Budidaya Bawang Merah : Pengolahan Lahan Kritis Menjadi Hasil Manis
Angga Syarief / Rabu,13 November 2024
Bawang merah adalah salah satu komoditas penting di Indonesia yang memiliki permintaan tinggi sepanjang tahun. Namun, budidayanya sering kali menghadapi tantangan hama, penyakit, dan cuaca yang dapat memengaruhi hasil panen. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah budidaya bawang merah yang efektif, mulai dari persiapan lahan hingga teknik pemeliharaan untuk memperoleh hasil optimal.
Profil Petani
Pak Cahyono, seorang petani dari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, telah berhasil membudidayakan bawang merah dengan hasil yang optimal meskipun menghadapi tantangan kondisi cuaca dan hama yang sering mengancam produksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas metode dan teknik budidaya yang digunakan Pak Cahyono untuk mencapai panen yang maksimal.
Tentang Lahan
Lahan yang dimiliki Pak Cahyono tergolong kritis, dengan struktur tanah yang keras, miskin unsur hara, serta hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman musiman. Selain itu, lahan tersebut rentan mengalami kekeringan saat musim kemarau, dengan tanah yang sering kali pecah-pecah karena kurangnya kandungan bahan organik yang mampu mempertahankan kelembapan.
Untuk menghadapi tantangan ini, Pak Cahyono menggunakan pendekatan pengolahan lahan dengan pupuk organik dan bahan-bahan yang bisa memperbaiki struktur tanah. Kombinasi pupuk kompos, kapur pertanian, dan asam humat terbukti efektif dalam mengubah kualitas tanah yang tadinya tidak subur menjadi lahan yang mendukung pertumbuhan optimal bawang merah.
Olah Lahan
Dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah, Pak Cahyono mengaplikasikan beberapa jenis pupuk dasar sebagai berikut:
- Pupuk Kompos (15 Karung): Sebagai pupuk utama, kompos dipilih untuk meningkatkan bahan organik dalam tanah. Kompos berfungsi mengikat kelembapan, memperbaiki struktur tanah, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman secara perlahan.
- Pupuk NPK 16-16-16 (5 kg): Mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium dengan komposisi seimbang, pupuk ini ditambahkan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman bawang merah terutama pada fase awal pertumbuhan hingga pembentukan umbi.
- Pupuk Ferthipos (5 kg): Pupuk yang kaya fosfat ini membantu meningkatkan ketersediaan fosfor di tanah, yang sangat penting untuk pembentukan akar yang kuat pada bawang merah.
- Kapur Pertanian Dolomite: Sebagai sumber kalsium dan magnesium, dolomite berfungsi menetralkan keasaman tanah. Lahan kritis yang umumnya bersifat masam akan lebih seimbang dengan penambahan dolomite, sehingga pH tanah berada di kisaran yang sesuai untuk bawang merah.
- Asam Humat POWERSOIL: Asam humat ini digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, dan membantu penyerapan nutrisi oleh akar tanaman. Pada lahan kritis yang sering kekurangan air, asam humat sangat efektif dalam mempertahankan kelembapan.
Tentang Varietas
Biasanya, dalam budidaya bawang merah, diperlukan sekitar 60 kg bibit untuk setiap luas lahan tertentu. Namun, Pak Cahyono hanya menggunakan 25 kg bibit bawang merah varietas Bima Brebes pada lahan yang sama, sehingga mengurangi kebutuhan bibit lebih dari setengahnya. Keberhasilan ini ia peroleh dengan melakukan penanaman secara lebih cermat dan memanfaatkan jarak tanam yang efektif.
Untuk mengoptimalkan penggunaan bibit, Pak Cahyono menerapkan jarak tanam 19 cm x 13 cm. Jarak ini memungkinkan tanaman bawang merah memiliki ruang yang cukup untuk berkembang dengan baik. Penataan yang lebih lebar secara horizontal dan vertikal ini membantu memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara, yang berdampak pada pertumbuhan umbi yang optimal dan mengurangi risiko penyakit akibat kepadatan tanaman yang berlebihan.
