Budidaya Melon : Kiat Sukses Menghasilkan 6 kg/ tanaman di Lahan Bekas
Karlina Indah / Sabtu,31 Mei 2025

Di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, terdapat seorang petani bernama Pak Joko yang sudah tak asing lagi di kalangan petani hortikultura. Sosok petani ulet ini memilih melon sebagai komoditas utama di lahannya. Keputusan itu bukan tanpa alasan. Menurut Pak Joko, melon memiliki masa tanam yang relatif singkat, hanya sekitar 70 hari pada ketinggian 460 meter di atas permukaan laut, dengan hasil yang cukup menjanjikan dari sisi ekonomi. Bagi Pak Joko, setiap usaha tani pasti memiliki tantangan dan risiko. Namun, ia meyakini bahwa semua tergantung pada cara petani menyikapinya. “Sulit atau mudah itu relatif. Jangan bilang sulit kalau belum pernah mencoba,” ujarnya. Filosofi ini menjadi pegangan dalam setiap langkah budidayanya. Ia percaya bahwa dengan ketekunan, pengetahuan, dan pengalaman, tantangan bisa diubah menjadi peluang. Melalui pendekatan yang penuh semangat dan berpikir positif, Pak Joko tak hanya membuktikan bahwa melon bisa tumbuh optimal di daerahnya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi petani lain untuk berani mencoba hal baru. Di tengah perubahan iklim dan dinamika pasar, pilihan budidaya melon yang cermat dan terencana menjadi contoh konkret adaptasi yang cerdas dalam dunia pertanian.
Kiat Sukses Budidaya Melon di Peralihan Musim
Pak Joko saat ini tengah membudidayakan sekitar 3.000 tanaman melon di lahan bekas tanam yang tetap mampu memberikan hasil optimal. Dengan perawatan yang tepat, setiap tanaman bisa menghasilkan hingga 6 kg buah, apabila dikalkulasikan total potensi panen mencapai 18 ton. Ini membuktikan bahwa dengan manajemen budidaya yang baik, lahan bekas pun tetap bisa dimaksimalkan produktivitasnya. Dalam budidaya melon, tantangan terbesar datang dari kondisi cuaca. Pak Joko menyebut ada dua momen paling menakutkan: saat kemarau dan saat musim penghujan. Pada musim kemarau, tanaman rawan mengalami keriting daun akibat serangan hama. Sedangkan di musim hujan, daun melon yang lebar dan lunak rentan diserang jamur. Saat ini, dengan musim yang sedang memasuki masa peralihan, Pak Joko menerapkan beberapa kiat untuk mengatasi tantangan tersebut, berikut penjelasan lengkapnya:
- Pertama, dari sisi pengairan, ia membuat bedengan besar dan tinggi. Tujuannya jelas, agar air tidak menggenang dan akar tanaman bebas leluasa bergerak mencari sumber air dan unsur hara.
- Kedua, dari segi varietas, Pak Joko memilih Delon 65. Varietas ini terbukti tangguh terhadap keriting daun dan serangan jamur, serta memiliki produktivitas tinggi. Delon 65 menghasilkan buah berukuran besar, bahkan bisa lebih dari 4 kg per buah.Karena ukurannya yang besar, Pak Joko menggunakan kantong buah untuk menyangga buah agar tangkai tidak patah. Inovasi-inovasi sederhana namun efektif seperti ini menunjukkan bahwa keberhasilan di dunia pertanian sangat bergantung pada pengalaman, adaptasi, dan kecermatan dalam bertindak.
Tidak harus lahan baru, hasil tetap memukau
Banyak petani beranggapan bahwa budidaya melon harus selalu dilakukan di lahan yang baru agar hasil maksimal. Namun, pengalaman Pak Joko, membuktikan bahwa itu tidak selalu benar. Di lahannya, melon ini merupakan melon yang di tanam kedua kali tanpa harus olah lahan, cukup dengan memindahkan lubang tanam dari posisi awal ke sebelahnya. Bahkan, beliau merencanakan penanaman selanjutnya dengan kembali ke lubang pertama. Ini membuktikan bahwa pengelolaan lahan yang baik bisa menghemat biaya dan hasilnya pun tetap produktif. Dalam menanam melon kali ini, Pak Joko menerapkan sistem kebiri, yaitu memangkas batang utama dan hanya menyisakan 2–3 sulur atau tunas dan setiap dulur dipelihara 1 – 2 buah saja. Teknik ini membantu tanaman lebih fokus membentuk buah daripada memperbanyak daun. Jarak tanam pun diatur sekitar 70 cm, guna memastikan sirkulasi udara baik dan cahaya cukup. Kesimpulannya, kunci sukses budidaya melon tidak terletak pada lahan baru, melainkan pada manajemen tanam, perlakuan yang tepat, dan pemahaman terhadap kondisi lingkungan sekitar.
Benih Sama, Hasil Berbeda? Ini Penyebabnya dalam Budidaya Melon
Dalam budidaya melon, banyak petani heran mengapa hasil panen berbeda meski menggunakan benih yang sama. Menurut Pak Joko jawabannya terletak pada dua faktor utama: perlakuan petani dan kondisi lingkungan.
- Pertama, dari sisi petani. Cara pemberian pupuk dan pestisida sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan melon. Menurut Pak Joko, apabila menggunakan pestisida yang berlebihan justru bisa berdampak negatif. Bukan hanya menyebabkan daun terbakar, tapi juga membuat tunas kriting dan pertumbuhan tanaman terhambat. Inilah yang menyebabkan pak joko lebih memilih menggunakan pestisida dalam dosis rendah namun intervalnya rapat dibanding menggunakan pestisida dengan dosis tinggi tapi jarak aplikasinya panjang.
- Kedua, faktor lingkungan turut menentukan hasil. Perbedaan ketinggian lokasi, suhu harian, kelembapan udara, hingga jenis tanah dapat memengaruhi hasil. Melon yang ditanam di daerah lebih tinggi dengan suhu sejuk mungkin menunjukkan pertumbuhan berbeda dibanding di dataran rendah walaupun varietasnya sama. Jadi, meskipun benihnya identik, hasil panen bisa sangat bervariasi tergantung bagaimana cara petani merawatnya dan kondisi alam tempat tanaman tumbuh. Pemahaman terhadap dua faktor ini penting agar petani bisa mengoptimalkan potensi tanaman melon mereka.
Selain beberapa poin di atas, dalam hal budidaya melon Pak Joko selalu menekankan pentingnya mengendalikan nafsu dalam merawat tanaman. Baginya, kunci keberhasilan bukan pada seberapa banyak pupuk atau pestisida yang diberikan, tetapi pada ketepatan perlakuan dan kesabaran dalam proses. Ia percaya bahwa yang penting tanaman bisa tumbuh sehat dan tetap panen, meski hasilnya tidak selalu sempurna. “Masalah hasil itu di luar kendali kita,” ujar Pak Joko. Prinsip ini menjadi pengingat bahwa dalam bertani, manusia hanya bisa berikhtiar sebaik mungkin, sementara hasil akhir tetap bergantung pada banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Demikian artikel ini di buat, selamat mencoba dan jangan lupa saksinkan penjelasan lengkapnya di video ini.