Artikel

Budidaya Bawang Merah : Kombinasi Kimia dan Organik Membuahkan Hasil Baik

Budidaya Bawang Merah : Kombinasi Kimia dan Organik Membuahkan Hasil Baik


Angga Syarief / Rabu,27 Desember 2023

Tanaman bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) adalah tanaman yang telah lama dikenal dan digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Artikel ini, di mana kita akan membahas tentang tanaman yang tidak hanya lezat, tetapi juga penting dalam dunia kuliner - bawang merah. Bawang merah memiliki umbi yang kecil, berbentuk bulat, dan berkulit cokelat kemerahan. Rasanya yang pedas dan aromanya yang khas membuatnya menjadi bahan utama dalam banyak hidangan, mulai dari tumisan hingga sup. Selain itu, bawang merah juga dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Tanaman bawang merah biasanya tumbuh dengan baik di daerah beriklim sedang hingga dingin. Mereka menyukai tanah yang lembab dan subur, dengan paparan sinar matahari yang cukup. Selama pertumbuhannya, bawang merah membutuhkan perawatan yang tepat, seperti penyiraman yang cukup dan pemupukan.

Profil Petani

Kali ini kita akan ditemani oleh salah seorang petani yang akrab dengan panggilan Mas Miftah. Mempunyai lahan di daerah Desa Rancawuluh, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes yang sekarang ini ditanami tanaman bawang merah. Menanam tepat di peralihan musim antara musim kemarau ke musim hujan, tepat di umur 55 HST tanaman bawang merah beliau sudah memulai panen. Saat ini beliau menanam bawang merah dengan varietas Bima Brebes.

Pengolahan Lahan

Lahan beliau siapkan terlebih dahulu, pertama beliau merombak keseluruhan. Setelah tanah beliau rombak, kemudian beliau bentuk menjadi bedengan. Ketika bedengan sudah jadi, beliau langsung memberikan pupuk kompos. Untuk luasan lahan 3.000 m2 beliau sudah menghabiskan 25 karung kapasitas 35 kg. Setelah pupuk kompos tertabur secara merata, lalu beliau aduk kembali dan tutup kembali dengan tanah. Bedengan sudah jadi tidak langsung melakukan penanaman, beliau melakukan proses pendiaman terlebih dahulu. Proses pendiaman ini beliau lakukan 1 bulan untuk menghomogenkan antara pupuk kompos dengan tanah. Selain itu beliau juga berniat untuk mensterilkan lahan terlebih dahulu dari jamur dan bakteri.

Pemupukan

Ketika tanaman menginjak umur 10 HST, sudah mulai masuk pupuk. Untuk pupuk yang beliau gunakan yaitu 50 kg pupuk Yaramila Faster, 50 kg Aminiphos Tawon, dan 4 kg asam humat POWERSOIL. Ketiga pupuk ini beliau campurkan kemudian taburkan pada bedengan. Diusai tanaman tepat 20 HST beliau melakukan pemupukan kembali. Bahan yang digunakan di pemupukan kedua ini berbeda, beliau menggunakan 50 kg Yaramila Complex, 25 kg Yaramila Boron, 25 kg Kanitro Tawon, dan 4 kg POWERSOIL. Pada pemupukan ketiga, tepat diumur 30 HST beliau lebih berfokus pembentukan umbi dan mengejar bobot buah. Pupuk yang beliau gunakan yaitu 50 kg Kanitro Tawon, 50 kg pupuk Kamas dari Pak Tani, 25 kg KSP Tawon, dan 4 kg POWERSOIL. Setiap pemberian pupuk kimia beliau selalu mendampingi dengan asam humat. Menurut beliau asam humat berperan penting dalam menyangga pH tanah. Selain itu juga berperan sebagai pengikat unsur hara agar tidak mudah menghilang, seperti di musim kemarau bisa karena penguapan dan musim hujan larut kedalam tanah. Jadi asam humat ini memiliki peran yang cukup krusial baik di musim kemarau maupun penghujan.

Penyemprotan

Penyemprotan mulai beliau lakukan sejak dini, yakni di umur 8 HST, 12 HST, 15 HST, dan 21 HST. Jadi interval yang beliau lakukan sekitar 4 hari sekali. Awalnya penyemprotan beliau menggunakan bahan organik, kemudian diumur 15 HST baru beliau menggunakan bahan kimia. Jadi beliau melakukan rollingan/pergantian bahan yang beliau gunakan. Awalnya menggunakan bahan organik untuk melemahkan hama terlebih dahulu agar tidak resisten, setelah itu efikasinya beliau perkuat menggunakan bahan kimia. Sehingga tingkat efektivitasnya menjadi tinggi.

Aplikasi Fungisida

Penggunaan fungisida beliau lebih menekankan penggunaan bahan organik. Setiap kali menggunakan bahan organik sebagai fungisida, beliau selalu menyertakan mineral pelindung tanaman yakni KOVERWP. Mengandung silica yang dipercaya mampu mempertebal daun tanaman dan juga melindungi tanaman dari serangan jamur, hama, maupun cekaman abiotic seperti curah hujan tinggi dan kemarau ekstrim. Aplikasi ini beliau lakukan setiap satu minggu sekali. Sejak awal aplikasi KOVERWP beliau menakar dosis 2 SDM/16 liter air, sedangkan fungisida organik 100 gram untuk kapasitas 6 tangki sprayer.

Pengoptimalan Umbi

Yang terlihat ketika masa panen, umbi bawang merah beliau seperti merah menyala dan berbobot. Ternyata efek dari hasil umbi sedemikian rupa, beliau aplikasi pupuk KALINET dosis 50ml/16 liter air dengan interval 1 minggu sekali. Pupuk ini mulai beliau aplikasikan ketika tanaman umur 21 HST sampai diumur 45 HST. Beliau menegaskan bahwa pupuk KALINET  ini sudah dilengkapi unsur boron, dimana beliau berpendapat bahwa unsur boron ini sebagai zat pengangkut keseluruh tubuh tanaman.

Kesimpulan artikel kali ini adalah dalam budidaya tanaman bawang merah, penting bagi kita untuk memperhatikan kualitas tanah. Pengaplikasian bahan organik diimbangi dengan aplikasi pupuk kimia merupakan sebuah komponen yang cukup baik dalam menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
KOVER WP