Pemupukan Tanaman
Pemupukan menjadi kunci penting dalam budidaya bawang merah, karena tanaman ini membutuhkan nutrisi yang berbeda di setiap fase pertumbuhannya. Berikut jadwal pemupukan yang diterapkan Pak Cahyono:
- Fase Pertumbuhan Awal (12 HST)
Pada usia 12 Hari Setelah Tanam (HST), Pak Cahyono memulai pemupukan dengan campuran:
- KNO3 Merah 2 kg: Kandungan kalium dalam KNO3 merah sangat baik untuk merangsang pembentukan umbi dan memperkuat sistem akar. Kalium juga membantu tanaman menghadapi kondisi stres lingkungan.
- NPK 16-16-16 (5 kg): Pupuk ini memiliki komposisi nitrogen, fosfor, dan kalium yang seimbang, membantu tanaman tumbuh subur, membentuk daun yang lebih sehat, dan memulai fase awal pembentukan akar.
- Asam Humat Powersoil (4 sendok makan): Asam humat ini dicampurkan ke dalam ember 5 liter dan disiramkan ke area sekitar akar tanaman. Selain membantu penyerapan nutrisi, asam humat meningkatkan struktur tanah dan mengurangi dampak residu pupuk kimia.
- Fase Pertumbuhan Lanjut (25 HST)
- Pupuk Boron (5 kg): Boron sangat diperlukan untuk pembentukan sel dan pengembangan umbi. Elemen ini membantu tanaman menghasilkan umbi yang padat dan seragam.
- Asam Humat Powersoil (4 sendok makan): Seperti pada fase sebelumnya, asam humat digunakan untuk membantu meningkatkan penyerapan boron dan memperbaiki kualitas tanah, sehingga tanah tetap gembur dan mendukung pertumbuhan umbi.
- Fase Pembentukan Umbi (35 HST)
- NPK Grower (5 kg): Pupuk ini kaya akan fosfor dan kalium yang membantu memperkuat pembentukan umbi serta meningkatkan hasil panen.
- Asam Humat Powersoil (4 sendok makan): Asam humat diberikan untuk mendukung penyerapan hara pada fase pembentukan umbi, memastikan nutrisi tersedia secara optimal di sekitar tanaman.
- Fase Pemadatan Umbi (40 HST)
- KCL (5 kg): Kalium klorida (KCL) membantu memperkuat jaringan umbi dan meningkatkan kualitas umbi bawang merah.
- Asam Humat Powersoil (4 sendok makan): Asam humat digunakan kembali untuk memastikan penyerapan kalium secara optimal dan menjaga struktur tanah tetap subur serta gembur.
Dengan pemupukan terjadwal yang terfokus pada kebutuhan bawang merah di setiap fase pertumbuhan, Pak Cahyono berhasil merawat tanaman bawang merahnya hingga mendapatkan hasil yang optimal. Penambahan asam humat pada setiap fase pemupukan menunjukkan komitmen beliau dalam menjaga kesehatan dan kesuburan tanah jangka panjang.
Penyemprotan Tanaman
Pada fase awal pertumbuhan, Pak Cahyono memilih nutrisi dengan fokus pada pembentukan akar dan daun yang kuat, karena ini adalah pondasi penting bagi tanaman bawang merah. Langkah-langkah yang ia lakukan di fase ini adalah sebagai berikut:
- Pada fase awal setelah tanam, Pak Cahyono melakukan penyemprotan dengan pupuk Magnesium Fosfat MORDENFOL. Magnesium merupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil yang mendukung proses fotosintesis, sementara fosfor membantu memperkuat pertumbuhan akar. Setelah penyemprotan pertama dengan MORDENFOL, Pak Cahyono melanjutkan perawatan dengan pupuk Kalsium Boron CALBOVIT secara rolling atau bergantian. Kombinasi kalsium dan boron ini penting untuk membangun jaringan tanaman yang kuat dan mengurangi risiko kerontokan daun.
- Memasuki fase generatif, yaitu ketika tanaman bawang merah mulai membentuk umbi, Pak Cahyono menggunakan nutrisi yang berbeda untuk mendukung pembentukan dan pemadatan umbi. Di fase ini, ia beralih ke pupuk dengan kandungan kalium, fosfor, dan boron untuk memastikan tanaman mampu menghasilkan umbi berkualitas tinggi. Di fase generatif, Pak Cahyono menggunakan Kalium Fosfat Boron KALINET sebagai nutrisi utama. Kombinasi kalium dan fosfor dalam KALINET mempercepat pematangan umbi, sementara boron membantu pembentukan umbi yang padat dan seragam.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |