Budidaya Tanaman Cabai : Kunci Sukses Meminimalkan Tingkat Kematian Pasca Pindah Tanam


Karlina Indah / Sabtu,08 Maret 2025

Penanaman berasal dari kata tanam yang memiliki arti proses, cara, perbuatan, menanam, menanami atau menanamkan. Dalam hal ini penanaman bibit cabai berarti cara atau usaha untuk menanamkan bibit cabai. Yang harus dipersiapkan dari awal sebelum proses penanaman adalah kondisi lahan. Ibarat sebuah rumah, lahan adalah pondasi. Rumah yang kokoh di mulai dari pondasi. Jadi teruntuk Sobat Mitra Bertani semua jangan hanya melihat bagian atas atau bagian tanamannya saja, tetapi harus mengingat sistem yang ada di bawahnya atau lahannya. Ingat apa yang terlihat mewakili apa yang tidak terlihat. Apabila Sobat Mitra Bertani menanam di musim hujan namun kemungkinan tanaman masuk fase generatif di musim kemarau, Sobat Mitra Bertani perlu memikirkan sejak dini bahan atau system tanam yang akan digunakan. Mengingat banyak sekali dampak buruk dari kekeringan atau kekurangan air. Seperti yang kita ketahui semua bahwa air memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Membantu Fotosintesis. Air adalah bahan utama dalam proses fotosintesis, yang digunakan tanaman untuk menghasilkan energi.
  • Transportasi Nutrisi. Air membantu melarutkan dan mengangkut nutrisi dari tanah ke seluruh bagian tanaman.
  • Menjaga Struktur Sel. Air menjaga tekanan turgor dalam sel tanaman, sehingga tanaman tetap tegak dan tidak layu.
  • Membantu Proses Metabolisme. Air berperan dalam berbagai reaksi kimia di dalam sel tanaman, termasuk respirasi dan pertumbuhan.
  • Mengatur Suhu Tanaman. Tanaman melepaskan air melalui transpirasi, yang membantu mendinginkan daun dan menjaga suhu tetap stabil.
  • Mendukung Perkecambahan. Air diperlukan untuk memecahkan dormansi biji dan memulai proses perkecambahan.

Apa saja sih yang perlu dilakukan dalam penanaman cabai di musim hujan menuju musim kemarau ini? Berikut penjabaran lengkapnya:

1. Memastikan lahan siap digunakan. Tanda lahan siap digunakan bukan dipatok dari berapa lama waktu pendiaman lahan, namun salah satu tandanya yaitu sudah ditumbuhi rumput. Rumput yang tumbuh ini mengindikasi pupuk yang diberikan sudah tidak panas dan kemungkinan besar bibit yang nanti digunakan tidak kaget serta akan mudah beradaptasi

2. Persiapan bibit. Dalam rangka mempercepat proses adaptasi bibit, dianjurkan 3 hari sebelum penanaman bibit di bawa ke lahan. Pada saat musim penghujan, pastikan bibit tidak terlalu sering terkena air hujan, dengan cara membuat naungan sementara menggunakan plastik UV.

3. Menambah Mikoriza. Mikoriza berasal dari Bahasa Yunani Kuno: mykes (berarti jamur) dan rhiza (berarti akar). Jadi Mikoriza berarti simbiosis asosiasi antara jamur dan tanaman yang mengkolonisasi jaringan korteks akar tanaman, terjadi selama masa pertumbuhan aktif tanaman tersebut. Banyak sekali manfaat mikoriza ini dalam penanaman cabai menuju musim kemarau, seperti :

  • Memperluas system perakaran tanaman
  • Meningkatkan serapan air dan nutrisi bagi tanaman
  • Memacu pertumbuhan dan mencegah stress bibit saat pindah tanam.
  • Meningkatkan resistensi tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
  • Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Dikarenakan mikoriza merupakan jamur yang bersimbiosis dengan akar, oleh karena itu aplikasinya pun harus terkena akar. Terdapat 2 cara aplikasi mikoriza yang dapat Sobat Mitra Bertani ikuti, pertama yaitu dengan cara di tabur di lubang tanam dengan dosis 1-2 g/lubang, penaburan ini dilakukan pas hari H penanaman. Cara kedua dengan di tabur di media bibit, jadi bibit di buka dulu plastik semainya kemudian di celupkan ke bahan celup, setelah itu di taburi mikoriza. Contoh aplikasi mikoriza seperti gambar berikut:

4. Metode pencelupan. Metode celup ini merupakan hasil modifikasi dari kegiatan yang banyak dilakukan petani, biasanya mereka setelah tanam langsung kocor sedikit demi sedikit yang jelas akan memperlama proses penanaman, dengan metode celup ini tidak perlu dilakukan pengocoran setelah tanam. Tujuan metode pencelupan ini yaitu guna mengurangi stress bibit dan mempercepat adaptasi. Ramuan yang digunakan merupakan gabungan dari asam humat merk dagang POWERSOIL dengan dosis 2 sdm/8 liter air + asam amino merk dagang PREMINO dengan dosis 50ml/8 liter air + nutrisi tinggi Phospat merk dagang MORDENFOL dengan dosis 5 ml/l.  Asam amino dipilih karena salah satu manfaatnya meningkatkan imunitas akibat stress pasca pindah tanam. Sedangkan nutrisi tinggi Phospat tanpa nitrogen dipilih karena manfaat fosfat sebagai perangsang pertumbuhan akar, tunas dan batang. Dengan metode celup ini dijamin tidak boros, karena hanya dicelup sekitar 5 detik lalu ditiriskan, jadi sisa air pencelupan tidak terbuang. 

5. Pemilihan waktu tanam. Untuk menjaga bibit agar tidak langsung terkena paparan sinar matahari, penanaman dianjurkan pada pagi hari sebelum jam 09.00 atau sore hari setelah jam 15.00. Namun apabila kondisi cuaca sedang redup atau mendung, penanaman bisa dilanjut sampai siang hari. Pemilihan waktu penanaman ini harus diperhatikan, apabila menanam pada saat panas – panasnya resiko bibit gosong atau terbakar sangat tinggi.

6. Menggunakan moluskisida apabila lahan endemik bekicot, respo atau siput tanpa cangkang. Moluska tersebut merusak bibit dengan cara memakan batang ataupun kulit batang, sehingga banyak batang yang patah. Pencegahan preventif yang dilakukan yaitu dengan aplikasi moluskisida bahan aktif Niklosamida atau Metaldehyde, cara aplikasi dengan cara tabur di lubang tanam menggunakan dosis anjuran yang ada di kemasan. Cara aplikasi bisa seperti gambar berikut:

Terlihat banyak sekali ya Sobat Mitra Bertani langkah yang harus dilakukan, Tapi ingat dengan persiapan yang matang dan perawatan yang tepat, budidaya cabai di masa transisi ini tetap bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi petani. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Jangan lupa tonton video lengkapnya di video ini.