang konsisten dan cukup, terutama saat memasuki fase pertumbuhan aktif. Dengan pola ini, tanaman tidak hanya menjadi lebih kokoh, tetapi juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap serangan hama dan penyakit.
Pada umur 30 HST, Pak Sakirin melakukan pemupukan kocor ketiga dengan mengganti jenis pupuk menjadi NPK Grower dan pupuk KCL. Pemberian pupuk ini difokuskan pada masa-masa persiapan tanaman menuju fase generatif. Kandungan kalium dalam pupuk KCL berperan penting dalam memperkuat batang dan daun, serta membantu pembentukan umbi yang berkualitas. NPK Grower juga mengoptimalkan nutrisi sehingga tanaman tetap tumbuh sehat hingga memasuki masa panen.
Penyemprotan Tanaman
Di fase awal pertumbuhan, Pak Sakirin memilih menggunakan asam amino PREMINO dan mineral pelindung tanaman KOVERWP. Aplikasi PREMINO ini membantu mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan mengurangi risiko stres, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem. Premino mampu mendukung pertumbuhan akar dan daun, sehingga tanaman berkembang lebih cepat dan sehat.
Selain PREMINO, Pak Sakirin juga menyemprotkan KOVERWP, mineral pelindung yang penting untuk mencegah efek terbakar pada daun akibat sinar UV matahari. Selain melindungi tanaman dari efek panas, KOVERWP juga memberikan lapisan pelindung terhadap serangan hama ulat yang sering menyerang tanaman pada fase awal. Dengan kombinasi ini, tanaman bawang merah Pak Sakirin tumbuh lebih kuat dan tahan terhadap ancaman lingkungan sekitar.
Memasuki fase pembentukan umbi, tepatnya pada umur 35 Hari Setelah Tanam (HST), Pak Sakirin beralih ke penggunaan pupuk KALINET. Aplikasi KALINET pada fase ini terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kualitas umbi. Pak Sakirin merasakan manfaat yang signifikan dari penggunaan KALINET, terutama pada berat dan ukuran umbi yang lebih besar dibandingkan musim sebelumnya. Pupuk ini memberikan suplai kalium yang tinggi, yang sangat penting untuk pembentukan umbi yang padat dan berkualitas.
Kisah sukses Pak Sakirin dalam merawat bawang merah menjadi inspirasi bagi para petani lain untuk tidak ragu berinvestasi dalam perawatan yang cermat. Dengan memanfaatkan pupuk yang tepat pada waktu yang tepat, setiap petani bisa meningkatkan produktivitas tanaman mereka dan mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Pak Sakirin telah membuktikan bahwa keberhasilan dalam bertani adalah hasil dari ketelatenan dan pengetahuan yang mendalam tentang perawatan tanaman.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |