Solusi Cepat untuk Tanaman Stres: Manfaat Asam Amino yang Harus Kamu Tahu!!
Karlina Indah / Rabu,13 Agustus 2025

Asam amino adalah protein yang sudah dipecah melalui proses metabolisme menjadi molekul-molekul kecil sebagai bahan dasar untuk proses biosintesis. Selain manusia, tanaman juga membutuhkan asam amino untuk meningkatkan hasil dan kualitas secara keseluruhan. Asam amino yang dijual di pasaran bisa dihasilkan dari ikan berpunggung biru seperti Tuna, Bandeng, Tongkol, Lele, bisa juga dari keong emas, ikan gabus, sepat, dan lain sebagainya. Sementara dari sumber nabati, asam amino bisa didapatkan dari Kacang kedelai, Azolla, kelor dan lain-lain. Secara umum tanaman mampu mensintesis asam aminonya sendiri melalui bahan dasar karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen melalui proses biokimia yang kompleks namun membutuhkan energi yang besar. Selain dibuat oleh tanaman sendiri, asam amino juga dapat diperoleh dari luar dengan cara memberi pupuk asam amino. Produk yang mengandung nutrisi dalam bentuk protein hidrolisat (cairan asam amino) dapat disemprotkan ke daun untuk meningkatkan sintesis protein. Asam amino bisa diaplikasikan dengan cara disemprot ke semua bagian tumbuhan atau dikocor ke tanah. Dengan asupan asam amino dari luar, tanaman dapat menghemat penggunaan energi sehingga bisa digunakan untuk proses metabolisme lainnya. Berikut beberapa manfaat asam amino bagi pertumbuhan tanaman:
1. Sebagai hormon pengatur pertumbuhan tanaman. Menurut Finder (2013) asam amino adalah senyawa atau zat yang membentuk hormon atau zat pengatur tumbuh tanaman. Hormon tanaman seperti auksin yang merangsang pertumbuhan akar, sitokinin merangsang pertumbuhan tunas, dan hormon terkait dengan terbentuknya bunga dihasilkan dari sintesis asam amino. Sintesis tersebut dibantu oleh prekursor. Metionin adalah prekursor etilen, triptofan adalah prekursor auksin sedangkan arginine menginduksi pembentukan hormon pembungaan.
2. Meningkatkan Aktivitas Mikroba Tanah. Shodiq (2021) menjelaskan bahwa asam amino juga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan mendukung proses asimilasi nutrisi bagi akar tanaman. Keseimbangan dan aktivitas mikroba yang tinggi di dalam tanah akan memperbaiki mineralisasi bahan organik di dalam tanah, sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Jika siklus hara berjalan dengan baik dan ketersediaan nutrisi ke tanaman menjadi lebih banyak, maka keberadaan mikroba tanah merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas tanah.
3. Menghindari Stres Lingkungan. Dalam kondisi stres seperti panas, kekeringan, dan embun beku, tanaman mengurangi biosintesis asam amino untuk menghemat energi, sehingga pertumbuhan akan melambat atau terhenti. Penggunaan produk yang mengandung asam amino dapat membantu mencegah hal ini, menjaga tanaman tetap tumbuh aktif selama mungkin meskipun dalam kondisi yang merugikan.
4. Membentuk tanaman tahan terhadap hama dan penyakit. Tanaman dengan asam amino yang cukup akan membentuk ekstrak pektin diantara dinding sel sehingga lebih keras dan tahan serangan hama dan penyakit.
5. Agen chelating untuk hara mikro. Kelasi adalah ikatan kimia antara agen pengkelat ion logam. Bila diapalikasikan bersama dengan nutrisi mikro, penyerapan dan transportasi unsur hara mikro akan lebih mudah. Asam glisin dan glutamat dalam asam amino adalah zat pengkelat yang sangat efektif.
6. Meningkatkan Kandungan Klorofil dan Laju Fotosintesis. Tanaman melakukan fotosintesis untuk memproduksi karbohidrat. Tingkat fotosintesis yang rendah akan berakibat pada berkurangnya sintesis karbohidrat (fotosintat). Kandungan klorofil sangat berperan dalam proses fotosintesis terhadap penyerapan energi cahaya matahari. Semakin tinggi klorofil, laju fotosintesis juga lebih tinggi. Aplikasi asam amino akan meningkatkan kandungan klorofil pada daun sehingga laju fotosintesis menjadi lebih tinggi.
7. Membuka dan menutup stomata. Stomata berperan dalam pertukaran gas, pengaturan keseimbangan air pada tumbuhan melalui transpirasi, dan membantu penyerapan unsur makro dan mikro. Proses membuka dan menutup stomata diatur oleh faktor eksternal (suhu, kandungan CO2, cahaya, dan kelembapan) dan faktor internal (konsentrasi asam amino, asam absisat, dll.). Stomata menutup ketika cahaya, kelembapan rendah, dan suhu tinggi. Ketika stomata menutup, laju fotosintesis dan transpirasi menurun, sehingga penyerapan unsur makro dan mikro akan menurun. Hal ini menyebabkan terganggunya proses metabolisme tumbuhan yang mengakibatkan penurunan produksi tanaman. Pemberian asam amino akan membuat stomata terbuka lebih lama sehingga metabolisme tumbuhan akan meningkat.
Secara umum terdapat 20 jenis asam amino yang berperan dalam proses biosintesis, dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu asam amino esensial dan non esensial, perbedaannya terletak pada kemampuan tanaman memproduksinya sendiri. Asam Amino Esensial yaitu Asam amino yang tidak bisa disintesis sendiri oleh tanaman dalam jumlah cukup, sehingga harus disuplai dari luar. Sedangkan Asam Amino Non-Esensial Adalah Asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh tanaman dari metabolisme internal, biasanya dari proses fotosintesis dan siklus nitrogen. Berikut merupakan 20 jenis asam amino yang dibutuhkan dalam proses biosintesis:
Ternyata dari 20 jenis asam amino di atas masing-masing memiliki peran yang sangat spesifik dalam proses metabolisme tanaman. Misalnya, Alanin dan Lisin digunakan selama produksi klorofil dan fotosintesis, sementara Serin dan lainnya terlibat dalam pengaturan keseimbangan osmotik dan toleransi terhadap stres panas. Oleh karena itu, memilih asam amino yang sesuai dengan kebutuhannya sangat penting dalam mengoptimalkan kecepatan pemulihan dari stress. Saat tanaman diberi pasokan asam amino yang tepat, ia bukan hanya tumbuh, tapi berkembang dengan optimal, tahan banting, dan siap menghasilkan panen yang memuaskan. Itulah kenapa asam amino penting untuk setiap tahap tumbuh tanaman , dari akar hingga buah. Jadi, jangan biarkan tanaman Sobat Mitra Bertani kekurangan asam amino ini, karena di setiap molekulnya tersimpan potensi hasil terbaik. Berikut merupakan Diagram yang menjelaskan peran asam amino dalam tumbuhan: